Mohon tunggu...
Riyan Dam
Riyan Dam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis

Indokor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Marak Pelecehan Sosial kepada Wanita dan Anak anak

18 Januari 2022   02:11 Diperbarui: 18 Januari 2022   02:14 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marak nya pelecehan sosial Terhadap

 wanita dan anak -- anak

 

 

Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak jugalah yang akanmenjadi penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang. Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi.Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga, lingkungan maupun masyarakat dewasa ini.

Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik, mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti keluarga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Tentunya ini juga memicu trauma pada anak, misalnya menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya dihajar ole gurunya sendiri.

Faktor faktor penyebab  kekerasan terhadap anak  yaitu, pengulangan sejarah kekerasan orang tua yang dulu sering memperlakukan anak-anaknya dengan pola yang  sama,keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidak mampuan mendidik anak, anak yang tidak diinginkan (Unwanted Child)atau anak lahir diluar nikah, keluarga pecah (broken Home) akibat perceraian, ketiadaan Ibu dalam jangka panjang,kondisi lingkungan yang buruk.

Dampak kekerasan terhadap anak, agresif sikap ini Umumnya ditujukan saat anak merasa tidak ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang dianggap tidka bisa melindunginya itu ada disekitarnya, anak akan langsung memukul datau melakukan tindak agresif terhadap si pelaku. Tetapi tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan.Murung/ depresi mampu membuat anak berubah drastis seperti menjadi anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai penurunan berat badan. Ia akan menjadi anak yang pemurung, pendiam, dan terlihat kurang ekspresif.Mudah menangis sikapini ditunjukkan karena anak merasa tidka nyaman dan aman dengan lingkungan sekitarnya. Karena dia kehilangan figur yang bisa melindunginya, kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan mudah percaya pada orang  lanak dapat melihat bagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamannya, kemudian bereaksi sesuai dengan apa yang dia alamiain. Melakukan  tindak kekerasan terhadap orang lain . Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan berarti tidak ada penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan sekitar anak terutama pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak tanpa menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang suka melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini dipimpin oleh pemimpin bangsa yang tidak menyelesaikan kekerasan terhadap rakyatnya.

Persoalannya adalah sejauhmana hukum atau perundang-undangan Indonesia, mengapresiasi terhadap fenomena tersebut,baik terhadap perbuatan, pelaku maupun anak sebagai korban kekerasan.

Kasus kekerasan pada anak menjadi permasalahan serius di Indonesia, salah satu jenis kekerasan pada anak adalah pelecehan seksual atau kekerasan seksual. Anak yang mengalami pelecehan atau kekerasan seksual akan mengalami trauma psikologis jangka panjang dan bisa berdampak fatal jika sampai bunuh diri. Orangtua harus bertanggung jawab untuk mendidik anak mereka termasuk merawat dan mendidik mereka agar mandiri dan menjaga dirinya agar terhindar dari segala bentuk kekerasan termasuk pelecehan seksual. Oleh karena itulah, orang tua perlu diberikan pemahaman dan edukasi tentang bagaimana cara menyampaikan informasi tentang Kesehatan reproduksi dan pencegahan pelecehan seksual. Pendidikan diberikan menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah dan memperkuat komunikasi antar individu maupun antarkelompok, untuk mengatasi masalah di masyarakat, termasuk melakukan edukasi untuk orang tua siswa dan sekolah. Tujuan program kemitraan masyarakat ini adalah untuk meningkatkan peran orangtua siswa dalam mendukung program sekolah mengenai pencegahan pelecehan seksual melalui pendidikan kesehatan reproduksi menggunakan video. Mitra kegiatan ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Mumtaza Islamic School yang berlokasi di sekitar Fakultas Ilmu Kesehatan UPN Veteran Jakarta. Solusi yang ditawarkan melalui kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan orangtua siswa melalui penyuluhan dan edukasi tentang pendidikan Kesehatan reproduksi pada anak, serta upaya mencegah pelecehan seksual di sekolah atau di ruang public. Kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan bagi orang tua dalam melakukan edukasi ke anak melalui pemanfaatan teknologi informasi.

7 Hal yang Sebaiknya Diajarkan Saat Memberikan Edukasi Seksual pada Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun