Mohon tunggu...
Rizal Falih
Rizal Falih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ingin belajar membaca dan menulis\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Liburan Akhir Tahun di Snowbay, Kawah Ratu dan Ciater

1 Januari 2013   00:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen liburan akhir tahun memang selalu menarik untuk ditunggu, karena aktifitas dan kesibukan kerja membuat kita jarang berkumpul dan berlibur bersama keluarga jika  di hari-hari biasa. Pada tahun ini liburan natal dan tahun baru berdekatan harinya dengan libur kerja, sehingga waktu untuk bersama keluarga terasa lebih lama.

Berbagai tempat rekreasi menjadi tujuan yang dicari guna melepaskan penat dengan rutinitas. Snowbay saya anggap menjadi tempat yang pas untuk mengawali liburan bersama keluarga. Wahana yang berada di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ini memang membuat saya tak bosan-bosan mengunjunginya. Promo buy one get one free yang berakhir sampai akhir tahun ini, sangat  membantu saya yang membawa rombongan dalam jumlah besar.

13570013671507456684
13570013671507456684
Anak-anak bisa bermain air sepuasnya dalam kolam spa, air mancur, kolam ombak atau aneka kolam air lainya yang memang diperuntukkan untuk usia mereka. Sementara saya bisa mencoba adrenalin dengan berseluncur dalam tabung raksasa dan merasakan sensasi dijatuhkan dari ketinggian. Suasana hari libur terasa sekali di wahana ini, pengunjung membludak membuat saya dan keluarga kesulitan untuk sekedar mencari tempat untuk meletakan barang-barang bawaan, seluruh pondokan penuh, bahkan hampir semua tempat di area snowbay juga terisi penuh oleh pengunjung. Jika ingin mengetahui tentang wahana yang ada di snowbay bisa dilihat disini.

Bandung kota kembang menjadi tujuan liburan  selanjutnya. Sebenarnya  sudah diprediksi ramainya kota ini di hari libur, tetapi karena ini menjadi pilihan keluarga akhirnya saya ikut saja. Beruntung sepanjang perjalanan menuju kota Bandung, jalan yang dilewati relatif lancar, yang  dikhawatirkan adalah macet. Tiga jam saya rasa adalah waktu yang normal untuk mencapai Bandung, Cibaduyut menjadi tujuan pertama, sudah barang tentu berbelanja barang murah dengan kualitas yang lumayan menjadi pilihan.

Puas berbelanja aneka pakaian, tas, sepatu kulit khas Cibaduyut perjalanan pun dilanjutkan, Kawah Ratu dan tempat pemadian air panas Ciater di daerah Lembang menjadi tujuan selanjutnya. Namun perjuangan menuju ke sana tidaklah mudah, berawal dari kesalahan penunjuk jalan, ketika keluar dari pintu tol pasteure kami harus berputar-putar terlebih dahulu sebelum akhirnya mendapat petunjuk arah yang benar melalui jalan setiabudi menuju Lembang.

Macet parah adalah kendala selanjutnya, jalan yang sempit dan menanjak, tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang seakan tumpah ruah di jalan tersebut. Benar-benar membutuhkan kesabaran ekstra karena kendaraan yang saya bawa harus merayap, diantara tanjakan dan tikungan tajam.

Sampai di Lembang arus kemacetan sedikit terurai, tetapi konsentrasi tetap harus terjaga mengingat kondisi jalan di daerah pegunungan. Lelah dan letih yang melanda  pun terobati ketika saya mulai mendekati daerah kawah  ratu atau gunung tangkuban perahu. Hamparan Hutan Pinus di sepanjang sisi jalan yang saya lalui, membuat tenggorokan ini serasa mendapat ribuan klorofil segar, pemandangan yang sulit didapatkan di tempat lain.

1357001447275834110
1357001447275834110

Semakin takjub dengan kebesaran yang Maha Kuasa sang Pencipta Alam ketika saya sampai di puncak Tangkuban Perahu atau lebih dikenal dengan sebutan Kawah Ratu dengan sejuta pesonanya. Hawa dingin yang terasa tak membuat kami surut untuk menikmati keindahan tempat ini. Tiket masuk tergolong cukup murah, hanya di patok sebesar tiga belas ribu rupiah per orang dan tambahan sepuluh ribu untuk satu kendaraan.

Ditemani mas Wahyu petugas keamanan sekaligus merangkap sebagai pemandu wisata, kami mendapatkan penjelasan yang cukup memadai mengenai sejarah juga dongeng asal usul terjadinya tempat ini. Menurut cerita dongeng, Gunung Tangkuban Perahu terjadi karena Sangkuriang marah dan menendang perahu yang ia buat sebagai syarat agar dapat menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibunya sendiri. Entah benar atau tidak itulah cerita yang selama ini kita dengar. Banyak spot yang menarik untuk mengambil gambar karena itu berphoto  guna mengabadikan momen ketika berada ditempat ini pun tidak terlewatkan.

1357001672885179504
1357001672885179504
Waktu sudah semakin sore namun masih banyak pengunjung baik itu wisatawan lokal maupun asing yang enggan beranjak menikmati keindahan kawah ratu, para pedagang pun tak henti menawarkan syal, jaket penghangat dan topi pengusir dingin juga pernak pernik cinderamata. Sampai akhirnya petugas menghimbau para pengunjung untuk segera meninggalkan kawah ratu, karena objek wisata ini ditutup pada pukul lima sore, so jika anda ingin mencoba berwisata di daerah ini harus berangkat pagi agar bisa lebih lama menikmati keindahan kawah dan alam di puncak gunung tangkuban perahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun