Tidak semua kisah friendzone ini berakhir sedamai si remaja tadi. Banyak juga yang berakhir tragis. Seperti ada yang sampai mencaci maki pujaan hatinya yang dianggap memberi harapan, menyebarkan kejelekannya kepada semua orang, membocorkan rahasianya, menyumpahinya tujuh turunan dan sebagainya.
Banyak orang jika dicurhati mengenai orang yang terjebak friendzone akan berpura-pura bersimpati sambil mentertawakan dalam hati.
Makanya jangan jadi pengecut dong! Kalau memang suka ya bilang laaa!
Atau solider ikut memaki-maki mantan pujaan hatinya
Dasar cowok/cewek tukang PHP! Pemberi harapan palsu! (sekalipun berkali-kali orang yang dituduh sudah mengatakan: tidak membuka lowongan)
Selain alasan solider, kadang yang ikut-ikutan memaki ini juga adalah mereka yang pernah (merasa) jadi korban PHP juga. Alias pernah terjebak dalam friendzone. Kemungkinan besar oleh orang yang sama.
Lalu kenapa orang bisa terjebak dalam friendzone?
Pertama-tama adalah karena berada dalam friendzone itu nyaman. Selalu bisa berdekatan atau ngobrol dengan pujaan hati, saling curhat, merasakan hati berdebar-debar senang. Meskipun tidak bisa melakukan hal lebih jauh dari itu secara fisik, tapi secara emosional rasanya sangat mendebarkan sekali.
Lalu karena tidak mau kehilangan perasaan menyenangkan ini akhirnya menerima saja sebagai teman dan tidak menyatakan perasaan yang sebenarnya. Karena begitu menyatakan terus terang perasaannya, ada 50% kemungkinan dia ditolak, yang berarti tidak saja pertemanan akan berakhir, tapi juga akan diblokir dari kehidupan sang pujaan hati.
Tetapi penyebab terbesar dari friendzone adalah, karena memang di dalam kepalanya tidak bisa menerima kenyataan, bahwa sebetulnya si pujaan hati hanya menganggap dia tidak lebih dari seorang teman. Semua gerak-gerik si pujaan hati seolah memberi harapan, setiap kali tersenyum, setiap ngajakin main bareng, setiap mengajak berdiskusi, semua hal sebetulnya yang juga dilakukan terhadap teman biasa.
Ada juga sih orang-orang yang memang memanfaatkan friendzone ini untuk kepentingan pribadinya. Seperti menjadikan wanita atau pria yang "bersahabat" dengannya sebagai asisten pribadinya, mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, mengantar dia ke mana-mana bahkan memberikan dia uang. Lalu hati rasanya berbunga-bunga saat dipuji, padahal setelah itu dia kembali kepada pasangannya.
Hormon cinta, Oxytocin, memang hormon yang sangat kuat dan bisa membuat otak mogok bekerja.