Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tidak Lama Lagi "Chikatetsu" Bisa Dinikmati Warga Jakarta

26 Agustus 2018   11:30 Diperbarui: 26 Agustus 2018   11:34 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Tulisan saya di Kompasiana tanggal 23 November 2009 yang berjudul: "Kapan ya Bisa Menikmati Chikatetsu di Jakarta" terjawab sudah. 'Chikatetsu', bahasa Jepang, artinya kereta bawah tanah (subway) akan segera bisa kita nikmati. Pengalaman naik 'chikatetsu' di Jepang saya alami waktu saya mengunjungi negeri Sakura ini pada tahun 1996. Saya merasakan betapa efektifnya pengggunaan kereta bawah tanah di Jepang sehingga bisa menghemat banyak waktu dan tidak terjebak dalam kemacetan berkepanjangan.

Impian saya menikmati Chikatetsu di Jakarta hampir menjadi kenyataan.

Sampai akhir Juni 2018, pekerjaan fisik sudah 94,6 persen selesai. Untuk pembangunan jalur bawah tanah sudah mencapai 96,83% dan pengerjaan jalur layangnya mencapai 92,39%. (finance.detik.com). Kalau sudah selesai MRT (Mass Rapid Transit) Tahap I akan menghubungkan Stasiun Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia, yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan.

MRT atau subway (kereta bawah tanah) sudah lama dikenal di negara-negara maju sebagai moda transportasi yang dianggap paling efektif. Kereta bawah tanah di Paris (disebut Metro) dikenal paling rumit jaringannya dan bertingkat ke bawah sampai tiga tingkat. Jaringannya menyebar sebanyak 15 jalur sepanjang 199 kilometer dengan 368 stasiun. 

Demikian pula hanya dengan kota-kota besar lainya yang pernah penulis kunjungi seperti Tokyo, Beijing, Washington DC., Moskow dan lain-lain. Yang paling menarik adalah kereta bawah tanah di Moskow, karena statsiunnya memiliki arsitektur berciri era Sovyet yang monumental dengan dinding marmer dan dihiasi lampu-lampu gantung (chandelier) yang megah dan cantik. 

Dibangun mulai tahun 1935, kereta bawah tanah di Moskow memiliki 13 jaringan dan 206 stasiun. Dengan harga karcis 3 kopek (tahun 1989, 3/100 rubel, sekitar 3 sen dolar AS, kurs resmi waktu itu) kita bisa mengelilingi kota Moskow sampai ke ujung-ujungnya. Kereta bawah tanah di London (disebut Tube), mulai dibangun tahun 1863, mungkin yang paling tua, memiliki memiliki 11 jalur jaringan sepanjang 402 kilometer dan 270 stasiun.

Amsterdam adalah kota yang agak terlambat membangun jalur kereta bawah tanahnya. Meskipun sudah direncanakan sejak tahun 1968, baru tahun 1970 pembangunan jalur timur dimulai dan tahun 2002 jalur utara-selatan dimulai pembangunannya. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kereta bawah tanah di Amsterdam banyak mengalami kendala karena banyak merusak bangunan-bangunan bersejarah, sehingga mengalami banyak keterlambatan.

Pembangunan kereta bawah tanah di Washington DC juga agak terlambat. Mulai dioperasikan tahun 1976, Metroline memiliki enam jalur sepanjang 188 km dan 91 stasiun. Yang menarik, tidak ada jalur yang melalui daerah Georgetown (daerah elit di Washington DC) dan tidak ada stasiun di Georgetown. 

Menurut cerita, penduduk Georgetown menolak keberadaan stasiun di daerahnya karena tidak ingin daerahnya yang eksklusif mudah dimasuki para penjahat dan orang hitam (yang notabene miskin). 

Alasan lain adalah sifat geografis Georgetown tidak cocok untuk konstruksi kereta bawah tanah (welovedc.com). Alasan pertama itu mungkin persepsi  yang umum pada waktu itu terhadap warga kulit hitam. Saya jadi ingat waktu Pemprov DKI merencanakan jalur Transjakarta (busway) melalui kawasan Pondok Indah beberapa tahun yang lalu, yang ditolak oleh sebagian warga Pondok Indah.

Kembali ke Jakarta, kereta bawah tanah (MRT) Jakarta, kalau selesai tahun depan, baru ada satu jalur dengan  panjang 15,7 kilometer dan 13 stasiun. Kita memang terlambat mengantisipasi masalah lalu lintas di Jakarta, tapi lebih baik terlambat daripada tidak samasekali. Menurut rencana, kalau jalur selatan-utara dan barat-timur selesai dibangun, total panjang jalur MRT Jakarta akan menjadi 110,8 kilometer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun