Mohon tunggu...
M Rizal Lubis
M Rizal Lubis Mohon Tunggu... Konsultan - Sosial Media Sehat, Kita Bahagia

Praktisi Sosial Media

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menyoroti Lucunya Para Haters Edy Rahmayadi, Gubernur yang Semakin Dicintai Warganya

30 Januari 2020   14:28 Diperbarui: 30 Januari 2020   14:28 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
humas.sumutprov.go.id

Jagad sosial media kini memiliki "bahan nyinyiran" baru setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Sama halnya dengan yang dialami Anies saat ini, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi pun kini mulai diincar para haters yang berasal dari beberapa netizen dan buzzer yang kebanyakan berasal dari luar Sumatera Utara, terutama daerah pulau Jawa bahkan Kalimantan. Gak perlu lah kami sebut siapa, tau sama tau ajalah kita, kalau kita pinjam istilahnya anak Medan.

Gubernur Edy Rahmayadi kerap menunjukkan citra pemimpin yang apa adanya, dekat dengan rakyatnya, sayang kepada anak-anak, religius dan plural, serta tegas. Semua itu dibangun tanpa dibuat-buat, mengalir dengan sendirinya. Tanpa buzzer, tanpa skenario! Jadi wajar, dalam setiap kunjungannya, warga selalu menyambutnya antusias, dan itu terlihat jelas di setiap dokumentasi yang dibagikan Edy Rahmayadi di akun media sosial pribadinya.

Nah, dimulai dari sinilah masalahnya. Sosoknya yang merakyat, religius, inklusif dan tegas inilah yang seakan menjadi ancaman bagi para hatersnya yang mungkin merasa terusik dengan kepopuleran Edy Rahmayadi saat ini. Bisa kita lihat sendiri, di setiap postingan akun sosial media pribadinya, Edy Rahmayadi kerap menerima pujian dan dukungan dari warga Sumatera Utara di kolom komentar, akun asli lho gaes bukan robot atau buzzer! Namun bagi beberapa hatersnya ini gak boleh dibiarkan!

Sayangnya, para hatersnya ini lupa bahwa masyarakat saat ini sudah cerdas. Sudah sangat paham dengan permainan pembusukan karakter "ala buzzer" seperti ini. Bisa dilihat, beberapa komen haters di setiap postingan, pasti dilakukan oleh akun-akun palsu, atau minimal akun-akun para barisan sakit hati atau yang jagoannya kini mungkin kalah pamor sama Edy Rahmayadi. Tapi sayang, upaya mereka untuk melakukan pembusukan karakter Gubsu selalu gagal.

Beberapa seperti aksi perekaman diam-diam salah satu ormas di Sumut yang kemudian diviralkan, eh ternyata berujung video permintaan maaf. Lalu, video Gubsu ketika menyapa para tetangganya yang berdurasi 3 detik, terus-terusan digoreng sampai gosong pun, gak membuahkan hasil apa-apa, malah popularitas Gubsu semakin meningkat hingga jadi sorotan nasional, makasih yaa wei atas usahanya! Atau ulah salah satu media online yang berusaha memviralkan postingan typo Gubsu di Twitter yang akhirnya juga gak viral, kesian ya.

Lalu apa hasilnya yang kita lihat saat ini? Gubernur Sumatera Utara semakin dicintai rakyatnya, terutama oleh warga Sumatera Utara. Kemanapun Gubsu beraktivitas, warga selalu menunggunya dengan antusias. Jurus Gubsu sederhana, cukup jadilah apa adanya, lakukan tugas sebagaimana mestinya seorang abdi rakyat, melayani masyarakat tanpa pandang suku dan agama, sayangi anak-anak dan keluarga, dan yang terutama selalulah dekat dengan Tuhan, Allah SWT, sejatinya Yang Maha Berkuasa dan Maha Pelindung. Jadi jangan heran jika Gubsu dikenal sangat religius, mengamalkan puasa senin kamis, sholat berjamaah di masjid dan lain sebagainya. Itu memang kepribadian beliau yang sebenarnya, bahkan sebelum beliau menjadi Gubernur.

Pada intinya, penulis hanya mengingatkan kepada para pembenci beliau, tak perlu repot-repot melakukan upaya pembusukan karakter dengan mencari celah kesalahan karena baik buruknya Edy Rahmayadi saat ini bukan tergantung upaya pembusukan yang kalian lakukan, tapi tergantung pada diri beliau sendiri. Semakin kalian memviralkan dengan berbagai fitnah dan kebohongan, justru popularitas beliau semakin berkibar, jadi sia-sia lho yang kelen buat, malah justru menguntungkan bagi beliau. Makanya, Edy Rahmayadi malah enggan menanggapi nyinyiran yang selalu dialamatkan kepadanya, karena memang gak penting juga.

Dan yang terpenting, kepemimpinan yang dicintai bukan tergantung pada berapa banyak orang yang kalian jatuhkan, tapi tergantung pada semakin banyak orang yang kalian rangkul demi membangun bangsa dan negara ini. Jadi bertobatlah kelen para haters!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun