"Gurat Asmaraloka"
Jelma ruh dalam bayangan itu kembali di antara sayup redup senja.
Kembali menyingkap masa, meretas arah membawaku ke lebam ingatan yang berangsur sembuh.
Pedar pandangku pada engkau yang merengkuh.
Aku diam
Engkau bisu
Saling pandang penuh tanya
Menerka kabar, dengan nyala mata nanar
Namun hanya sepintas, tanpa genggaman hanya bias - bias dalam untaian tak jelas
Pun sebagaimana ku ingat saat kita saling berebut menjadi gelap meninggalkan ruang- ruang cahaya, menuju temaram
Hatiku membuncah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!