Mohon tunggu...
Rizaa rhm
Rizaa rhm Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

whtever you're, be a good one.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Melihat Masa Depan Perbankan Bank 4.0

29 Maret 2020   15:00 Diperbarui: 29 Maret 2020   15:00 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Di zaman perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, apakah perbankan dapat bertahan? Bagaimana tidak, sekarang sudah muncul startup atau TekFin yang menyediakan layanan seperti perbankan. Mulai dari penyimpana, pembiayaan, maupun investasi. Secara tidak langsung perbankan harus bersaing dengan para pesaing ini. Mereka (TekFin dan Startup) memiliki banyak sekali fasilitas yang memudahkan para nasabahnya dari pada perbankan tradisional. Contohnya seperti Gopay, Dana, dan Ovo. Para Startup atau TekFin ini mencoba mendesain ulang perbankan yang dirasa kaku bagi nasabah.

Mulai dari pendaftaran yang 100% bisa dilakukan secara online, tidak sepeti perbankan tradisional, nasabah diharuskan untuk datang ke cabang kantor bank terdekat untuk melakukan pengisian data diri lewat kertas dan tanda tangan basah. Karena perbankan tradisional berfikir, dengan hal itu akan meminimalisir kecurangan dalam pembukaan rekening yang abal -- abal.

Selanjutnya, nasabah dapat mengecek saldo rekening mereka lewat mobile phone tanpa harus pergi ke kantor cabang bank atau ke ATM. Kelebihan lain yang dimiliki TekFin adalah nasabah dapat dengan mudah berkonsultasi dengan Robo-Advisor yang sudah dikembangkan agar dapat menjawab semua pertanyaan maupun memberikan solusi kepada nasabah secara personal dan sesuai kebutuhan mereka tanpa harus selalu disodorkan dengan produk -- produk perbankan yang dulu sering kita temui.

Lalu apa yang membuat perbankan begitu lamban menghadapi teknologi yang sudah berkembang ini agar mereka dapat bersaing dengan para pesaing non perbankan (StartUp / TekFin),

Yang pertama adanya Regulasi yang menghambat inovasi, saat ini proses inovasi disektor perbankan dan jasa keuangan berdasarkan kebijakan dan berbasis proses. Pertama -- tama, pemerintah akan merilis satu kebijakan, yang kemudian diimplementasikan menjadi undang -- undang atau aturan hukum, bersamaan dengan membentuk satu badan regulator baru dan petunjuk teknisnya. Kemudian ketika aturan dan standarisasi diterbitkan, para pemeriksa akan dimobilisasi untuk memastikan subjek menaati aturan tersebut. Dengan adanya regulasi seperti diatas membuat perbankan tidak dapat berinovasi secara leluasa karena harus menunggu regulator.

Yang kedua, budaya perbankan yang susah untuk dihilangkan. Seperti tanda tangan basah, buku dan dokumen. Bagi mayoritas perbankan dan regulator, tanda tangan basah diatas kertas adalah sebuah keharusan, dengan alasan bahwa ini adalah salah satu cara mitigasi risiko.

Yang ketiga tidak adanya anggaran dalam bank tradisional untuk melakukan riset dan pengembangan. Anggaran bank tradisional lebih banyak dalam hal operasional seperti pembukaan cabang bank baru, maupun iklan.

Lalu bagaimana bank bank tradisional ini bisa bertahan dan bersaing dengan penantang baru non bank. Jawabannya adalah dengan menjadi Bank 4.0. Bank 4.0 adalah bank yang lebih menerapkan pengalaman perbankan dan menggunakan Artificial Intelligence (AI) sebagai inti operasional. Dengan hal itu, bank dapat menggaet nasabah baru dari kalangan milenial yang suka dengan kepraktisan dan kecepatan.

Berikut adalah elemen -- elemen kunci apabila bank tradisional ingin menjadi Bank 4.0

  • Bank harus fokus ke memberikan pengalaman kepada nasabah bukan produk
  • Yaitu dengan memikirkan ulang seluruh paradigm produk perbankan dan membuat utilitas platform bank melekat pada kehidupan nasabah. Prinsipnya sederhana: teknologi seperti ponsel, teknologi perintah suara, dan realitas tertambah (AR) seluruhnya memerangi friksi -- layanan tanpa friksi di bank digital tidak akan menyerupai apa pun seperti buku tabungan yang dipaksakan masuk ke dalam layanan perbankan digital di dalam ponsel atau aplikasi, ini hanyalah pengalaman membantu anda menghemat waktu.
  • Bank harus mengurangi mempekerjakan banker
  • Apabila bank tersebut di pimpin oleh seorang direktur yang hampir seluruh hidupnya bergelut dengan bank maka dapat diprediksi bahwa bank tersebut tidak dapat bertahan apalagi bersaing dengan para TekFin. Ini dikarenakan para bankir memiliki budaya yang kaku dan menganggap tantangan itu adalah sebuah risiko sehingga tidak akan ada perubahan apa lagi peningkatan di dalam bank tersebut. Bank juga harus lebih banyak memperkerjakan para milenial yang memiliki skill terhadap data.
  • Bank harus menyiapkan anggaran yang lebih besar untuk riset dan pengembangan.
  • Dengan adanya anggaran yang cukup besar dalam riset dan pengembangan akan membuat bank berfokus memikirkan bagaimana untuk bersaing dan memprediksi bank di beberapa tahun kedepan. Anggaran tersebut apabila dikelola dengan baik bisa digunakan untuk bekerja sama dengan para TekFin daripada harus membuat teknologi internal sendiri yang akan membutuhkan waktu yang lama dan menguras anggaran lebih besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun