Donald Trump akhirnya meninggalkan jabatannya setelah hampir 2 bulan menghabiskan waktunya untuk menuduh kubu Joe Biden telah melakukan kecurangan meskipun tidak ada bukti kuat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya mengaku kalah, dan meninggalkan jabatannya pada hari ini, bertepatan dengan pelantikan rivalnya Joe Biden sebagai presiden AS selanjutnya.
Presiden berusia 74 tahun itu, sebagaimana dikutip dari kompas.com, bertolak dari Gedung Putih melalui Pangkalan Militer Andrews menuju ke kediamannya di resor Mar-a-Lago, Florida.
Trump hampir 2 bulan menghabiskan waktunya untuk menuduh kubu Joe Biden telah melakukan kecurangan terstruktur, masif, dan sistematis berskala besar, meskipun kemudian tidak ada bukti kuat.
Keputusan nekat Trump melanggar tradisi
Bukan hanya Trump yang bersikap dingin terhadap Biden, istrinya Melania juga mengucapkan pidato perpisahan tanpa tradisi Ibu Negara menyambut penggantinya, sehingga tersirat Melania tidak ingin ada komunikasi dengan Jill Biden.
Keputusan nekat Trump melanggar tradisi pastilah memunculkan tanda tanya besar tentang masa depan demokrasi AS yang mengindikasikan periode tersulit.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Biden, akan resmi dilantik pada Rabu (20/1) siang waktu Amerika, yang sekaligus menjadi momen berakhirnya masa jabatan Trump, yang dijadwalkan akan terbang meninggalkan Gedung Putih di Washington DC.
Trump memberi pengampunan pada 73 napi
Sebelum mengakhiri jabatan, Trump menepati janjinya untuk memberikan grasi pada 73 napi, termasuk mantan asisten Gedung Putih, Steve Bannon.
Bannon sebagaimana dikutip dari detik.com, merupakan penasihat utama dalam kampanye pemilihan presiden Trump tahun 2016, dia didakwa melakukan penipuan terhadap pendukung Trump karena mengumpulkan dana swasta untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko.