Mohon tunggu...
Risman Senjaya
Risman Senjaya Mohon Tunggu... Lainnya - Writer Wannabe

Writer wannabe. Hobi fotografi dan musik. Peminat novel Tere Liye dan Ika Natassa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cobang: Hidup dan Cintamu Tak Lagi Sama (Bab 1: Distraksi)

22 Oktober 2020   09:56 Diperbarui: 22 Oktober 2020   10:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ha... Ha... Ha... Ardi, Ardi... Jadi itu alasan lo balik lagi ke Jakarta? Sereceh dan seremeh itu?" Ryan berkata sambil terbahak. Ardi hanya bisa merengut lalu berkata, "Ah elo, gue serius nih. Malah diketawain. Parah lo!" Susah payah Ryan menahan tawanya. Ia mematikan Mevius Lights-nya, lalu memegang kedua pundak Ardi. Ryan menatap Ardi penuh semangat. Sesaat kemudia ia berkata, "Tenang bro... chill... relax... Lo berada di tangan yang tepat. Lo berada dijalur yang benar. Gue punya solusi buat masalah lo."

Tatapan Ardi seolah ia tak percaya dengan pernyataan Ryan barusan, namun hatinya juga penasaran. Ryan sadar bahwa teman lamanya itu tidak memercayainya begitu saja. Ia lalu lanjut menjelaskan, "Solusi dari masalah lo adalah apa yang biasa gue sebut dengan dis.. trak... si...." Ryan mengucap kata distraksi perlahan namun mantap.

"Distraksi? Coba lo jelasin ke gue selengkapnya. Ga usah bikin penasaran deh!" Ardi berujar setengah kesal, lalu menepis kedua tangan Ryan. Ia lalu melangkah gontai menuju balkon. Raut mukanya kusut, matanya menatap kosong pada bulan sabit yang menggantung di langit Jakarta. Entah mengapa, bulan sabit malam ini bagi Ardi terasa tersenyum mengejeknya. Ia lalu kembali masuk kedalam dan duduk disebelah Ryan.

"Bingung juga gue ngejelasinnya. Udah deh, pokoknya percaya sama gue. All you need is trust in me. Distraction is your solution." Ryan berujar dengan mantap sambil menenggak sekaleng Heinekken dingin.

"Tapi kan ngga se--- " Perkataan Ardian terputus karena gawai Ryan berbunyi. Wajahnya nampak seperti anak kecil yang diberi sekotak permen menatap siapa yang menghubunginya. Ia lalu memberi kode meminta waktu pada Ardian untuk menerima telepon. Entah dengan siapa Ryan berbicara, yang jelas nada bicara Ryan terdengar riang sekali.

"Nah, kebetulan banget bro. Malam ini, disini kita bisa mulai distraksi itu. Lo tunggu aja disini yah, gue mau keluar sebentar. Gue ngga lama koq, paling satu jam gue dah balik lagi." Ryan lalu mengambil kunci mobil dan langsung menghambur keluar tanpa memberi kesempatan Ardi untuk membalas. Ardi hanya bisa termenung duduk di sofa. Ia lalu menyalakan TV lalu mengganti-ganti channel-nya dan berhenti pada tayangan siaran tunda NBA. Golden State Warriors melibas Chicago Bulls 43-17 di quarter pertama. Klay Thompson sedang on fire membuat Zach Lavine cs tak bisa berbuat banyak. Untuk sementara Ardi hirau dengan masalahnya.

Pertandingan memasuki quarter terakhir dan Warriors masih unggul 20 bola dari Bulls saat Ardi dikejutkan dengan bunyi bel. Ia lalu membuka pintu apartemen lalu dilihatnya Ryan datang bersama dua orang wanita cantik berseragam pramugari. Ryan tersenyum pada Ardi, lalu mempersilahkan kedua tamunya itu masuk.

"Ardi, ini dua bidadari yang akan menemani kita 'terbang' malam ini. Yang tinggi berambut hitam ini namanya Clara dan yang semampai berambut coklat itu namanya Febby." Ryan mengenalkan dua temannya pada Ardi yang hanya bisa tertegun menatap keduanya. Sumpah cantik banget semuanya, First class, begitu dalam benaknya. Kedua wanita itu mengenakan seragam berwarna merah marun dengan legging dan sepatu hitam.

"Halo mas Ardi, nama gue Clara. Pramugari tercantik se-Jakarta Selatan." Clara mengulurkan tangan dan tersenyum pada Ardi. Ia menyambut uluran tangan Clara yang putih terawat dan ditumbuhi bulu-bulu halus. Wajah cantik Clara mengingatkan Ardi pada sosok artis Tyas Mirasih.

"Gue Ardi, teman sebangku Ryan waktu SMP," ujar Ardi sambil mengangguk tersenyum tipis. Dengan high heels yang dipakainya, tinggi Clara hampir sama dengan tinggi Ardi. Ardi menaksir tinggi Clara sekitar 170 cm, mungkin lebih sedikit. Rambutnya bergelombang sepanjang bahu. Ibarat mobil, mungkin layaknya Nissan Skyline GTR.

"Kalau gue Febby, mas Ardi. Pramugari terseksi se-Jakarta Barat," sapa Febby seraya mengulurkan tangannya pada Ardi sambil tersenyum genit menggoda. Febby tak setinggi Clara, tapi siluet tubuhnya memang lebih seksi. Sekilas wajahnya mirip dengan Nabilah Ayu JKT48. Gigi gingsul, lesung pipi dan bibir sensualnya sungguh membuat Ardi gemas. Ibarat mobil, mungkin layaknya Toyota Celica.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun