Mohon tunggu...
Risman Mardiana
Risman Mardiana Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

USA (Urang Sunda Asli) | @risman.mard | Japanese Interpreter | Food Traveler | Alumnus of Universitas Padjadjaran | Fan of @AgnezMo

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menjajal Perjalanan dari Medan ke Danau Toba dengan Seratusan Ribu Rupiah Saja

14 Juni 2018   16:33 Diperbarui: 15 Juni 2018   14:18 19386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kebetulan sedang ada pekerjaan di luar kota, di sela-sela menunaikan tugas kantor, jika ada waktu, biasanya saya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tempat ikonik, dari sekedar belajar sejarah suatu bangunan, berswa foto, hingga mencicipi kuliner khas daerah tersebut.

Bulan Juni 2018 ini saya kembali bersempatan untuk mengunjungi kota Medan, Sumatera Utara. Kalau saya tidak salah ingat, ini adalah kali keenam perjalanan saya untuk urusan pekerjaan di kota tersebut. Hampir semua tempat ikonik di kota Medan sudah saya kunjungi. 

Tidak hanya kota Medan, beberapa kota di sekitarnya pun sudah pernah saya kunjungi, seperti bermotoran ke Kota Binjai, mencoba naik kereta ekonomi ke Kota Tebing Tinggi, dan juga mengunjungi pagoda Alam Lumbini di Berastagi, Kabupaten Karo.

Memang masih banyak lagi tempat wisata di Sumatera Utara yang belum pernah saya kunjungi. Beberapa tempat wisata memerlukan waktu tempuh yang tidak sebentar dari Kota Medan, sehingga sulit dikunjungi jika hanya memanfaatkan waktu luang di sela-sela pekerjaan. Harus menyiapkan waktu khusus untuk mencapainya. Di antaranya adalah Danau Toba.

Danau Toba dan Pulau Samosir adalah dua di antara beberapa tempat pertama yang melintas di kepala saya ketika pertama kali mendapat tugas ke kota Medan. Lima kali ke Medan sebelumnya, lima kali juga saya urungkan untuk mengunjungi dua tempat tersebut. Selain jarak tempuh yang tidak sebentar, saya pun belum terlalu hafal dengan medan perjalanannya.

Setelah mempelajari agenda kerja saya di Medan, akhirnya saya memutuskan, kali ini saya harus berkunjung ke Danau Toba!

Hari Selasa tanggal 5 Juni 2018 tidak ada agenda pekerjaan yang berarti. Selepas sahur di hotel tempat saya menginap, di kawasan Pasar Baru, Medan, saya segera bersiap-siap menuju Terminal Amplas sepagi mungkin dengan menggunakan ojek daring. Menurut blog yang saya baca sebelumnya, bus PO Sejahtera akan berangkat ke Parapat, Kabupaten Simalungun, setiap satu jam sekali, mulai pukul 06:00 pagi, sehingga saya pun mempersiapkan diri agar bisa berangkat dengan menggunakan bus keberangkatan yang pertama. 

Namun, ternyata, hitungan saya meleset. Saya tiba di terminal 15 menit lebih lambat, dan bus pertama pun sudah melaju ke Parapat. Akhirnya saya menunggu bus keberangkatan yang ke-2 yang akan berangkat pukul 07:00 pagi. Empat puluh lima menit sia-sia karena saya salah perhitungan. Huft.

Jam tujuh pas, bus melaju menuju Parapat. Ketika tahu ongkos bus yang hanya Rp 40.000 rupiah, sejujurnya saya tidak terlalu berharap banyak dengan kenyamanan bus PO Sejahtera ini. Bus ekonomi tanpa pendingin ruangan ini memiliki kursi yang terbuat dari plastik, mengingatkan saya pada bus Damri di Kota Bandung yang sering saya tumpangi sewaktu kecil :)

Bus melaju dengan kecepatan sedang, melewati Tebing Tinggi, Pematang Siantar, hingga masuk ke Simalungun yang berbatasan langsung dengan Danau Toba. Jarak tempuh dari kota Medan ke Parapat, Simalungun yang berkisar +/- 90 Km menjadi lebih lama, karena bus sering berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di perjalanan.

Setelah perjalanan lebih dari 4 jam, melewati hutan, samar-samar dari kejauhan saya melihat hamparan air yang luas. Saya pikir tidak lama lagi saya akan tiba di Danau Toba. Ternyata benar. Setelah bertanya kepada penumpang yang duduk di sebelah saya, hamparan air yang seperti laut tersebut adalah Danau Toba!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Rasa pegal, gerah, lelah, haus, dan lapar yang menemani saya sedari tadi, mendadak hilang, dikalahkan oleh perasaan senang karena bisa melihat langsung danau yang sejak TK sering diceritakan keindahannya oleh guru di sekolah.

Saya tiba di Pelabuhan Ajibata, Parapat, Simalungun, ketika matahari tepat ada di atas kepala saya. Pelabuhan Ajibata adalah tempat berlabuhnya kapal yang akan membawa saya menyebrangi Danau Toba, untuk tiba di Pulau Samosir. Letak pelabuhan tidak sulit dijangkau, karena rute bus PO Sejahtera akan berakhir persis di tempat parkir pelabuhan ini.

Pelabuhan Penyeberangan Ajibata
Pelabuhan Penyeberangan Ajibata
Sebetulnya ada beberapa pelabuhan tempat menyebrang ke Pulau Samosir, tapi karena tujuan saya adalah Desa Tomok, maka saya menyebrang dari Pelabuhan Ajibata ini.

Kapal berukuran sedang yang saya tumpangi ini terdiri dari dua lantai. Saya memilih lantai atas, agar busa lebih maksimal dalam menikmati pemandangan Danau Toba. Tapi jangan khawatir, walaupun di lantai 2, kapal dilindungi oleh kanopi, sehingga terik matahari tidak mengganggu perjalanan.

Kapal Penyebrangan ke Pulau Samosir
Kapal Penyebrangan ke Pulau Samosir
Sepanjang perjalanan, dengan backsound lagu-lagu pop Batak, saya disuguhi pemandangan yang luar biasa. Benar kata orang, kalau danau vulkanik yang terbentuk oleh ledakan supervolcano sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu (wikipedia) ini menjadi destinasi wajib ketika berkunjung ke Sumatera Utara. Tidak heran jika pada tahun 2016 Presiden Jokowi menetapkan Danau Toba menjadi salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

Setelah perjalanan +/- 30 menit dan membayar ongkos Rp 8.000 saya tiba di Pelabuhan Tomok, gerbang menuju Pulau Samosir. Saya segera mengikuti papan petunjuk yang terpasang.

Tempat yang pertama yang saya singgahi adalah patung Sigale-gale, yaitu sebuah patung kayu yang digunakan dalam pertunjukan tari saat ritual penguburan mayat suku Batak di Pulau Samosir. 

Selama menari-nari, patung ini dikendalikan oleh seorang pemain dari belakang menggunakan tali tersembunyi yang menghubungkan bagian-bagian patung melalui podium kayu berukir tempatnya berdiri. Hal ini memungkinkan bagian lengan, kepala, dan tubuhnya digerakkan (wikipedia).

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Rumah Adat Batak di Desa Tomok
Rumah Adat Batak di Desa Tomok
Tujuan selanjutnya adalah makam Raja Sidabutar di Desa Ambarita, tidak jauh dari Desa Tomok. Raja Sidabutar dipercaya sebagai orang sakti, penguasa Pulau Samosir. Makam yang terbuat dari batu ini dipahat utuh, tanpa sambungan. Ditata dengan rapi, dengan dihiasi ornamen warna merah, putih, dan hitam khas Batak. 

Makam yang berusia lebih dari 460 tahun ini tidak dikuburkan di dalam tanah, melainkan diletakkan di atas tanah. Sebelum memasuki area makam, pengunjung wajib memakai ulos yang telah disediakan, dan ada pantangan-pantangan yang tidak boleh dilakukan pengunjung, sebagai bentuk penghormatan kepada sang raja. 

Tidak ada biaya tiket untuk masuk ke area makam, tapi pengunjung disodori kotak sumbangan seikhlasnya ketika akan meninggalkan area makam.

Makam Tua Raja Sidabutar
Makam Tua Raja Sidabutar
Setelah puas mengambil gambar dan berkeliling Desa Tomok dan sekitarnya, saya memutuskan untuk menyudahi perjalanan kali ini. Sebetulnya masih banyak tempat wisata di Pulau Samosir yang belum saya kunjungi, namun saya harus mengejar bus keberangkatan terakhir untuk pulang ke Medan. Jam masih menunjukkan jam 3 sore. 

Masih ada waktu dua jam sebelum bus keberangkatan terakhir. Setelah meyeberang dengan kapal dari Pelabuhan Tomok ke Pelabuhan Ajibata, saya naik angkot ke salah satu masjid yang lokasinya bersebelahan dengan kantor polisi. Saya pun menunaikan salat zuhur dan asar di masjid tersebut sambil beristrahat sejenak.

Jika saat berangkat tadi saya naik bus ekonomi PO Sejahtera, maka untuk pulang saya ingin mencoba bus dari PO lain. Di depan masjid, saya menunggu mobil travel tipe MPV yang akan membawa saya ke Pematang Siantar. Setelah melaju hampir 1 jam dan membayar ongkos Rp 20.000, saya minta diturunkan di loket bus PO Intra, Jalan Sisingamangaraja, Pematang Siantar. 

Di sana saya memesan tiket jurusan Medan dengan tarif Rp 42.000. Bus ini lebih nyaman daripada bus saya tumpangi ketika berangkat, karena selain kursinya empuk, juga berpendingin ruangan. Setidaknya saya dapat beristirahat dengan lebih nyaman untuk 4 jam perjalanan pulang ke Medan :)

Berikut adalah perincian yang saya keluarkan selama perjalanan ke Danau Toba dan Pulau Samosir:

  • Bus PO Sejehtera dari Medan ke Parapat: Rp 40.000
  • Kapal dari Pelabuhan Ajibata ke Pelabuhan Tomok: Rp 8.000
  • Kapal dari Pelabuhan Tolok ke Pelabuhan Ajibata: Rp 8.000
  • Angkot dari Pelabuhan Ajibata ke masjid: Rp 5.000
  • Travel dari Parapat ke Pematang Siantar: Rp 20.000
  • Bus PO Intra dari Pematang Siantar ke Medan: Rp 42.000
  • Suvenir: Rp 20.000

Total: Rp 143.000

Perincian biaya di atas mungkin sudah menjadi rahasia umum bagi penduduk Sumatera Utara, tapi bagi saya yang berasal dari luar Sumatera Utara, ongkos tersebut ternyata di bawah perkiraan, karena selama ini saya berpikiran harus menyiapkan budget ekstra untuk bisa ke Danau Toba :)

Dalam perjalanan kali ini, saya tidak sempat mencicipi kuliner khas Samosir, mengingat bertepatan dengan bulan Ramadhan. Jika ada kesempatan lagi ke sana, saya ingin sekali mencicipi nikmatnya mi gomak dan ikan arsik khas Samosir :)

Oh iya, sebetulnya ada banyak alternatif transportasi yang bisa dipakai dari Medan ke Danau Toba (sebaliknya), tergantung kebutuhan, mulai dari bus ekonomi (seperti yang saya pilih), mobil travel, sewa mobil, taksi, kereta api (via Pematang Siantar), hingga pesawat terbang. Saya memilih naik bus PO Sejahtera, karena bus PO Sejahtera adalah satu-satunya bus yang tujuan akhirnya di Pelabuhan Ajibata. 

Jika naik bus dari PO lain, maka akan diturunkan di lokasi lain, sehingga masih harus menyambung dengan angkot, yang saya pikir tidak praktis. Jika sewa mobil tentu akan menguras dompet saya karena saya bepergian seorang diri. 

Begitu juga dengan naik pesawat. Jika menggunakan kereta api, saya kesulitan menyesuaikan jadwalnya. Jadi, untuk transportasi dari Medan ke Danau Toba tergantung kebutuhan (dan budget) masing-masing ya.. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun