Amien Rais merupakan sosok politisi senior yang tak diragukan lagi kapasitasnya. Ia sempat menduduki jabatan tinggi, seperti Ketua MPR dan sempat pula maju dalam kontestasi pilpres meskipun akhirnya gagal.
Sepak terjah Amien Rais di dunia perpolitikan cukup menonjol. Ia merupakan salah satu motor penggerak reformasi yang akhirnya mampu menghancurkan tirani yang dibangun selama 32 tahun oleh Soeharto.
Berkat jasanya pula, Gus Dur bisa naik menjadi orang nomer satu di Indonesia, meskipun akhirnya dijatuhkan juga.
Lama tak terdengar kiprahnya, sosok yang seharusnya sudha mandhita ini kembali turun gunung untuk kembali meramaikan dunia perpolitikan Indonesia.
Sayangnya, kiprah Amien Rais kali ini bukan sebagai peneduh yang mampu menyatukan anak bangsa, tetapi banyak yang menganggapnya justru memperkeruh suasana. Maka ada sebagian yang mengecapnya sebagai Sengkuni.
Salah satu pernyataannya yang cukup mengagetkan adalah wacananya untuk melakukan people power atau menggerakkan massa jika calon yang didukungnya kalah. Tak lupa ia selalu menghembuskan narasi bahwa pilpres kali ini penuh dengan kecurangan.
Saat menghadiri syukuran kemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat TMII, Amien Rais menyatakan lebih bergembira apabila terjadi perang total.
"Tenang saja, nanti akan ada pergantian yang sejuk, yang konstitusional, demokratis, itu kemauan kita tapi kalau ngajak perang total saya kira kita lebih bergembira ria," ujar Amien Rais seperti dilansir dari cnnindonesia.com (24/4/2019).
Ia juga menyatakan siap untuk berada di garda depan jika hal tersebut terjadi.
Sungguh disayangkan, seorang yang disepuhkan seperti Amien Rais bukannya membuat keadaan menjadi teduh, tertapi justru memperkeruh. Â