Mohon tunggu...
Risyad Sadzikri
Risyad Sadzikri Mohon Tunggu... Pelajar -

Sekadar pelajar biasa yang masih dan akan terus belajar kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Ajaran Baru dan Fenomena Kaderisasi Geng

27 Juni 2017   21:38 Diperbarui: 28 Juni 2017   11:27 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geng SMA, Sumber: Instagram

Tahun ajaran baru akan segera datang dalam beberapa minggu. Murid-murid yang telah lulus dari sekolahnya masing-masing akan segera masuk ke sekolah baru yang memiliki jenjang yang lebih tinggi dari sekolah asalnya. Murid-murid yang sebelumnya berada di kelas bawah juga akan naik ke kelas diatas mereka. Selain untuk pengenalan sekolah, tentunya tahun ajaran baru digunakan sebagai ajang menjalin pertemanan dan silaturahmi antar sesama murid dengan murid lainnya. Namun, tahun ajaran baru juga digunakan oleh beberapa murid yang 'membandel' untuk mencari 'penerus' mereka, termasuk kaderisasi geng.

Kaderisasi geng di sekolah adalah proses 'pelatihan' murid junior secara tidak langsung oleh geng yang senior untuk dipersiapkan menjadi 'penguasa' atau 'pentolan' di sekolahnya. Sistem ini dilangsungkan secara turun temurun dari yang senior kemudian ke junior dan seterusnya setiap tahunnya. Kaderisasi ini tentunya dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari jeratan peraturan sekolah.

Ada dua tipe 'perekrutan' kader yang umum terjadi di sekolah-sekolah, yaitu untuk "anak lama" dan untuk "anak baru". Sangat mudah untuk merekrut "anak lama" karena senior sudah kenal dekat dengan junior dan hampir memiliki kepribadian yang sama di antara keduanya. Untuk merekrut "anak baru", mereka akan mencari junior yang polos atau belum memiliki banyak teman, lalu mencoba mendekati mereka, kemudian mempengaruhi mereka secara perlahan-lahan hingga "anak baru" tersebut sukses mengikuti gaya hidup mereka.

Yang sangat disayangkan adalah kaderisasi ini banyak dilakukan dan diturunkan dalam beberapa ekstrakurikuler yang seharusnya menjadi penyalur minat semua murid secara bebas. Senior akan mempengaruhi junior secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dijalani juniornya hingga junior-junior tersebut terpengaruh. Sangat sulit untuk melawan senior karena risiko bullying oleh senior sangatlah besar.

Sebagai siswa, apa yang harus dilakukan untuk menghadapi kaderisasi yang semakin marak ini? Tentu yang pertama kita harus memohon kepada Tuhan YME agar diberi ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi masa-masa sekolah yang akan dijalani. Kedua, carilah teman-teman yang memang sudah terkenal memiliki akhlak yang baik di antara semua murid. Ketiga, jangan ragu untuk terus hormat dan dekat dengan guru karena guru, seperti yang semua telah katakan, adalah 'orang tua kedua' di sekolah. Keempat, jangan takut menghadapi cibiran dan hinaan karena tidak mau mengikuti kaderisasi mereka dan terus mengikuti apa yang kita yakini dan norma kehidupan katakan benar.

Pada akhirnya, semua tergantung pada diri kita masing-masing ingin menempuh jalan yang mana. Tidak ada yang salah mengikuti geng, karena geng juga bertujuan ingin mencari kebenaran melalui jalan yang berbeda dari orang kebanyakan. Namun ada baiknya apabila 'pencarian kebenaran' itu tidak mengganggu kehidupan orang-orang yang juga sedang mencari kebenaran dengan jalannya masing-masing. Dan yang pasti, waktu telah membuktikan siapakah pihak yang berada di kebenaran suatu hari nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun