Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu Menyatukan, Bukan Memecah Bangsa

19 April 2019   05:50 Diperbarui: 19 April 2019   05:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada premis yang disesalkan dari pelaksanaan Pemilu kali ini adalah keyakinan bahwa pelaksanaan  Pemilu yang berlangsung pada Rabu 17 April lalu berlangsung curang dan merugikan salah satu paslon. Mereka mengatakan ini karena perolehan pihak mereka lebih kecil dibanding paslon lainnya, sehingga timbul premis itu.

Padahal jika kita tilik pelaksanaan Pemilu kali ini banyak melibatkan anggota masyarakat itu sendiri. Mulai dari perekrutan Ketua Panitia Pemungutan Suara (KPPS) , para Panitia, Pengawas dan berbagai elemen lainnya seperti tim keamanan dan lain sebagainya. Semua panitia biasanya berasal dari unsur masyarakat setempat.

Mungkin sebagian dari kita tahu bagaimana mereka telah berkerja dengan sangat keras untuk menyelenggarakan Pemilu kali ini. Mulai dari persiapan : mencari lahan untuk TPS, menyewa tenda, mengatur tempat pelaksanaan sampai dengan pelaksanaan pemungutan itu sendiri. Ketika pemungutan suara mereka juga harus bangun pagi-pagi untuk mengambil  kotak suara, mengaturnya di TPS dan mulai melayani para pemilih yang berlangsung dari pk 7 sampai pk 13.

Kita mungkin juga tahu dari media massa yang memberitakan bahwa pelaksanaan Pemilu  juga bagi penduduk yang secara geografis sulit dijangkau. Untuk mencapainya, mereka harus memakai sarana kuda, ketingting (perahu kecil yang biasanya dipakai untuk sarana transportasi di pedalaman Kalimantan) dan sarana transportasi lain. Hal ini dilakukan karena secara geografis beberapa bagian Indonesia memang sulit dijangkau karena tipikal geografisnya. Misalnya di pedalaman Sulawesi dan Papua yang bergunung-gunung dan sangat berat. Atau Kalimantan yang sungainya sangat lebar.

Saat yang paling krusial bagi Pemilu kali ini adalah penghitungan suara di TPS yang dimulai sekitar pk 14.00. Mereka menghitung surat suara dan mungkin menemukan surat suara yang tercoblos tetapi tidak sah, sobek dan aneka problem lainnya. Beberapa masalah timbul dan memerlukan penanganan, membuat mereka bekerja sangat keras. Banyak diantara TPS yang sering harus menghitung ulang surat suara karena ingin hasil penghitungan dapat dipertanggungjawabkan.

Banyak TPS baru selesai melakukan penghitungan pada subuh (dinihari) karena begitu banyak problem yang harus diselesaikan di tingkat KPPS bersama saksi dan panitia. Diantara fisik yang sudah lelah dan jenuhnya pikiran, tapi mereka yakin pelaksanaan Pemilu ini harus dilampaui dengan baik. Beberapa pembaca yang mungkin menjadi Panitia Pemilu mungkin bisa paham hal ini.

Sehingga kita bisa mengerti bahwa pelaksanaan Pemilu kali ini memang sangat rumit dan perlu usaha yang penuh dan focus. Semua ini harus dipahami sebagai bentuk usaha untuk pelaksanaan demokrasi terbaik bagi warga Indonesia.

Sampai di sini, jika ada pihak berani mengatakan bahwa pemilu banyak yang berlangsung curang, maka mungkin akan kembali berfikir atas nama para panitia yang sudah melakukan kerja keras dalam berbagai tahap pemilu ini. Mereka tak akan mau dikatakan bahwa Pemilu curang karena banyak sekali hal yang harus dilampaui.

Malah kita harus sadar pula bahwa panitia , tidak dari satu unsur saja, dalam hal ini unsur dari satu kubu dan melibatkan semua unsure dalam masyarakat. Mereka yang menjadi panitia adalah mereka yang menjaga diri dari afiliasi politik. Itu dilakukan agar pelaksanaan Pemilu bisa jujur dan adil.

Karena itu marilah sebagai warga negara kita bisa menjaga kebeningan pikiran soal hasil Pemilu. Pem ilu dilaksanakan untuk memenuhi hak demokrasi warga dan dilakukan sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi hal demokrasi Pancasila dan tidak menguntungkan satu pihak saja tapi demi semua pihak. Pemilu sejatinya mempersatukan bukan memecah bangsa.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun