Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Sosial Merusak Citra Hijabers

5 Juli 2020   03:52 Diperbarui: 5 Juli 2020   04:48 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Pixabay: bayangan-hitam-matahari-terbit

Saat ini, kebencian secukupnya tetap aman untuk kita. Tapi bagaimana dengan anak cucu kita? Apakah kita akan mewariskan bom waktu ini pada mereka? Atau kita akan mengambil alih kendali? Karena lewat media sosial, mereka bisa memerintahkan untuk menghancurkan siapa yang mereka kehendaki, memuja siapa yang mereka kehendaki, dan orang-orang yang berakal sehat akan digilas habis.

Saya juga ingin mengingatkan pada pengusaha Indonesia, yang darahnya masih ada merah putih, bahwa cara polarisasi sudah tidak berlaku lagi. KALIAN akan disingkirkan pelan-pelan, karena bukan kalian lagi yang akan memegang kendali. Meski untuk sementara mungkin kalian masih mendapat bagian keuntungan.

Kalian pun akan tersingkir, karena persepsi orang Indonesia yang dikendalikan media sosial akan berubah pandangan terhadap pengusaha asing. Yang tersisa hanya pengusaha-pengusaha boneka. Dan rakyat menjadi manusa jajahan berperut kenyang tapi hidup dengan rasa curiga dan benci. Siap untuk saling bunuh dengan sedikit pemicu.

Apa yang bisa kita lakukan? Terus terang saya juga tidak tahu. Saya mengakui saya tidak terlalu cerdas untuk memberikan solusi. Tapi setidaknya, menyadari bahwa, harus keluar dari hasutan media sosial adalah langkah pertama.

Untuk sesama hijabers, berhentilah saling menyerang. Kita itu seperti cermin, menyerang satu sama dengan menyerang diri sendiri. Tidak hina untuk saling mendukung, karena itu berarti mendukung diri sendiri.

Sadari bahwa akun-akun populer bahkan dengan orang sungguhan, yang kelihatan seperti orang biasa yang saling menyerang, bisa jadi merupakan bagian dari adegan drama yang sama. Sehingga kalau terlalu sering muslim melakukan kebodohan, bisa jadi itu settingan. Yang diserang pun settingan. Yang bisa jadi lebih baik dari settingan Artis Montok di acara Infotainment.

Menerima bahwa kita semua manusia biasa yang ada kebaikan dan keburukan. Menggunakan media sosial untuk lebih solid bersatu, saling belajar mengenai kebaikan satu sama lain, meningkatkan kreativitas, mempromosikan berbagai produk dan ide MILIK KITA SENDIRI. Keluar dari penjajahan yang sedang kita alami ini. Mengingatkan mereka yang bersalah secukupnya, tanpa harus menghancurkan sampai menimbulkan dendam sebagaimana Cancel Culture yang luar biasa bodoh ini.

Bersikap waspada pada hujatan yang berlebih-lebihan, mulai dari kejadian pemicu. Bertanyalah, benarkah yang melakukan itu muslim? Apakah alasan dia masuk akal? Jangan ujug-ujug menuduh intoleran lalu mencaci maki menghujat.

Saya lebih menyukai kesadaran dari rakyat sendiri, dan bukannya pembatasan dari pemerintah, karena pemaksaan mungkin menimbulkan kepatuhan, tapi akan ada rasa dendam yang membuat orang tidak bahagia.

Jika kita bisa mengendalikan media sosial, tanpa perlu meminta pemerintah melakukan pembatasan terlalu ketat, melainkan murni kesadaran kita sendiri. Bisa jadi kita akan bisa menyusul ketertinggalan kita dari Tiongkok dan Korea.

Kita bisa menjadi bangsa yang tidak saja sukses tapi juga berbahagia. Menjadi masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun