Mohon tunggu...
Muh Rizal Chesta Adabi
Muh Rizal Chesta Adabi Mohon Tunggu... 24107030068

Berbagi pemikiran, kisah, dan mengeksplor berbagai fenomena disekitar kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memilih Hewan Kurban Menjelang Idul Adha, Antara Harga dan Ibadah

24 Mei 2025   19:13 Diperbarui: 24 Mei 2025   19:13 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Hewan Kurban (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Muslim di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ibadah ini tidak hanya memiliki nilai keagamaan yang tinggi, tetapi juga menjadi momen berbagi dengan sesama. Namun, dalam memilih hewan kurban, masyarakat sering kali dihadapkan pada dilema antara harga dan kesempurnaan ibadah. Fenomena ini semakin terasa di tengah fluktuasi harga hewan kurban yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi, pasokan ternak, dan permintaan pasar.

Kriteria Hewan Kurban yang Sesuai Syariat

Sebelum membahas harga, penting untuk memahami kriteria hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam. Hewan yang boleh dikurbankan adalah sapi, kambing, domba, dan unta. Selain itu, hewan tersebut harus memenuhi beberapa syarat, seperti sehat, tidak cacat, dan telah mencapai usia minimal yang ditentukan. Misalnya, sapi harus berusia minimal dua tahun, sementara kambing dan domba minimal satu tahun.

Selain usia, kesehatan hewan menjadi faktor utama dalam menentukan kelayakan kurban. Hewan yang mengalami cacat fisik seperti buta, pincang, atau terlalu kurus tidak sah untuk dikurbankan. Hewan juga harus bebas dari penyakit menular yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau antraks. Oleh karena itu, pembeli disarankan untuk memeriksa kondisi fisik hewan secara langsung atau meminta sertifikat kesehatan dari peternak.

Selain itu, kepemilikan hewan juga harus jelas. Hewan kurban harus berasal dari kepemilikan yang sah, bukan hasil curian atau masih dalam status gadai. Memilih hewan yang berasal dari peternak terpercaya atau lembaga yang memiliki kredibilitas tinggi dapat membantu memastikan bahwa ibadah kurban dilakukan dengan benar dan sesuai dengan syariat Islam.

Fenomena Kenaikan Harga Hewan Kurban

Setiap tahun, menjelang Idul Adha, harga hewan kurban cenderung mengalami kenaikan. Tahun 2025 tidak terkecuali, dengan harga sapi dan kambing yang meningkat akibat berbagai faktor, termasuk wabah PMK yang membatasi pasokan dari luar daerah. Di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, harga kambing mengalami fluktuasi signifikan, dengan harga per kilogram sempat menyentuh Rp110.000 pada awal Mei, sebelum turun drastis ke Rp82.500 selama beberapa hari. Sementara itu, harga sapi juga mengalami penurunan di awal bulan sebelum kembali naik menjelang Idul Adha.

Fenomena ini terjadi karena meningkatnya permintaan menjelang hari raya, yang menyebabkan pedagang menaikkan harga untuk memaksimalkan keuntungan. Selain itu, biaya transportasi dan pakan ternak yang semakin mahal turut berkontribusi terhadap lonjakan harga. Banyak konsumen kini beralih membeli langsung dari peternak lokal untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau dan memastikan kesehatan hewan kurban. Tren ini juga didukung oleh pemerintah daerah yang meningkatkan pengawasan terhadap penjualan hewan kurban untuk memastikan kualitas dan kesehatan hewan yang dijual.

Tren Kurban Online

Seiring dengan perkembangan teknologi, tren kurban online semakin populer. Masyarakat kini dapat membeli hewan kurban melalui platform digital, yang menawarkan kemudahan dalam pemilihan, pembayaran, hingga distribusi daging kurban. Layanan ini sangat diminati oleh masyarakat urban dengan mobilitas tinggi, karena mereka tidak perlu repot mencari hewan kurban secara langsung di pasar atau peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun