Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Hari Raya Nyepi

13 Maret 2021   14:53 Diperbarui: 13 Maret 2021   15:11 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://travel.wego.com

Tahun 2021, ketika pandemi masih menyelimuti negeri, sudah kedua kalinya perayaan hari raya suci umat Hindu di bali, yaitu Hari Raya Nyepi dilalui dengan kondisi yang tidak seperti biasanya. Tidak lagi kami bisa melihat pemandangan pawai yang menjadi salah satu rangkaian acara yang dinanti oleh semua warga Bali tanpa terkecuali.

Hari ini, jika saja pandemi tidak datang ke negeri ini, para pemuda dan pemudi sudah mulai melakukan persiapan pawai yang akan dilakukan setelah mereka melakukan ritual agama di sore hari nanti. Beberapa warga biasanya sudah melakukan aktivitas berkeliling ke daerah tempat tinggal mereka atau bahkan keluar wilayah mereka hanya untuk melihat hasil-hasil karya luar biasa dari para seniman muda di setiap daerahnya. Di hari ini, sehari sebelum Hari Raya Nyepi, media sosial warga bali akan dipenuhi oleh tangkapan menarik dan cantik dari karya-karya seni yang syarat akan makna tersebut atau yang biasa kami sebut Ogoh-ogoh.

27 tahun hidup di pulau dewata ini, bagaimana rangkaian acara dan budaya yang dilakukan saat akan menyambut Hari Raya Nyepi menjadi hal yang sudah sangat melekat di diri saya. Hanya dengan melihat antrian warga di area-area ATM publik dan supermarket sudah seperti mengisyaratkan bahwa Hari Raya Nyepi akan datang. Pemandangan yang entah mengapa menjadi salah satu favorit saya saat tinggal di pulau dewata ini.

Sebagai warga Bali meski tak termasuk umat yang merayakannya, Hari Raya Nyepi memiliki arti dan sudut pandang tersendiri bagi saya. Dan beberapa hal  yang sudah saya sebutkan di atas, adalah tradisi yang selalu saya lihat saat menyambut Hari Raya Nyepi di Bali.

Tahun ini adalah tahun kedua tidak diadakannya pawai ogoh-ogoh karena kondisi pandemi. Situasi dan suasana pawai menjadi hal yang sangat kami rindukan. Karena bagaimana meriahnya suasana saat semua warga Bali bisa berkumpul bersama, saling menyanjung hasil karya seni dari para pemuda. Sebuah keindahan dari keberagaman kami yang hidup dan tinggal di pulau dewata ini. 

Di tengah keramaiaan, beberapa pencari nafkah hadir menawarkan jajanan atau minuman. Seolah semua pihak bisa menikmati situasi hari raya itu dengan cara mereka sendiri. Senang rasanya bisa saling memberi makna meskipun kami tidak  ikut merayakan ritualnya. Kami saling menghargai dengan batasan kami sendiri.

Di hari H-nya sendiri, Hari Raya Nyepi menjadi waktu yang sangat berharga bagi orang-orang yang sebelumnya tak pernah punya waktu di rumah bersama keluarga. Kondisi yang mengharuskan diberhentikannya aktifitas diluar rumah, membuat yang biasanya bekerja dari pagi hingga malam tetap berada di rumah dengan keluarga kecilnya. Menikmati 24 jam waktunya dengan melihat seluruh anggota keluarga.

Quality time seperti ini bahkan terasa mustahil bagi sebagian orang yang punya banyak kesibukan di luar rumah. Hari Raya Nyepi mungkin menjadi waktu terlama dan terintens yang mereka miliki untuk bisa berkumpul bersama keluarga.

Dinonaktifkannya data seluler dan layanan televisi menjadi hal baik lain yang bisa kita syukuri saat Hari Raya Nyepi. Bisa lepas dari gadget dan dunia maya seperti media sosial adalah hal yang sulit bagi kalangan milenial seperti kita. Namun saat akses untuk itu tidak dapat dilakukan, kita memiliki waktu yang baik untuk rehat dari hal-hal yang demikian. Setiap hal saya rasa butuh waktu istirahat, bahkan untuk aktivitas dunia maya sekalipun, karena ada banyak hal yang lebih realistis yang mungin sering terbaikan oleh kita saat mata hanya tertuju pada apa yang terlihat dalam perangkat yang ada ditangan.

Dan ada satu moment yang sangat saya nanti di saat Hari Raya Nyepi, yaitu di malam hari di hari H berlangsungnya hari suci itu. Jika cuaca sedang mendukung, kami bisa melihat ratusan bintang  bertaburan di atas langit Bali dengan indahnya. Sebuah pemandangan yang sangat menenangkan bagi saya pribadi. Tanpa ada kebisingan, tanpa ada keramaiaan, gelapnya kota dan desa di seluruh wilayan Bali, yang tersisa hanya tebaran bintang yang menghiasi langit kami. Percayalah, pemandangan tersebut adalah ciptaan Tuhan yang begitu layak untuk dikagumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun