Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Kota Hantu" di Tiongkok, Bagaimana Kabarnya?

8 Juli 2019   14:31 Diperbarui: 12 Juli 2019   02:30 8516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greg Baker/AFP/Getty Images             

Memberikan Subsidi
Tiongkok adalah negara yang cukup ketat dengan aturan pembelian rumah. Untuk rumah pertama minimal DP-nya adalah 30% dan untuk rumah kedua 60%. Sehingga butuh uang yang sangat besar untuk bisa membeli rumah.

Subsidi akan sangat menolong KALAU dari awal harga rumahnya memang terjangkau sesuai kantong. Tapi jika terlalu mahal, subsidi sekalipun tidak dapat banyak menolong.

Menurunkan Harga Sewa Rumah
Yang penting orang datang untuk memenuhi lingkungan dulu, meski tidak akan mampu membeli. Dengan demikian perumahan terlihat seolah penuh. Investor senang, orang-orang pun berdatangan untuk membeli.

Ini adalah solusi sementara, karena bagaimanapun pada akhirnya biaya investasi yang luar biasa besar harus kembali melalui pembelian unit hunian atau harga sewa yang tinggi.

Menciptakan Lingkungan Masyarakat Baru
Tidak hanya bangunan fisik, mereka juga membentuk tim-tim yang seolah menjadi 'panitia' penyambutan. Mereka adalah berperan sebagai 'manager' lingkungan tapi hidup sebagai penghuni juga. Mengadakan berbagai aktivitas yang biasanya ada di lingkungan yang sudah jadi.

Misalnya ada acara olahraga bersama, festival, bahkan sekedar kumpul-kumpul. Sehingga pendatang baru menjadi betah dan tidak ragu mengundang penghuni baru ke dalam kota tersebut.

Cara ini hanya berhasil jika sudah cukup banyak penduduk yang tinggal di kota itu. Jika tidak, maka akan sia-sia saja. Mau menyambut siapa kalau tidak ada yang datang?

Menghancurkan Tempat Tinggal dan Bisnis Lama
Dengan berbagai alasan mereka yang masih tinggal di daerah lama kemudian digusur, untuk lalu dipindah ke kota-kota ini.

Tapi bahkan pemerintah otoriter komunis Tiongkok pun tidak bisa sepenuhnya memaksa orang untuk pindah, bisa-bisa terjadi pemberontakan. Ini terutama untuk suku-suku minoritas dan jauh dari Beijing. Mereka punya hak khusus yang berbeda dengan rakyat biasa.

Apalagi jika kebutuhan calon penghuni tidak nyambung dengan desain kotanya. Misalnya orang di Gurun Gobi pun belum tentu mau pindah ke kota mewah karena mereka lebih suka tinggal di alam liar yang terbuka.

Demikian juga industri akan perlahan-lahan dihancurkan, sehingga orang akan kehilangan pekerjaan dan terpaksa bekerja di industri disekitar kota baru. Tentu ini cara yang salah, dan orang bisa saja membangun bisnis baru di tempat yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun