Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Bayi Bilingual dan Manfaatnya untuk Masa Depan

18 Juni 2019   08:05 Diperbarui: 21 Juni 2019   00:00 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu dan anak. (pixabay)

2. Coordinate bilingual

Kebanyakan kita yang lancar berbahasa Inggris adalah coordinate bilingual, di mana kita mempelajari bahasa Inggris secara khusus di sekolah lalu menggunakannya sehari-hari di tempat kerja sedangkan dirumah kita tetap menggunakan bahasa Indonesia.

Ini juga berlaku pada mereka yang di rumah dibesarkan menggunakan bahasa daerah, jawa atau sunda, sedangkan di luar rumah mereka menggunakan bahasa Indonesia. Mereka bisa lancar menggunakannya, bahkan tanpa aksen, tetapi melalui konsep pemahaman yang berbeda. Ini karena konteks penggunaan bahasa yang berbeda. Saat melihat meja, tergantung pada sikon, mereka akan berpikir : 'Meja' atau 'Table'. Tapi tidak dalam waktu yang bersamaan.

3. Sub Coordinate bilingual

Jika kita harus menerjemahkan dahulu bahasa asing kedalam bahasa Indonesia di dalam kepala kita sebelum bisa memahami maksud dari pembicaranya, maka kita masih merupakan Sub Coordinate bilingual. 

Tipe ini kebanyakan yang baru belajar bahasa Asing, dan mereka yang menguasai bahasa asing tapi jarang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua konsep bahasa asing dipahami melalui sudut pandang bahasa Ibu mereka. Jadi saat melihat meja, di manapun mereka berada, mereka hanya berpikir dalam bahasa Indonesia saja: 'Meja'. Tapi mereka hafal bahwa 'Meja' artinya 'Table'

Untuk coordinate bilingual diperlukan usaha yang tersendiri agar bisa menjadi seorang Compound Bilingual. Mereka yang tidak berbakat biasanya tetap akan memiliki aksen meskipun lancar menguasai bahasa keduanya. Sebagaimana Sacha, yang masih punya logat bule, meskipun sangat lancar berbahasa Indonesia.

Keuntungan dibesarkan dalam dua bahasa

Dr. Naja Ferjan Ramirez seorang peneliti di bidang Neurosurgeon dalam video Ted X nya mengatakan bahwa, otak dari bayi yang dibesarkan dalam dua bahasa memiliki aktivitas yang lebih banyak dan lebih kuat di bagian Pre Frontal Cortex-nya. Pre Frontal cortex adalah bagian otak yang berfungsi sebagai switch yang akan mengalihkan satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Juga berfungsi untuk menentukan kemampuan kognitif, memecahkan masalah, berkonsentrasi, berempati dan sebagainya. 

Jadi dengan kuatnya aktivitas di prefrontal cortex, kemungkinan besar mereka yang dibesarkan dalam dua bahasa mempunyai kelebihan di area tersebut. Mereka ditengarai akan jadi lebih rasional, lebih mudah berempati, dan sebagainya.

Bayi Bilingual lebih lambat bicara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun