Mohon tunggu...
Risyad Sholeh
Risyad Sholeh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Pariwisata UGM

Mahasiswa S1 Pariwisata UGM

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kebumen Bercerita, dari Ujung Selatan hingga Utara

20 Juni 2022   17:19 Diperbarui: 20 Juni 2022   17:26 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Libur akhir semester menjadi salah satu momen yang paling ditunggu mahasiswa, tak terkecuali saya. Sebagai salah seorang yang bertempat tinggal di Yogyakarta sekaligus berkuliah di Yogyakarta pula, acap kali rasa bosan melanda di tengah libur semester. 

Teman-teman perantauan yang biasanya menemani hangout telah kembali ke kampung halaman untuk menemui orang tua. Pada Januari tahun 2022, saya berinisiatif untuk mengunjungi salah satu teman saya di Kebumen untuk membunuh rasa kebosanan yang menghantui saya selama hari libur. 

Sebelum memberangkatkan diri, tidak ada persiapan khusus yang saya lakukan, hanya bermodalkan jiwa dan raga, serta dompet tipis berisikan uang senilai seratus ribu rupiah.

Saya pun memberanikan diri untuk berangkat menggunakan sepeda motor pada pagi hari. Perjalanan dimulai dari Pogung Baru menempuh jarak sekitar 100 km menuju Kabupaten Kebumen. 

Jalur yang saya pilih yakni jalan lintas provinsi dimulai dari Jalan Wates, Kabupaten Kulon Progo, kemudian menuju jalur pantai selatan alias Jalan Daendels, melewati Purworejo hingga sampai ke Kebumen. 

Dalam perjalanan, saya beberapa kali istirahat untuk sekedar melemaskan otot dan tulang setelah sekian lama duduk di atas motor. Untuk perjalanan jauh, saya biasanya memilih Indomaret sebagai tempat rehat. Entah mengapa, Indomaret memberikan suasana tersendiri bagi seseorang yang mampir setelah menempuh perjalanan jauh. 

Tiga jam perjalanan sudah ditempuh, saya pun sampai di rumah teman yang terletak di Buluspesantren, bagian selatan Kebumen yang tidak jauh dari area pantai. Sambutan hangat dari tuan rumah seakan menghilangkan rasa lelah. 

Tidak lama kemudian, pada sore hari saya dan dua orang teman memutuskan untuk mengunjungi salah satu dari sekian banyak pantai yang ada di Kebumen, yakni Pantai Bocor. 

Kondisi geografis Pantai Bocor sebenarnya tidak jauh berbeda dari Pantai Parangtritis yang berada di Yogyakarta. Hamparan pasir coklat yang luas, sedikit sepi dan ombak yang relatif tidak terlalu besar memberikan kenyamanan tersendiri bagi saya sebagai orang yang tidak terlalu menyukai keramaian.

Setelah puas memandangi keindahan pantai, kami memutuskan untuk menuju ke pusat kota berharap menemukan tempat minum kopi sembari menceritakan aktivitas masing-masing selama libur semester. 

Lambat laun malam pun tiba. Mempertimbangkan kondisi tubuh yang masih lelah dan ketidakramahan jalan lintas provinsi bagi pengendara motor di malam hari, saya memutuskan untuk menginap di rumah salah satu teman saya.

Malam berlalu, di pagi harinya kami melanjutkan eksplorasi menuju Bukit Pentulu Indah di bagian utara Kebumen. Berbekal kopi, kami berharap dapat menyeruput secangkir kopi sembari menikmati matahari terbit. 

Tidak lupa kami berhenti sejenak membeli serabi bakar khas Kebumen  sebagai pengganjal perut di pagi hari. Kami pun berangkat dengan kantuk yang menyelimuti kepala. 

Perjalanan ditempuh cukup jauh, melewati Jalan Karangsambung dengan jalur berkelok dan naik menuju ke atas bukit. Rasa kantuk mulai sembuh diobati oleh pemandangan persawahan dan perbukitan indah di sepanjang jalan.

Satu jam lebih tak terasa, akhirnya kami sampai ke Bukit Pentulu Indah. Untuk menuju ke atas bukit, kami harus berjalan naik sekitar 200 meter dari kawasan parkir. 

Sedikit kecewa, matahari terbit telah berlalu karena tidak tepat waktu. Namun, pemandangan yang disuguhkan sangat indah. Lautan awan yang tidak terlalu pekat menyelimuti Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dari kejauhan. 

Rasa kopi dan serabi hangat seakan lebih nikmat sembari mengagumi pemandangan di depan mata. Tidak lupa menyempatkan diri untuk menangkap pemandangan melalui lensa foto untuk konten media sosial. Cukup lama berada di sana, kami memutuskan untuk pulang sebelum terik matahari menyengat. 

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Dalam perjalanan, lapar tak terbendung, kami menyempatkan untuk menyantap Nasi Penggel. Makanan unik ini berupa nasi yang dibentuk membulat dengan lauk daun singkong dan jeroan sapi. Setelah rasa kenyang terpenuhi, kami kembali ke rumah. 

Saya pun kembali ke Yogyakarta dan petualangan saya di Kebumen berakhir. Tidak buruk untuk mengisi waktu luang saya selama libur semester. 

Walaupun sedikit melelahkan saat mengeksplorasi dari selatan hingga ke ujung utara Kebumen, perasaan itu dapat tertutupi dengan baik oleh keseruan yang saya alami dengan teman-teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun