Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial Merusak Citra Hijabers

5 Juli 2020   03:52 Diperbarui: 5 Juli 2020   04:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Pixabay: bayangan-hitam-matahari-terbit

Dan ceramah ulama-ulama yang viral, hampir selalu viral dibagian yang dianggap melecehkan agama lain, atau dianggap norak, atau dianggap bertentangan dengan kemanusiaan. Semua yang buruk-buruk.

Apakah ada muslim yang buruk, tentu saja ada!! Kami ini manusia. Tentu ada yang baik dan ada yang buruk. Tapi demikian pula dari golongan lain yang bukan muslim. Ada yang bejat, jahat, menjijikkan dan memalukan. 

Saya berani taruhan banyak juga wanita non hijabers atau non muslim yang mencuri. Tapi di Indonesia, setidaknya. Mereka tidak akan terlalu viral.

Seperti yang saya alami, saat saya memprotes suara musik islami dan mengaji yang mendadak keras saat saya datang, tidak ada reaksi, tidak viral. Tapi saat saya melakukan protes yang sama kepada lagu natal yang juga dikeraskan. Tidak saja viral, bahkan masa depan saya mau mereka hancurkan lewat artikel-artikel itu.

Berbeda dengan protes azan di Riau, dimana banyak yang membela pelaku protes meski gagal dan secara umum membuat citra muslim terlihat jauh lebih buruk lagi. Tidak ada satu pun yang membela saya, kecuali satu orang itu yang postingnya saya temukan secara tidak sengaja.

Bahkan di Kompasiana, saat saya menulis dengan memuji suku dan agama tertentu, langsung mendadak yang membaca sampai ribuan. Sementara saat saya mengeluhkan sesuatu tentang mereka, yang membaca tidak lebih dari beberapa klik. Itulah sebabnya saya meninggalkan Kompasiana.

Saya tidak heran kalau hal yang sama terjadi lagi pada artikel ini, bagi saya itu malah akan membuktikan point saya.

Saya awalnya merasa cukup menyampaikan uneg-uneg saya dengan beberapa posting di media sosial. Tapi ada kejadian yang membuat saya memutuskan untuk membuat artikel ini.

Beberapa minggu yang lalu, saya baru bergabung dengan Tiktok, karena tertarik ingin mencoba efeknya yang lucu-lucu untuk diposting di instagram saya.

Seperti biasa, dengan hal-hal yang baru, saya akan jadi sangat terobsesi. Siang malam saya melihat postingan Tiktok, terus menerus. Tertawa, menangis. Saya bangun jam 3 pagi sekalian sahur untuk membayar puasa, sudah main tiktok, sampai waktu bekerja dan belajar. Setelah itu sampai malam hari lanjut main Tiktok.

Tiada hari tanpa Tiktok. Sampai saya menemukan sebuah pola yang aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun