Mohon tunggu...
Riswandi
Riswandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menyemai Kisah, Menuai Hikmah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rahasia Rezeki di Balik Rumus Fisika: Usaha

17 Desember 2012   12:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:29 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi saya sudah menuliskan artikel Rahasia Rezeki di Balik Rumus Fisika: Energi. Kali ini saya akan mencoba mengulasnya dari rumus yang lain, yaitu usaha. Tentu saja, sekali lagi, ini dilakukan secara otak atik gathuk.

Dalam fisika, usaha atau kerja (W) didefinisikan sebagai perkalian gaya (F) dengan perpindahan (x2 – x1). Di mana gaya (F) merupakan perkalian antara massa (m) dan percepatan (a). Dari dua persamaan tersebut, terlihat adanya korelasi antara massa (m, dalam hal ini besarnya rezeki yang diperoleh) dengan usaha atau kerja.

Sekarang kita tinjau rumus gaya terlebih dahulu. Gaya dalam fisika diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Nah, dalam kaitannya dengan mencari rezeki, gaya dalam hal ini bisa dipadankan dengan dorongan atau motivasi dalam mencari rezeki. Sementara percepatan dapat dianggap konstanta, seperti percepatan gravitasi pada artikel sebelumnya. Sebab, mempercepat atau memperlambat rezeki makhluk, adalah hak Allah sepenuhnya. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk memperoleh rezeki yang lebih besar, kita harus memperbesar motivasi (gaya).

Lalu, bagaimana dengan usaha? Perlu diketahui bahwa usaha dapat bernilai negatif ataupun positif. Usaha bernilai positif jika sistem (dalam hal ini adalah diri kita sendiri) melakukan kerja. Sebaliknya, usaha bernilai negatif jika lingkungan (segala sesuatu di sekitar kita) memberikan kerja kepada sistem (kita). Usaha berbanding lurus dengan gaya dan perpindahan (dalam hal ini gaya yang segaris dengan perpindahan). Perpindahan dalam hal ini dapat kita samakan dengan perubahan kedudukan kita di hadapan Allah, apakah lebih dekat dari semula atau lebih jauh dari semula.

Nah, kita sudah tahu untuk memperoleh rezeki, maka motivasi kita harus diperbesar. Motivasi yang seperti apa? Motivasi yang searah dengan perpindahan untuk semakin dekat kepada Allah. Jika kedudukan kita sekarang (x2) lebih dekat kepada Allah daripada sebelumnya (x1), berarti perpindahan bernilai negatif. Dengan begitu usaha akan bernilai negatif. Artinya, lingkungan sekitar kita akan ikut bekerja untuk kita dalam mencari rezeki yang lebih banyak. Semakin “ekstrem” kita dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan semakin besar motivasi kita, semakin besar pula kerja yang dilakukan lingkungan sekitar untuk kita.

Bagaimana jika sebaliknya, motivasi kita berlawanan dengan arah perpindahan yang diharapkan. Dalam hal ini, motivasi (F) bernilai negatif dan perpindahan juga negatif. Berarti usaha akan bernilai positif. Artinya apa? Artinya, untuk memperoleh rezeki yang lebih besar, kita harus berusaha sendiri dengan usaha yang lebih besar pula. Dalam hal ini, lingkungan sekitar kita tidak memberikan dukungan kepada apa yang sedang kita kerjakan.

Dalam pengertian lain, usaha juga dapat diartikan sebagai perubahan energi, baik energi kinetik maupun energi potensial. Sebagai perubahan energi kinetik, usaha dapat dirumuskan: W = ½ m (v22 – v12). Di artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk mendapatkan rezeki yang lebih besar dengan energi yang sama, maka caranya adalah dengan memperkecil kecepatan kita dalam beribadah. Dalam hal ini, berarti v2 harus lebih kecil daripada v1. Jika demikian, maka usaha akan bernilai negatif. Artinya, tanpa kita minta maka lingkungan sekitar kita akan bekerja untuk kita, atau mendatangkan rezeki tanpa kita duga.

Dalam hubungannya dengan energi potensial, usaha dapat dirumuskan: W = mg (h2 – h1). Jika kedudukan kita sekarang lebih dekat kepada Allah daripada sebelumnya, berarti h2 – h1 bernilai negatif. Yang berarti usaha juga bernilai negatif. Dengan demikian, lingkungan akan bekerja untuk kita dalam memperoleh rezeki yang lebih besar. Jika yang terjadi sebaliknya, di mana kita semakin jauh dari Allah dari sebelumnya (h2 – h1) bernilai positif, maka usaha juga bernilai positif. Artinya, kita sendirilah yang harus berusaha lebih keras.

Itulah otak atik gathuk menurut saya. Sekali lagi, tujuan dari artikel ini adalah untuk menasihati diri sendiri. Tujuan lainnya semoga bermanfaat bagi pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun