Mohon tunggu...
rita nur
rita nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aliran Syi'ah dan KeKhalifahan

9 Oktober 2018   15:58 Diperbarui: 9 Oktober 2018   16:38 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aliran Syiah dan KeKhalifahan

            Syi'ah merupakan golongan yang menyanjung Sayyidina Ali secara berlebihan. Mereka memiliki anggapan bahwa Sayyidina Ali adalah lebih berhak menjadi pengganti Nabi Muhammad. Sedangkan khalifah-khalifah seperti Abu Bakar As-Siddiq, Umar Bin Khattab dan Utsman bin Affan dianggap sebagai perampas khilafah. Syi'ah merupakan golongan politik pertama dalam Islam. 

Kemunculan Syi'ah membuat perbedaan beberapa ahli, menurut abu Zahrah, syi'ah mulai muncul pada masa akhir pemerintah Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, syi'ah benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu'awiyah yang dikenal dengan perang Shiffin. 

Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap arbitrase yang di tawarkan Mu'awiyah. Pasukan Ali diceritakan terpecah menjadi dua. Satu mendukung sikap Ali (Syi'ah) dan kelompok yang menolak sikap Ali (Khawarij).

            Syi'ah sendiri beranggapan bahwa kemunculannya terkait dengan masalah pengganti Khalifah. Karena menurut mereka kepemimpinan Ali sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan Nabi SAW. Mereka memiliki bukti tentang sahnya Ali sebagai penerus Nabi yaitu adanya peristiwa Ghadir khumm. Pada saat kembali dari haji yang terakhir, Nabi memilih Ali sebagai pengganti beliau dihadapan massa yang bersama dengan beliau. Berdasarkan realita itulah, Syi'ah menyakini bahwa Ali yang seharusnya menjadi khalifah menggantikan Nabi Muhammad.

            Syi'ah mendapatkan pengikut yang besar, terutama pada masa Dinasti Umaiyah. Hal ini menurut Abu Zahrah merupakan "akibat dari perilaku kasar dan kejam dinasti ini terhadap ahl al-bait" (Abdul Razak, 2014: 114). Di antara bentuk kekerasan itu adalah yang dilakukan penguasa bani Umaiyah. Dalam perkembangannya, selain memperjuangkan hak kekhalifahan ahl al-bait di hadapan Dinasti Umaiyah dan Abasiyah, Syi'ah juga mengembangkan doktrin-doktrinnya. 

Berkaitan dengan teologi, mereka mempunyai lima rukun iman, yaitu tauhid (kepercayaan kepada keesaan Allah), nubuwwah (kepercayaan kepada kenabian), ma'ad (kepercayaan akan adanya hidup akhirat), imamah (kepercayaan terhadap adanya imamah yang merupakan hak ahl al-bait), dan adl (keadilan ilahi).

            Menurut golongan Syi'ah "imam-imam mereka itu sebagaimana para nabi bersifat Al-Ismah atau Ma'shum dalam segala tindak lakunya, tidak pernah berbuat dosa besar maupun kecil, tidak ada tanda-tanda berlaku maksiat, tidak boleh berbuat salah ataupun lupa" (Sahilun, 1991: 81). Hal itu didasarkan:

Apabila imam boleh jadi berbuat salah, maka akan membutuhkan kepada imam lain untuk memberikan petunjuk. Dan demikian seterusnya. Oleh karena itu imam tidak boleh salah, dengan adanya ajaran itu lawan-lawan golongan Syi'ah menolaknya dengan alasan bahwa kebutuhan terhadap imam bukan karena kemungkinan masyarakat berbuat salah, akan tetapi karena fungsi imam sendiri sebagai pelaksana hukum, menolak kerusakan dan memelihara kesucian agama.

Imam itu adalah pemelihara syari'at. Oleh karena itu imam harus ma'shum. Kalau tidak demikian niscaya membutuhkan pemelihara yang lain. Lawan-lawan Syi'ah menolaknya dengan alasan bahwa imam itu bukan pemelihara syari'at, tetapi sebagai pelaksana syari'at. Sendainya sifat-sifat ma'shum itu merupakan suatu kepastian, maka harus ada imam pada setiap daerah atau negara. Karena seorang imam saja, belumlah mencukupi kebutuhan. Berarti dengan demikian imam itu membutuhkan wakil imam dan wakil imam itu tentunya tidak ma'shum, di samping tidak sama persis dengan yang di wakili.

            Dalam Eksiklopedi Islam Indonesia, ditulis bahwa perbedaan antara Sunni dan Syi'ah terletak pada doktrin imamah (Abdul Razak, 2014: 115). Selanjutnya, meskipun mempunyai landasan keimanan yang sama, Syi'ah tidak bisa mempertahankan kesatuannya. Kelompok ini terpecah menjadi beberapa sekte. Perpecahan yang terjadi ini dipicu oleh masalah doktrin imamah. Di antara sekte-sekte Syi'ah adalah Itsna Asyariah, Sab'iah, Zaidiah, dan Ghullat.

  • Syi'ah Itsna Asyariah 
  • Nama dua belas (Itsna Asyariah) ini mengandung pesan penting dalam tinjauan sejarah, yaitu bahwa golongan ini terbentuk setelah lahirnya semua imam yang berjumlah dua belas. Di dalam sekte Syi'ah Itsna Asyariah dikenal konsep Usul Ad-Din yang merupakan akar pragmatisme agama. 
  • Konsep ini memiliki akar yaitu, Tauhid: Tuhan adalah Esa, baik esensi maupun eksistensi-Nya. Keesaan Tuhan itu mutlak. Keadilan: Tuhan menciptakan kebaikan dialam semesta merupakan keadilan Tuhan tidak pernah mengiasi ciptaan-Nya dengan ketidakadilan. Nubuwwah: Setiap makhluk di samping telah diberi insting secara alami juga masih membutuhkan petunjuk, baik petunjuk dari Tuhan maupun dari manusia. Ma'ad: hari akhir untuk menghadap pengadilan Tuhan di akhirat.

  • Syi'ah Zaidiah
  • Merupakan aliran yang mempunyai paham atau ajaran yang agak moderat bahkan dekat kepada kaum sunni, karena mereka tidak mengangkat para imam ke derajat kenabian. Namun mereka memandang "para imam sebagai manusia paling utama sesudah Nabi Muhammad."(Mawardi, 2016: 67). 
  • Mereka pun tidak mengkafirkan para sahabat khususnya mereka yang di baiat Ali dan mengakui kepemimpinan mereka. Penganut Syi'ah Zaidiah percaya bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal dalam neraka, jika dia belum bertobat dengan pertobatan yang sesungguhnya.

  • Syi'ah Sab'iah
  • Syi'ah ini hanya mengakui tujuh imam ke tujuh imam itu ialah Ali, Hasan, Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja'far Ash-Shadiq, dan Ismail bin Ja'far.  Syi'ah Sab'iah berpendapat bahwa seorang imam harus mempunyai pengetahuan ilmu, baik ilmu batin maupun ilmu lahir. Dengan ilmu tersebut seorang imam mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui orang biasa.

  • Syi'ah Ghullat
  • As-Sahrastani berkata, "Kelompok yang sangat fanatis dan kultus terhadap para imam mereka sampai pada derajat tuhan, sikap mereka di antaranya adalah ekstrim dan moderat karena terkena racun pemikiran madzhab Haluliyah, Tanasukhiyah dan ajaran Yahudi juga Nasrani." (Ruhail, 2002: 80). Ada empat doktrin yang menjadikan kelompok ini ekstrim yaitu,  Tanasukh adalah keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain. 

  • Bada' yaitu keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya sejalan dengan perubahan ilmu-Nya, serta dapat memerintahkan perubuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya. Raj'ah mempercayai bahwa Imam Mahdi Al-Muntazhar akan datang ke bumi. Paham ini merupakan ajaran seluruh Syi'ah. Akan tetapi, mereka berbeda pendapat tentang siapa yang akan kembali. 

  • Sebagian menyatakan Ali lah yang akan kembali sebagian lainnya menyatakan Ja'far Ash-Shadiq bahkan ada yang mengatakan Mukhtar Ats-Tsaqafi. Tasbih artinya menyerupakan, mempersamakan. Syi'ah Ghulat menyerupakan salah seorang imam mereka dengan Tuhan atau menyerupakan Tuhan dengan Makhluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun