Mohon tunggu...
Rita Agustin
Rita Agustin Mohon Tunggu... Administrasi - A Girl Who Loves Flower, Rain, and A Cup of Tea

"The best investment you can make is an investment in yourself. The more you learn, the more you will earn." - Warren Buffet

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bersinergi Bersama Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Ketidakpastian

6 April 2020   16:15 Diperbarui: 6 April 2020   16:22 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya SSK terhadap kemajuan bangsa. Pada hakikatnya, SSK ini berfungsi untuk mengalirkan dana dari pihak surplus kepada pihak yang mengalami defisit. Sebagai contoh yaitu bank yang memberikan pinjaman kepada pengusaha kecil maupun masyarakat. Di situasi sulit seperti saat ini, masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya SSK justru akan membuat tidak terciptanya stabilitas sistem keuangan. Jika SSK ini tidak dapat terjaga, maka kita harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk; krisis. Penjelasan mengenai penyebab terjadinya krisis dapat dilihat pada video di bawah ini:


2. Mengedukasi diri dengan informasi yang baik, benar, dan bermanfaat.

Dalam situasi penuh ketidakpastian ini, sangat penting bagi masyarakat untuk menyaring informasi yang ada. Masyarakat berperilaku cerdas tentu dapat membedakan antara fakta dengan asumsi belaka. Membaca berita yang informatif dan edukatif merupakan salah satu cara kita untuk dapat berpikir positif. Sedangkan mmebaca berita yang cenderung negatif hanya akan menimbulkan kegelisahan yang berdampak pada perilaku masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Kepanikan massal akan hadir jika masyarakat tidak cerdas dan juga bijak dalam menyebarluaskan sebuah informasi, yang akhirnya akan memunculkan pandangan keliru lainnya.

3. Tidak melalukan penarikan dana secara masif di bank (rush money)

Kondisi penarikan dana besar-besaran biasanya terjadi karena masyarakat memiliki kekhawatiran akan bangkrutnya bank tempat mereka menabung. Rush money ini mereka lakukan dengan asumsi agar terhindar dari kerugian. Alih-alih terhindar dari kerugian, justru kita akan merasakan dampak yang lebih serius dari rush money ini, yaitu jatuhnya sistem perekonomian. Institusi perbankan memiliki peran untuk memutar uang yang ada di perusahaan mereka. Dalam artian, tidak semua uang nasabah di simpan dalam bentuk tunai. Ada yang disimpan dalam bentuk pinjaman, investasi, atau aset berbunga lainnya.

Tindakan penarikan uang secara masif di bank justru akan membuat bank menjual aset-aset yang dimiliki agar bisa mendapatkan uang tunai untuk nasabahnya. Hal ini akan membuat bank menjual cepat aset yang dimilikinya sehingga mengalami penurunan nilai. Tindakan rush money sejatinya hanya akan membuat kepercayaan semu bangkrutnya sebuah bank menjadi kenyataan pahit, karena justru tindakan itulah yang membuat bank mengalami kebangkrutan.

4. Tidak melakukan tindakan panic buying

Panic buying merupakan tindakan membeli sejumlah barang secara berlebihan yang dipicu oleh rasa panik akibat suatu bencana. Panic buying hanya dapat dirasakan oleh kelas menengah ke atas yang dapat membeli barang dalam jumlah yang banyak sekaligus. Tindakan ini jelas membuat banyak produk menjadi langka dan mengalami kenaikan harga yang akhirnya banyak dari masyarakat kelas menengah ke bawah menjadi korbannya.

5. Tidak melakukan panic selling

Aksi penjualan yang dilakukan oleh investor di pasar modal dengan nilai yang lebih rendah disebut panic selling. Tidak sedikit masyarakat yang menaruh kekayaannya pada instrumen saham, atau yang dikenal sebagai investasi. Dunia investasi penuh dengan ketidakpastian. Akan selalu ada perubahan yang tak terduga, bahkan tidak dapat ditebak sekalipun oleh investor profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun