Mohon tunggu...
Risni Ajeng P J
Risni Ajeng P J Mohon Tunggu... Jurnalis - @risniajeng

Mahasiswi Program Studi Komunikasi di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor. Angkatan 54

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sale Pisang Tradisional dari Kecamatan Cariu

6 Maret 2019   10:03 Diperbarui: 6 Maret 2019   10:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Mimih istri pemilik usaha sale pisang di Kecamatan Cerita - Dokpri

Ibu Mimih, istri pemilik usaha sale pisang di Kecamatan Cariu

Sale pisang adalah salah satu camilan ringan yang digemari masyarakat. Olahan camilan yang dibuat dari pisang matang yang diolah menggunakan tahap pengasapan dan pengeringan ini memiliki cita rasa yang khas dan daya simpan yang cukup lama. 

Mutu sale pisang sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah pisang dan jenis buahnya. Tingkat kematangan pisang yang cocok untuk olahan ini adalah tingkat kematangan penuh atau pisang manis siap konsumsi. 

Tidak semua jenis pisang dapat diolah menjadi sale pisang, maka dari itu, sale pisang yang enak biasanya terbuat dari pisang pulo, pisang ambon, pisang kepok, atau pisang emas. 

Di Indonesia, Kecamatan Cariu merupakan salah satu daerah penghasil olahan sale pisang. Seperti Bapak Sukarya dan Ibu Mimih yang berasal dari Desa Mekarwangi Kecamatan Cariu yang telah menggeluti usaha sale pisang sejak tahun 2010. 

Keluarga sederhana ini mengolah sale pisang dan keripik pisang menggunakan cara tradisional, yaitu dengan cara pengeringan di bawah terik matahari dan penggorengan menggunakan wajan dan kompor kecil. Terik matahari saat proses pengeringan ini sangat mempengaruhi hasil olahan sale pisang.

Proses produksi sale pisang dan keripik pisang. - Dokpri
Proses produksi sale pisang dan keripik pisang. - Dokpri
Salah satu proses produksi sale pisang

Bahan baku pembuatan sale pisang dan keripik pisang ini diambil dari petani-petani sekitar di daerah Kecamatan Cariu. Menurut Bapak Sukarya, akan jauh lebih murah mengambil dari petani jika dibandingkan dengan mengambil pisang dari pasar. 

Bermodalkan 1 juta rupiah, kini keluarga Bapak Sukarya dapat menghasilkan keuntungan hingga 2,5 juta rupiah perbulannya. Keuntungan ini tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan karena melihat proses produksi dan penjualan yang naik turun. Usaha kecil yang didirikan oleh Bapak Sukarya dan Ibu Mimih ini menjadi salah satu penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Umur yang sudah menua tidak menjadi penghalang dari kegigihan dan semangat keluarga Bapak Sukarya dalam membangun usaha ini. "Iseng-iseng di rumah mau ngapain, umur udah 50 tahun bisa kerja apa atuh saya mah daripada nganggur di rumah," ujar ibu Mimih seraya mengambil hasil produk yang akan dijual. 

Sale pisang dan keripik pisang yang dibuat oleh keluarga Bapak Sukarya kemudian didistribusikan ke pasar-pasar maupun ke tempat Bapak H. Mansyur yang dikenal sebagai pengusaha sukses di Kecamatan Cariu. Satu bungkus sale pisang dan keripik pisang dijual seharga Rp7.000 dan Rp8.000. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun