Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ideologi dan Tantangan Bersama

1 Oktober 2020   05:03 Diperbarui: 1 Oktober 2020   05:17 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang bilang bahwa ideologi bangsa yang bernama Pancasila kian redup dan tergeser oleh ideologi transnasional berdasar agama . Benarkah ? Bagaimana sebaiknya ?

Kita harus sadar bahwa ideologi hakekatnya adalah the living ideologi yang artinya ideologi yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Menjadi  ' the living of ideologi' bisa bermakna dua: bahwa ideologi (Pancasila) itu intisari dari beragam cultural kehidupan berbangsa kita. Makna kedua adalah ideologi itu dipandang sebagai media komunikasi. 

Pengertian media komunikasi itu bisa disederhanakan menjadi instrument intangible dan abstrak yang punya fungsi sosial untuk memahami lingkungan intra sosial kultural.

Melalui Pancasila dengan dua makna tadi, masyarakat tidak saja mengetahui keragaman nilai-nilai budaya yang ada tetapi sekaligus menghargai keragaman Indonesia sebagai modal nasional.  Komunikasi bisa diartikan sebagai debat (diskusi), pendapat, kontak sosial atau aktivitas bersama. Dengan cara itu keragaman bisa dipahami dan diresapi.

Sehingga memang, jika Pancasila sering tidak diperbincangkan  atau wacana  di kalangan masyarakat apalagi generasi muda, memang harus diwaspadai.  

Hal yang paling mencolok adalah  saat diminta untuk menyebutkan Pancasila dari sila ke sila, ada murid yang tidak hafal. Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa tingkat pengenalan Pancasila pada generasi muda semakin menurun. Malah ada survey CSIS  tahun 2017 yang menemukan bahwa 10 persen millenials yang setuju Pancasila diganti ideologi lain.

Hal lain yang juga ditemukan adalah adanya benih-benih ideologi trans nasional di kampus-kampus dan sekolah. Sebagian ideologi ini malah diperkenalkan kepada generasi dengan bungkus soal-soal dalam ujian sekolah.

 Organisasi-organisasi Islam di kampus-kampus juga tidak banyak yang bersifat insklusif; yang membumikan sifat-sifat multikultur dalam agama. Malah organisasi islam di kampus banyak yang berbasis ideologi transnasional.

Ini jelas buah dari 'hilangnya' pengenalan Pancasila selama nyaris 20 tahun, sejak zaman reformasi sampai zaman Presiden Joko Widodo. Saat terpilih menjadi presiden, beliau membentuk BPIP yang antara lain mengenalkan Pancasila kepada masyarakat dan generasi muda. Karena itu, pekerjaan-pekerjaan pengenalan ideologi kepada masyarkat dan generasi muda ini merupakan tantangan.

Tantangan ini harus kita hadapi bersama, bukan saja karena Pancasila satu-satunya ideologi yang relevan dengan kita, tapi Pancasila sudah terbukti (proven) melindungi bangsa ini dari berbagai ancaman. Itu sudah diakui oleh banyak bangsa lain terhadap kita.

Karena itu kita harus tegas menolak ideologi yang bertentangan dengan falsafah bangsa dan consensus nasional.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun