Mohon tunggu...
Rivaldi Ibrahim
Rivaldi Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mari belajar bersama kami,terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila Hanya Ideologi Semata

29 November 2021   09:50 Diperbarui: 29 November 2021   09:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jujur adalah mengatakan apa yang sebenarnya, namun kian hari kata jujur hanya menjadi jargon belaka, banyak yang lisannya menyerukan kejujuran namun di hatinya penuh dengan kebohongan. Begitu juga dengan para koruptor yang selalu melontarkan kalimat suci didepan masyarakat namun perutnya penuh dengan uang rakyat. 

Bukan lagi kejujuran yang ada di negara ini tapi kebohongan yang ada di setiap opini. Rakyat selalu dibohongi dengan kata kata emas di setiap orasi, janji hanya tinggal janji dan tidak kunjung ditepati, uang rakyat diperas layaknya seekor sapi, dipaksa berproduksi namun tidak pernah digaji. Kebobrokan apa lagi ini?,kapan indonesia akan maju apabila pemimpinnya haus akan duniawi. Berbicara soal kejujuran kami teringat dengan sesosok polisi jujur, tegas, dan pemberani,yaitu Hoegeng Iman Santoso.

Hoegeng  adalah sosok tauldan yang wajib ditiru ,dia tak pernah tergiur dengan dunia yang semu. Bersikap tegas dalam menghukum pendosa di negeri ini adalah kewajibannya sebagai polisi, uang tak kan pernah mempan untuk menebus hukum di tangan Hoegeng. 

Hukuman tetaplah hukuman tak ada jual beli hukum di mata Hoegeng, baginya hukum adalah sebuah prioritas, dia tidak pernah memandang siapa itu pejabat ataupun kerabat dalam mengemban amanah rakyat. Tokoh yang sepeti inilah yang seharusnya dijadikan tauladan oleh generasi penerus bangsa. 

Namun yang terjadi saat ini tidak sesuai harapan para leluhur kita. Hukum tidak lagi menjadi hal yang utama, sekarang uang dapat membeli semuanya bahkan hukum sekalipun sekarang tidak ada harganya. Kaum jelata yang melanggar akan terus disiksa, tapi kaum elite si Pendosa beridiam di Surga berkedok penjara.

Itulah yang terjadi saat ini,kasus Lutfi Hasan Ishaaq mantan presiden PKS dengan kasusm korupsi kuota impor daging sapi yang divonis 18 tahun penjara bukan berada di balik jeruji besi namun tidur di atas mewah dengan alasan menjaga kesehatan diri sendiri. 

Disisi lain kita diperlihatkan dengan kedaan para narapidana di lapas Daerah Istimewa Yogyakarta yang terus disiksa bahkan dilecehkan dengan paksa, pengakuan dari para mantan narapidana bahwa mereka bukan dibina namun mereka disiksa layaknya di neraka. Setiap hari mereka dipukul dengan menggunakan alat keras seperti selang dan lain sebagainya, hal ini menjadi aib bangsa ini yang tak dapat dimaklumi. 

Bukan hanya hal itu bahkan para sipir memiliki pikiran untuk melecehkan mereka dengan paksa, beberapa kali mereka disuruh talanjang dan onani dengan mentimun yang jika mereka tidak mau maka akan mendapat pukulan beruntun.

Kemana nilai nilai  pancasila  berada apakah "Kemanusiaan yang adil dan beradab" hanyalah kata kata tanpa adanya bukti nyata, ataukah hanya halusinasi layaknya cerita fiksi. Kita sudah kehilangan semuanya 5 sila pancasila tidak lagi ada di Indonesia tidak tahu kemana perginya. 

Kita sebagai generasi penerus bangsa hendaknya berusaha memperthankan pancasila yang susah payah dibangun oleh leluhur kita. Jika bukan kita siapa lagi, jika bukan sekarang kapan lagi. Mari rapatkan barisan perkuat iman demi menegakkan sebuah keadilan dan menggapai kesejahteraan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun