Mohon tunggu...
Riswandha Ade
Riswandha Ade Mohon Tunggu... Musisi - mahasiswa aktif

masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di tangerang selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review Teater "Karakoush" - Teater Syahid

1 November 2019   14:40 Diperbarui: 1 November 2019   14:44 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 20 Oktober 2019, Teater Syahid UIN Ciputat mengadakan pementasan teater dengan judul "Karakoush".  Teater ini dipentaskan di Taman Ruang Kreatif Teater Syahid UIN,Ciputat,Tangerang Selatan. Pertunjukan dimulai pada pukul 20.00 dan berakhir pada pukul 21.30. Teater ini digadang sebagai puncak dari serangkaian acara untuk memperingati 31 tahun teater Syahid dari sebelumnya pada tanggal 17-19 Oktober 2019 dengan judul "Kamu dan perasaan-perasaanku yang aduh" Karya dan Sutradara Said Riyadi Abdi, kemudian dilanjutkan dengan talkshow para alumni "Teater bagi saya", pada tanggal 18 Oktober 2019. Dan puncaknya adalah teater dengan judul "Karakoush".

Dengan hadirnya Teater Syahid UIN Ciputat adalah menjadi salah satu yang cukup diperhitungkan untuk perkembangan kelompok teater,khususnya di Tangerang Selatan sendiri. Teater Syahid ini berdiri sejak 17 Oktober 1988 telah berusaha dan berkontribusi dalam perkembangan dunia Teater dengan melahirkan karya-karya terbaiknya bagi dunia teater kampus di tanah air.

Tidak adanya tiket masuk,dan hanya memberi donasi seikhlasnya, membuat para penontonpun juga berbondong-bondong datang untuk menyaksikan teater Karakoush ini. Para penonton bersifat umum,tidak hanya dari kampus UIN tetapi juga kampus lainya dan masyarakat umum yang suka dengan dunia teater.

Di awali dengan pembukaan lagu-lagu dangdut yang membuat penonton ikut bergoyang dan nampak bersorak sorai dengan diiringi alat musik yang unik khas teater, bersama sajian sarat komedi dengan menyinggung situasi yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Dalam pementasannya digambarkan tentang maling-maling yang dilindungi oleh Raja. Dari sini kita dapat lihat,keadaan tentang apa yang di alami masyarakat sekarang ini.

Setiap adegan yang berkesan adalah saat para tokoh maling resah dengan adanya RUU permalingan yang kunjung disahkan. Para maling dibawa oleh pengawal kehadapan yang mulia Raja karena mencuri di rumah yang didalamnya terpasang CCTV. Lucunya justru yang didakwa oleh raja bukanlah maling-maling yang mencuri,tetapi malah pemilik rumah yang memasang CCTV,karna di anggap tindakannya memasang CCtv adalah menghalang-halangi tugas para maling dalam permalingannya.

Kemudian ada juga adegan dimana Sang Raja mencari tukang CCTV untuk dimintai keterangan, dalam adegannya Raja turun kepenonton dan berlari kearah belakang penonton yang di sana tersedia ojek. Dengan Gaya bahasa satir sang Dalang berkata, "sungguh tidak berwibawa,seorang raja masak dijaman yang serba mudah begini memanggil tukang cctvpun sendirian,turun,dan selfi kemudian di post dimana-mana. Buat pencitraan ?" Darisini penonton mulai diperkuat untuk mentafsirkan siapakah raja ini.

Menurut saya,pointnya adalah Sang Raja dengan karakter yang digambarkan sangat lemah gemulai seperti seorang wanita,serta belum bisa meneggakkan keadilan secara adil untuk rakyatnya dalam mengambil sebuah keputusan. Yang salah dibenarkan,yang benar disalahkan. Ssssst.... Tak perlu khawatir,jika butuh ngopi,nge-es,atau camilan-camilan disana tersedia kok untuk asupan menyaksikan teater tersebut.

_Riswandhaade_

Serpong

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun