Mohon tunggu...
Riyan Kresnandi
Riyan Kresnandi Mohon Tunggu... -

http://riyankresnandi.com/

Selanjutnya

Tutup

Drama

Cleopatra (chapter I)

12 Maret 2014   03:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 30 hari aku menghabiskan waktu di toko buku. Sebelum berangkat bekerja selalu kuluangkan waktu untuk pergi ke sana. Kebetulan jadwal kerjaku jam 5 sore, dan jam 2 siang aku sudah berada di sana. Sudah lebih dari 5  buku aku selesaikan tanpa harus membelinya. “Supernova” novel 4 seri yang ditulis oleh Dewi Lestari menjadi novel pertama yang aku selesaikan, kemudian buku ajaran Budhist dari Ajahn Chah, dan beberapa lainnya buku-buku kumpulan cerpen.

Saat itu hari minggu, ini hari ketiga aku ke toko buku tanpa harus terkejar oleh jam kerja. Tidak ada beban rasanya, bahkan mataku sama sekali tak melirik jam tanganku. Ketika aku sedang membolak-balik buku, tiba-tiba mataku terpancing untuk melirik ke arah rak kumpulan novel-novel terjemahan, ada seorang wanita disana, dia mengenakan setelan rok hitam dan blaser warna kuning, dia benar-benar menyita perhatianku. Pelan-pelan aku mendekatnya dengan berakting seolah-olah aku sedang mencari buku. Berkali-kali aku menelan ludah ketika meliriknya.

Kulihat dia sedang kesusahan mengambil buku yang berada dirak atas, aku berharap bisa membantunya, namun tetap saja aku berakting cuek. Aku berharap dia meminta bantuan kepadaku, namun dia malah meminta bantuan ke salah satu karyawan toko. Ketika buku itu sudah di tangannya dia hanya membolak-balik buku tersebut, kemudian dikembalikan buku itu di rak bawah, mungkin karena akan susah jika dia mengembalikannya ke atas. Pandanganku yang tadinya tertuju ke arahnya menjadi  belok ke arah buku itu. Ketika dia beranjak, kuambil buku tersebut. Buku yang memiliki hard cover dan ukurannya cukup besar itu adalah novel terjemahan dengan judul “Cleopatra”.

Akupun berpikir, siapakah wanita itu, apakah ini sebuah teka-teki seperti di film, dan setiap buku yang dia pegang saling berhubungan atau semacamnya. Kuhentikan semua lamunanku sebelum aku berpikir terlalu jauh. Aku kembali  mencarinya di seluruh sudut toko, tapi hasilnya nihil, mungkin saja dia sudah pulang. Dalam hatiku berkata, “Ahh! jika saja tadi tidak melamun mungkin aku sudah bisa membuntutinya dan mengetaui siapa dia”. Tak terasa sudah hampir 5 jam aku berada di sini, dan ini adalah hari pertamaku di toko buku tanpa membaca satu buku sekalipun.

Di hari berikutnya aku kembali pergi ke sana. Sudah kulupakan kejadian kemarin, namun ketika berada di pintu masuk kulihat seorang wanita turun dari mobil, dia menuju ke arahku dan melewatiku begitu saja.  Wanita itu adalah wanita yang kutemui kemarin, tak kusangka dia datang lagi ke toko ini. Naluri detektifku muncul kembali, aku mengikuti dan memperhatikannya secara diam-diam. Hampir seluruh rak buku di toko ini dia datangi, dari buku-buku motivator, psikologi, religi, politik, dan novel. Kembali lagi dia meminta bantuan karyawan toko untuk mengambil novel “Cleopatra”. Dalam benakku berkata “pasti dia akan membeli novel ini”. Tak kusangka novel itu di kembalikan lagi, dan dia beranjak ke kasir dengan membawa novel “Pride and Prejudice” walaupun aku belum pernah membaca novel itu, aku mengetahui novel itu karena pernah di filmkan dan aku sudah menontonnya.

Ketika dia beranjak ke kasir aku menjadi gugup dan bingung akan melakukan apa. Dengan tergesa-gesa kuambil asal salah satu novel yang ada di depanku. Kali ini aku benar-benar berada di belakangnya. Aku kembali lagi berakting, seolah-olah sedang mengantri di kasir. Ingin rasanya menyapanya dan mengajaknya berkenalan, namun dinginnya ruangan tersebut malah membuatku gugup dan berkeringat. Hingga dia menyelesaikan transaksi di kasir, badanku masih terasa kaku. Hari ini adalah hari pertama aku membeli buku. Aku tak tahu buku apa yang kuambil dan setelah kubuka buku itu adalah “Ramayana”. Aku tertawa, tak kusangka buku yang aku ambil adalah novel yang menceritakan sebuah kisah klasik dari India.

Karena memiliki sebuah misi, aku datang lebih awal di hari berikutnya. Misi ini sudah kupikirkan secara matang-matang di rumah. “Jika aku tidak bisa mengajaknya berkenalan secara normal, kenapa aku tak mencoba dengan caraku sendiri?” Sesampai di toko tersebut, langsung kuambil novel “Cleopatra” dan kebetulan hanya tersisa satu buah. Sambil menunggu dia datang kubaca buku-buku kumpulan cerpen. Tebakanku benar, dia datang lagi ke toko ini. Kuikuti dan kuperhatikan lagi dirinya secara diam-diam. Hingga dia kembali lagi ke tempat favoritnya, dia memanggil karyawab toko, kali ini dia tidak meminta tolong untuk mengambilkan buku, namun sepertinya dia menanyakan novel yang telah aku ambil. Dengan cepat aku menuju kasir dan membayar novel itu.

Kuselipkan kertas bertuliskan alamat email dan nomor handphone dihalaman pertama dan kutitipkan novel itu ke satpam penjaga pintu masuk, kukatakan kepadanya “Pak tolong nanti ini di berikan kepada wanita yang itu, tapi jangan bilang dari saya, bilang saja tidak tahu” sambil kutunjuk wanita tersebut.

Setelah itu aku hanya menunggu di kedai kopi yang kebetulan berada di depan toko buku. Kulihat dari kejauhan wanita itu keluar, dan satpam tadi memberikan novel itu kepadanya. Terjadi percakapan yang singkat antara satpam dan dirinya. Kemudian dia membawa novel tersebut menuju ke parkiran. Kuperhatikan dirinya hingga kuhitung jumlah langkahnya, langkah pertama hingga langkahnya yang ke 22 dia sampai di mobil. Dari tempatku duduk, terlihat dia di dalam mobil membuka novel tersebut kemudian tersenyum ketika menemukan kertas yang aku selipkan di halaman pertama.

chapter II >

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun