Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca dan Kampoeng Batja

4 Juni 2018   20:27 Diperbarui: 4 Juni 2018   20:29 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M mengatakan bahwa pendidikan ialah pembekalan diri dengan sesuatu yang belum ada pada waktu masa kecil, akan tetapi dibutuhkan di waktu dewasa. John Dewey filosof Chicago, 1859 M - 1952 M juga mengatakan bahwa pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan - peninggalan budaya lama masyarakat manusia. 

Bicara pendidikan maka tak akan lengkap rasanya jika ak bicara soal buku dan membaca. Sebab pendidikan sangat membutuhkan buku untuk mejadi literasa serta landasan dalam pendidikan, untuk dididik dan mendidik.

Teori diatas tentang pendidikan sangat memiliki korelasi dengan teori pentingnya membaca menurut Hernowo (2005:73).  Membaca sangat bermanfaaat untuk menata pikiran, merumuskan keadaan diri, mengikat dan mengontruksi gagasan, mengefektifkan gagasan positif, menajamkan pemahaman, mengasah daya ingat, mengenali detail diri, mengurai dan mengalirkan diri, membuang kotoran diri, merekam momen-momen mengesankan, meninggalkan "jejak" Pikiran yang sangat jelas

Menyembuhkan diri, memfasihkan komunikasi intra dan Interpersonal, memperkaya diri dengan lautan kata, menunjukkan dengan kukuh bahwa diri itu unik, menggali diri paling dalam, memotivasi diri dengan alasan yang kukuh dan jelas, membantu bekerjanya imajinasi, memetakan pikiran, melatih diri menepati janji, mendidik diri dalam kejujuran, mengoneksikan sel-sel otak secara sangat aktif, menyalakan pikiran, mengukur pertumbuhan ruhani, mendorong menemukan hal-hal baru, mengefisienkan pengelolaan diri, dan menjadikan diri bermakna.

Benang merah dari dua teori dari dua pakar ini adalah, bahwa dengan membaca kita akan mampu menyiapkan bekal untuk masa depan. dan buku merupakan objek bacaan yang akan mengantarkan kita kemasa depan.

Mungkin itu adalah salah satu dari sekian banyak alasan yang dimiliki oleh Iman Suligi sebagai latar belakang didirikannya  " Kampoeng Batja". Kampoeng Batja didirikan oleh Iman Suligi, dibantu istrinya Gigih Rachwartini pada tahun 2009 ini  merupakan perpustakaan yang dulunya dikelola atas nama Yayasan Indonesia Membaca (YIM) yang berdiri pada tahun 1988.

Kampoeng Batja berdiri diatas lahan seluas 450 meter persegi dengan bangunan perpustakaan kecil, gazebo, pojok baca, rumah pohon, serta berbagai jenis tanaman seperti Jati emas, mangga, nangka, mundu (yellow mangoesteen), kesemek, tin, cynamon, kemundung, aren, sawo kecik, jeruk bali, kersen, dan durian.

Dengan mengusung konsep Taman Baca. Kampoeng Batja  diharapkan nantinya menjadi sebuah pusat media belajar dengan memperkuat literasi meskipun bertempat ditengah kota jember yang sangat hiruk pikuk. Dalam Kampoeng Batja sendiri terdapat semacam museum mini yang menyajikan berbagai budaya tradisional yang nyaris terlupakan seperti replika budaya agraris maupun seni tradisional. 

Semenjak berdiri sampai sekarang, pendiri Kampoeng Batja menggali dana secara mandiri dengan penghasilan pensiunnya sebagai mantan guru untuk membuat Kampoeng Batja berkembang sampai sekarang. Dibantu dengan beberapa simpatisan yang  ikut tergerak dengan menyumbang buku dan materi lain yang dapat melengkapi koleksi dikampoeng batja.

Dalam perkembangannya, Kampoeng Batja yang memiliki visi yakni meningkatkan minat baca sejak dini inisebenarnya sudah mampu menjalin relasi dengan luar negeri untuk mengadakan event di Indonesia, yakni jepang pada saat itu. 

Dan sekarang Kampoeng Batja mulai sangat terkenal di daerah jember khususnya dikalangan pelajar dan civitas akademika. Iman suligi sang pendiri pun sangat peka dengan tren social yang terjadi. Seperti maraknya penggunaan media social. Bak gayung bersambut kampoeng batja kini banyak dikenal juga karna publikasi yang dimuat oleh Iman Suligi dalam media-media socialnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun