Mohon tunggu...
Risma Indah L
Risma Indah L Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan penikmat hobi

Menulis mencoba menginspirasi Mendidik mencoba memberdayakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tamu Undangan yang Tak Mau Pulang

15 Januari 2020   22:26 Diperbarui: 17 Januari 2020   15:36 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : suasana pesta Maumere. Dokpri suami saya.

Tidak lama MC kembali angkat bicara, " Saudara, saudari...kita diberi tambahan waktu sampai jam 12 malam. Setelah itu pesta selesai ya...Silakan satu jam lagi" 

Yeah.... para hadirin sangat senang mendapat tambahan waktu. Speaker-speaker kembali berdentum. Goyang lagi......

Saya sudah mulai merasa sebel. Apalagi  melihat suami kelihatan sudah tidak "100 persen" hihihi. 

Tepat jam 12 malam musik dimatikan sesuai janji....."Wooiiii.......!" Kali ini hadirin protes lebih keras! "Tambah waktu lagi! Acara sampai pagi!"

Saya merasa suasana  sudah agak berbeda..... dan benar, tiba-tiba  seorang berbadan besar berteriak dan membanting tiang dudukan lampu. Waduh, gawat ini ! Suasana jadi semerawut. Jantung saya mulai berdebar, sambl mata mencari -cari dimana suami saya. 

Selompok lelaki mulai kembali mendekati MC dan keluarga. Bisa ditebak, termasuk suami saya (duhhhh tepok jidat.....). Suami kalau sudah "kena" moke, gayanya sudah seperti wasit. Atur sana atur sini. 

Kali ini negosiasi berjalan cukup alot. Akhirnya mempelai pria angkat bicara. " Mohon maaf. Kita terpaksa berhenti jam 12 malam ini. Karena waktu sewa gedung sudah habis. Kalau masih mau lanjut musik dan menari. Kita bisa pindah di kontrakan kami" Kata-katanya bernada memohon dan mencoba memberi harapan. 

Dalam hati saya mengatakan, yang benar saja lanjut di rumah kontrakan. Memangnya pengantin tidak capek?

Sayangnya sebagian orang sudah kena pengaruh moke berlebihan. Suasana jadi ribut. Di beberapa sudut terlihat orang nampak bersitegang. Aduh.... keluh saya dalam hati. Saya langsung menarik suami saya. "Ayo cepat sudah kita pulang!"

Tetapi tentunya tak semudah itu. Kami harus "bertanggung jawab"  mencari setidaknya 10 orang "pasukan" kami yang sejak awal berangkat bersama. Jangan sampai tertinggal dan membuat kacau.  Sementara sedikit-sedikit suami "merasa harus" mendamaikan beberapa orang yang hampir baku pukul. Hhhhhh.....benar-benar runyam. Saat itu pihak keluarga mempelai sudah turun tangan. Mau tidak mau mengusir tamu-tamu undangan yang sudah mulai meracau tak karuan. 

Di tengah suasana ricuh, keadaan semakin panik ketika mempelai wanita pingsan! Pastinya karena kelelahan dan "tertekan" dengan keadaan kacau seperti itu.  Beberapa orang segera menggotong tubuh pingsan itu keluar menuju mobil yang diparkir.  Kedua mempelai "diamankan" dan diantar pulang terlebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun