Mohon tunggu...
Rizal Zuhdy
Rizal Zuhdy Mohon Tunggu... Dokter - Simple medical doctor

Seorang dokter umum yang gemar berbagi informasi dan pengetahuan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dasar Terapi dan Pengobatan Serta Komplikasi pada Penyakit Hipertensi atau Darah Tinggi

12 Oktober 2018   11:38 Diperbarui: 31 Maret 2020   09:12 2749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada dasarnya pengobatan untuk hipertensi atau darah tinggi terbagi menjadi dua jenis pengobatan yaitu terapi non-farmakologis dan terapi farmakologis. terapi ini bertujuan untuk mengontrol tekanan darah dan untuk mencegah timbulnya komplikasi dari Hipertensi itu sendiri.

Terapi nonfarmakologis adalah terapi yang tidak menggunakan obat-obatan anti hipertensi melainkan dengan memodifikasi gaya hidup lebih sehat. sebaliknya, terapi farmakologis adalah terapi yang didasari dengna penggunaan obat anti hipertensi dari berbagi golongan.

PENGOBATAN

A. Pengobatan Non farmakologis/ modifikasi gaya hidup

Menurunkan berat badan berlebihan atau kegemukan, pembatasan asupan garam kurang atau sama dengan 100 meq/L/hari (24g natrium atau 6g natrium klorida), meningkatkan konsumsi buah dan sayur, menurunkan konsumsi alcohol tidak lebih dari 2 kali minum/hari, meningkatkan aktivitas fisik paling tidak berjalan 30 menit/hari selama 5 hari/minggu serta menghentikan merokok, akan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular.

B. Pengobatan Farmakologi

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis antara lain:

  1. Diuretik, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant),
  2. Beta Blocker (BB),
  3. Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB),
  4. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI),
  5. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT receptor antagonist/blocker (ARB), dan
  6. Direct renin inhibitor (DRI).

Masing-masing obat antihipertensi mempunyai efekivitas dan keamanan dalam pengobatan hipertensi. Untuk pemilihan obat antihipertensi dipengerahui beberapa faktor yaitu:

  • Faktor sosio ekonomi,
  • Profil faktor resiko lardiovaskular,
  • Ada tidaknya kerusakan organ target,
  • Ada tidaknya penyakit penyerta,
  • Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi,
  • Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain, dan
  • Bukti ilmiah kemapuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam menurunkan resiko kardiovaskuker.

C. Pengobatan Pada Kondisi Khusus

Dari beberapa penelitian yang ada, pemberian obat anti hipertensi yang bersifat spesifik, akan memberikan keuntungan pada kondisi tertentu. Karenanya JNC mengrekomendasikan 7 pengobatan awal disesuaikan dengan kelompok indikasi memaksa (Compelling indication) dan keadaan khusus lainnya (special situation).

Dibeberapa penelitan yang ada menujukan bahwa hambatan yang ada pada SRAA dengan ACEI, ARB atau DRI memberikan perbaikan secara klinis pada penderita DM, payah jantung kongestif, storek, penyakit ginjal kronis dan albuminuria. Sedang pemberian BB memperbaiki harapan hidup penderita dengan payah jantung sistolik dan kecederungan terjadi infrak miokard.

1. Diabetes Mellitus dan Hipertensi

> Sebelumnya, untuk mengetahui lebih lanjut dengan penyakit diabetes, silahkan baca pada tautan ini: Diabetes Mellitus

Pemberian obat antihipertensi yang menghabat aktifitas SRAA, seperti ACEI, ARB, dan DRI yang akan memeberikan keuntungan berupa progresifitas penyakit diabetes dan kejadian kardiovaskuler sebagai pilihan pertama pada orang DM. Diajurkan mengkombinasi dua atau tiga macam obat antihipertensi untuk mencapai tekanan 130/80 mmHg sesuai rekomendasi.

2. Gagal jantung kongestif

Penyakit jantung hipertensi, yang ditandai dengan kegagalan pada LV filling dan peningkatankekakuan dinding vertikel. Target tekanan darah yang dicapai adalah <140/90 mmHg. pemberian ACEI dan BB akan memperbaiki tekanan darah dan prognosis penderita dengan penurunan fungsi vertikel kiri yang asimtomatik.

3. Penyakit jantung koroner

Target tekanan darah yang harus dicapai <140/90 mmHg.pilihan pertama pada penderita hipertensi dengan angina yang stabil adalah BB.pada penderita dengan sindroma coroner akut atau post infrak miokard,segera harus diberikan ACEI, BB dan antagonis aldosterone. Rekomendasi tambahan adalah pengobatan dislipidemia (target LDL<100 mg/dl) dan antiplatelet,dengan aspirin atau dipiridamol.

4. Hipertofi vertikel kiri

Rekomendasi untuk keadaan ini adalah pemberian ARB disertai dengan intervensi lainnya seperti penurunan berat badan,olahraga dan pembatasan asupan garam. Target tekanan darah <140/90 mmHg, diharapkan dapat meregresi hipertrofi vertikel kiri.

5. Stroke

> Sebelumnya, bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakit strok ini silahkan baca tautan ini: Stroke

Diharapkan tekanan darah 160/100 mmHg.pada keadaan stabil pemberian ACEI dan diuretic golongan thiazide dapat dipergunakan untuk mencapai target tekanan darah <140/90 mmHg,untuk mengindari terjadinya stroke kembali

6. Penyakit ginjal kronis (PGK)

pemberian obat antihipertensi pada PGK untuk mencegah progresifitas penurunan fungsi ginjal dan kejadian kardiovaskular. Target tekanan darah yang optimal adalah <130/80. Obat hipertensi yang direkomendasikan adalah ARB dan ACEI sebagai pilihan awal.kadar serum kreatinin yang meningkat 35% dari baseline, tidak serta merta menghentikan pengobatan, oleh karna itu efek jangka panjang memberikan hasil yang menguntukan bila kreatini yang meningkat melebihi 35%, perlu dilihat apa kah ada obat tambahan (seperti: NSAID) yang diberikan berasaam dengan obat antihipertensi tsb atau keadaan seperti hipertensi renovaskular dan status volume tubuh yang berkurang.

7. Albuminuria/ proteinuria

dari pendoma yang ada dan hasil dari berbagai penelitian untuk penderita hipertensi disertai albumuria direkomendasikan obat antihiperetensi yang berkerja menghambat aktifitas SRAA, seperti ACEI, ARB, DRI kombinasi kedua jenis obat yang berkerja pada SRAA tersebut dapat menerunkan albuminuria30-35%. Golongsn CCB non dihidropiridin seperti verapamil dan diltiazem juga dapat menurunkan proteinuria pada penderita penyakit ginjal dengan proteinuria, dan akan memberikan nilai lebih bila dikombinasikan dengan ACEI.

KOMPLIKASI

Berbagai kerusakan organ target tersebut antara lain:

  • Pada jantung: hipertrofi vertikel kiri,agina atau infrak miokard, dan gagal jantung kongestif,
  • Penyakit ginjal kronis dan penyakit ginjal tahap akhir,
  • Retinopati,
  • Pada otak; stroke atau transient ischemic attack (TIA), dan/ atau
  • Penyakit arteri perifer.

Simak info kesehatan lainnya di blog https://drzuhdy.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun