Mohon tunggu...
Riyanto Suparno
Riyanto Suparno Mohon Tunggu... Swasta -

Safety Engineer yang hobi menulis dan berdiskusi rriyanto74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seberapa Jauh Timnas Inggris Dapat Berbicara di Piala Eropa 2016?

13 Juni 2016   07:45 Diperbarui: 13 Juni 2016   09:00 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inggris VS Rusia (Sumber www.indoberita.com)

Siapapun penggemar Kesebelasan Timnas Inggris harus memiliki kesabaran extra, lebih-lebih saat suasana Ramadhan. Tentu hal ini membuat ujian saat menjalankan ibadah puasa menjadi bertambah terutama saat menyaksikan kekalahan dan harus menghindari mengucapkan sumpah serapah. Saya sendiri penggemar Inggris, sudah menjadi penggemar Timnas Inggris semenjak 2002. Berawal dari rasa suka dan banyak cerita tentang Michael Owen dan David Beckham pada akhirnya membuat saya menjadi fans Inggris hingga sekarang. Ya, masih bertahan hingga sekarang meski tak sekalipun saya bisa merasakan euforia juara, atau barangkali belum.

Timnas Inggris cenderung biasa-biasa saja ketika mengikuti ajang international meski diperkuat oleh pemain-pemain kelas dunia. Bagaikan sebuah anomali dan rasanya agak kebangetan. Satu dekade terakhir kita melihat Inggris memiliki nama-nama besar seperti Rio Ferdinand, John Terry, Ashley Cole, Glen Jonhson, David beckham, Frank Lampard, Steven Gerrard, Wayne Rooney, Michael Owen dan masih banyak nama-nama lainnya. Herannya tak satu gelar pun dapat diraih. Prestasi terbaik Inggris dari tahun 2002 hingga sekarang hanyalah sampai perempat final, baik di Piala Eropa maupun Piala Dunia.

Pada gelaran Piala Eropa kali ini tentu saya sangat berharap inggris dapat melaju sampai final, setidaknya saya bisa terus merasakan sensasi adrenalin naik turun hingga akhir turnamen dan semangat bangun untuk sahur. Saat ini Inggris diperkuat oleh pemain-pemain yang secara kualitas sangat baik. Mereka adalah pemain-pemain yang telah menunjukkan performa positif dan mengesankan pada musim 2015/2016. Bahkan Juru Racik Timnas Inggris, Roy Hodgson, pun mengalami kesulitan memilih pemain hingga jelang detik-detik pengumuman. Hal yang positif dan menunjukkan pemain-pemain Timnas Inggris saat ini sangat kompetitif.

Jika kita melihat dari komposisi skuad yang ada, kapasitas pelatih dan hasil dari laga-laga international yang dijalani. Lalu seberapa jauh Timnas Negeri Rati Elizabeth itu dapat melaju di gelaran Piala Eropa 2016?.

Pada bagian penjaga gawang, Inggris memiliki kualitas penjaga gawang yang sangat baik. Joe Hart telah menjadi palang pintu yang sulit ditaklukkan baik di level Klub dan Timnas. Jika dalam beberapa tahun terakhir Inggris sering dikatakan memiliki semua komposisi pemain level dunia namun tidak demikian dengan penjaga gawangnya, sudah waktunya melupakan hal tersebut.

Performa Punggawa Manchester City tersebut pada 10 pertandingan terakhir yang ia jalani sangat baik. Pada level Klub dan Timnas, Joe Hart hanya kebobolan lima kali dengan rekor empat kali melakukan clean sheet. Performa yang cukup menjanjikan untuk bekal mengikuti ajang Piala Eropa kali ini. Apalagi Joe Hart sangat kuat dalam menghadapi penalti, menghentikan laju bola bola dan memiliki konsentrasi yang baik dalam pertandingan. Barangkali yang perlu diperbaiki adalah akurasi saat memberikan umpan jauh. Joe hart juga harus mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu, melakukan blunder.

Joe Hart akan dilindungi oleh pemain-pemain belakang berkualitas dan berbakat. Tidak berlebihan karena Inggris selalu menghasilkan pemain-pemain belakang yang berkualitas. Chris Smalling akan diduetkan dengan John Stones atau Gary Cahill. Cahill sudah memiliki pengalaman di Timnas lebih baik ketimbang Stones yang sedang naik daun dua musim terakhir.

Smalling dan Cahill merupakan pemain belakang yang sangat baik dalam bertahan terutama duel-duel udara. Mereka juga memili takle yang bagus serta dapat membaca permainan dengan sama baiknya. Kedua pemain ini cakap mencetak gol dalam situasi bola mati dan sepak pojok. Smalling sendiri mencetak gol untuk pertama kalinya di Timnas Inggris meski ia sering mencetak gol untuk Manchester United. Gol tersebut hadir pada laga uji coba terakhir melawan Portugal untuk memberikan kemenangan 1-0 bagi Inggris.

Pada era sepak bola modern, Inggris selalu memiliki bek sayap yang dapat menyerang dan bertahan dengan sama baiknya. Setelah era Ashley Cole dan Glenn Johnson berakhir muncul nama-nama baru yang tak kalah tenar seperti Luke Shaw, Kylie Walker, Nathaniel Clyne serta Danny Rose. Saya kira pos kanan akan ditempati oleh Walker dan pos kiri akan dimiliki oleh Danny Rose. Kedua pemain ini merupakan pelari yang hebat serta dianugerahi dribel yang menawan. Mereka dapat membantu penyerangan dengan sangat baik tanpa melupakan aspek pertahanan yang sudah menjadi kewajiban mereka. Namun yang disayangkan absennya Luke Shaw yang tidak disertakan dalam skuad mengingat baru kembali dari cedera panjang.

Inggris tak pernah kekurangan stok gelandang berkualitas. Setelah era Gerrard dan Lampard selesai, rupanya sudah digantikan oleh gelandang lain yang tak kalah hebat. Duet Delle Alli dan Jordan Henderson saya harap dipilih oleh Roy Hodgson jika ingin bermain dengan dua gelandang. Adapun jika bermain dengan tiga gelandang ada baiknya trio Alli, Henderson dan Eric Dier menempati posisi tersebut. Alli dan Dier sudah menunjukkan performa mengesankan meski berusia muda bersama Tottentam Hotspur.

Saya cukup menyayangkan pencoretan Danny Drinkwater dari tim, mengingat dia bermain begitu luar biasa dan mengantarkan Leicester City juara Liga Inggris. Hal ini istimewa karena selama ini Leicester City dianggap tim semenjana yang lebih sering berjuang di zona degradasi. Lebih-lebih ia akan menjadi gelandang pekerja keras dan dapat diandalkan dalam bertahan dan merebut bola. Ketimbang mencoret Drinkwater, saya lebih setuju jika Hodgson memulangkan Jack Wilshere. Pemain ini lebih banyak berkutat dengan cedera pada musim ini, bahkan ia jarang dimainkan sebagai starter di Arsenal dan tak pernah menunjukkan performa yang memuaskan. Agaknya Hodgson berjudi dengan keputusan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun