Mohon tunggu...
Risna Nugroho
Risna Nugroho Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger, Ibu Rumah Tangga, Homeschooler, Chiang Mai, Thailand, tulisan lainnya di blog.compactbyte.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saya Tidak Ikut Petisi Online

29 Mei 2020   00:25 Diperbarui: 29 Mei 2020   00:50 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya mendapati beberapa teman saya menyebarkan link untuk menandatangani petisi online mengenai penundaan masuk sekolah selama pandemi. Saya setuju dengan isi petisi ini, tapi saya tidak ikut menandatangani. Alasannya karena saya tidak percaya dengan petisi online. 

Saya tidak percaya dengan petisi online, karena alamat surel saya pernah dipakai untuk menandatangani petisi yang saya bahkan tidak pernah tau petisi itu ada. Waktu itu dengan susah payah saya harus menghapus nama saya dari petisi-petisi itu, karena sebagian besar bahkan petisinya bukan hal yang saya setujui.

Pengalaman tahun lalu, saya baru menyadari kalau change.org itu cuma butuh nama dan alamat surel kita tanpa verifikasi untuk menyatakan orang tersebut menandatangani sebuah petisi. Saya mendapati beberapa orang dengan nama yang bahkan tidak saya kenal menggunakan alamat surel saya untuk menandatangani petisi tersebut.

Saat ini, saya tidak berminat mencari tahu apakah change.org sudah memperbaiki sistemnya dalam mengumpulkan petisi. Mudah-mudahan sudah ya, mudah-mudahan sekarang ini kalau menandatangani petisi ada verifikasi lagi yang dikirimkan ke surel yang kita pakai. Semoga saja tidak kejadian lagi ada yang memasukkan alamat surel orang lain demi terlihat banyak yang menandatangani.

Saya tidak percaya dengan petisi online, yang hanya bermodalkan alamat surel saja. Setiap orang bisa memiliki lebih dari satu alamat surel. Jadi walau ada terlihat banyak yang tanda tangan, dari mana diketahui bahwa jumlah tanda tangan itu sama dengan jumlah orang yang menandatangani?

Kalau menurut saya, memang petisi online ini cara mudah untuk meminta persetujuan dari orang banyak. Mengumpulkan tanda tangan asli tentunya bakal butuh lebih banyak waktu dan hasilnya belum tentu juga didengarkan oleh pihak yang ditujukan.

Terlepas dari saya tidak tanda tangan dengan petisi tentang tunda masuk sekolah masa pandemi, semua hal yang dikemukakan dalam petisi ini saya setuju. Buat apa terburu-buru buka sekolah kalau akhirnya nanti kebanyakan orangtua memilih tidak mengirim anaknya ke sekolah?

Banyak kok negara yang menunda membuka sekolah. Thailand salah satunya. Seharusnya tahun ajaran baru di Thailand sudah dimulai sejak pertengahan Mei, tapi pemerintah Thailand sejak bulan April sudah membuat keputusan kalau tahun ajaran baru akan ditunda mulai Juli.

Walaupun secara resmi tahun ajaran baru mulai Juli, beberapa sekolah mempersiapkan diri dengan mengadakan uji coba kelas jarak jauh. Acara pendidikan dengan memanfaatkan TV juga sudah dimulai.

Saya juga baca berita, di Filipina sekolah tidak akan dibuka selama vaksin belum ditemukan. Padahal rencana sebelumnya mereka menunda buka sekolah yang seharusnya Juni ke Agustus, tapi berikutnya mereka memutuskan tidak buka sekolah sampai vaksin ditemukan. Katanya bahkan anak tinggal kelas tidak masalah. Padahal Agustus masih lama loh, masih 2 bulan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun