Mohon tunggu...
Rissa Nur Ayunda
Rissa Nur Ayunda Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

Senang dengan hal-hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Eksistensialisme dan Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

1 Mei 2020   18:31 Diperbarui: 1 Mei 2020   18:29 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini saya akan membahas mengenai filsafat pendidikan eksistensialisme beserta pemikiran para tokoh filsafat pendidikan eksistensialisme.

saya terlebih dahulu aka menjelaskan, apa sih filsafat pendidikan eksistensialisme?

A. Pengertian Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Eksistensialisme berasal dari kata Eks (keluar) dan sitere (membuat atau berdiri). Eksistensialisme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang pemahamannya berpusat pada manusia individual yang bertanggung jawab atas kemauannya sendiri tanpa memikirkan suatu kebenaran yang benar maupun yang tidak benar. Sebagai aliran filsafat pendidikan tergolong berani berepgang pada kebebasan dirinya.

Tujuan eksistensialisme yaitu untutk mendorng setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untutk pemenuhan diri dengan memberikan bekal pengalaman yang luas dalam semua bentuk kehidupan. Tujuan filsafat pendidikan eksistensialisme inibisa dijadikan sebagai sebuah dasar pijakan dalam mengajar belajar di kelas karena manusia adalah individu yang bebas. kebebasan ini menjadikan dirinya dan orang lain yang dapat menghasilkan kehidupan sendiri lingkungan maupun orang lain.

(Sumber)

B. Pemikiran Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Eksistesialisme

1. Jean Paul Sartre (1905-1980)

ia menjadi termasyhur melalui karyanya dibidang filsafat seperti Being and Nothingness. Dalam aliran eksistensialisme ia berpendapat bahwa eksistensi sebelum esensi.

2. Soren Kierkegaard

ia lahir di Jerman pada tanggal 5 mei 1813. awalnya ia tertarik dengan pemikiran Hegel, akan tetapi lama kelamaan ia mengkritik pemikiran Hegel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun