Saat saya berusia sekitar satu tahun, orang tua saya memboyong saya dan adik perempuan saya yang masih bayi ke Hamburg, Jerman, saat mereka melanjutkan sekolah. Di saat itu, orang tua saya menggunakan bahasa Indonesia di rumah, sedangkan lingkungan saya, seperti pre-school, tentu semua berbahasa Jerman.
Berdasarkan cerita kerabat saya yang lebih tua, sekembalinya keluarga saya ke Indonesia, di saat saya berusia 3-4 tahun, saya sangat lancar berbahasa Jerman. Akan tetapi hanya butuh waktu beberapa bulan saja saya sudah melupakan semua bahasa Jerman. Dan sekarang saya mendengar orang Jerman berbicara seperti mendengar orang kumur-kumur. hehehe..
Jadi dibutuhkan paparan yang konstan sampai mencapai umur sekitar selesai SD, barulah bahasa bisa cukup bertahan. Itupun jika tidak digunakan sama sekali, penguasaan bahasa tetap akan mengalami kemunduran.
Jadi, apakah kita harus melatih bayi kita dalam dua bahasa agar bisa bersaing di dunia global? Dunia di mana bahasa Inggris menjadi sangat penting dalam karir dan hubungan sosial? Bagaimana dengan mereka yang berasal dari keluarga dengan satu bahasa saja?
Jawabnya : terserah orang tuanya. Yang jelas, jika bahasa Inggrisnya tidak terpakai, akhirnya akan luntur juga.
Saya sendiri sejak kecil hanya berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan keluarga saya dan tidak terpapar dalam bahasa Inggris. Paparan dalam bahasa Inggris baru saya dapatkan kemudian melalui Sekolah, TV, internet, musik dan sebagainya.Â
Saya sendiri tidak merasa sangat berbakat, tapi dengan paparan cukup, meskipun saya baru mendapatkannya di usia remaja, ternyata bahasa Inggris saya lancar-lancar saja.