Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Hari Kasih Sayang, Pangeran

15 Februari 2020   14:04 Diperbarui: 15 Februari 2020   14:07 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.idntimes.com

Kecelakaan itu membuatku kehilangan Rega. Seseorang yang 4 tahun lamanya sudah menjaga dan menemaniku dengan setia. Seseorang yang bersamanya kita melewati masa demi masa. Seseorang yang bersamanya aku bermimpi akan hidup dengan lebih baik lagi nantinya.

Kami berasal dari keluarga dengan zona yang sama. Cara hidup yang apa adanya, yang tak terlena dengan dunia dengan segala kemewahannya. Pasangan dengan ambisi dan kerja keras yang serupa untuk hidup yang lebih baik nantinya.

Dan saat hari ini, di masa kini, di dalam kendaraan roda empat yang kukendarai sendiri dan kudapati dari hasil kerja kerasku sendiri, kenangan tentangnya kembali datang lagi.

Melihat pasangan di sebalahku yang kebasahan akibat hujan di hari di mana kebanyakan pasangan sedang merayakan hari kasih sayang, aku teringat akan semua hal manis dan pahit yang pernah kami lalui bersama.

Ketika setelah peristiwa itu hujan membuatku merasa takut namun menjadi hal yang paling kunantikan. Hujan yang mengingatkanku pada pangeranku yang selalu basah ketika menjemputku untuk pergi berkencan. Hujan yang membawa kenangan akan perjuangan di tengah orang segala kemewahan yang sudah tergenggam di tangan mereka. Hujan yang akhirnya menjadi hal terakhir yang kuingat tentang situasi dimana aku harus kehilangan sang pangeran.

"Ga, jika kamu masih ada, kamu pasti sudah menjadi raja dan aku sudah menjadi putri. Kita tidak akan takut kebasahan lagi. Kita tak perlu malu dipandang aneh lagi," bisikku pada diriku sendiri.

"Sebagaimana aku yang berjuang keras hingga bisa seperti ini, aku yakin kau akan berjuang lebih giat dibanding aku yang mudah menyerah ini. Terima kasih karena pernah membagi mimpi yang akhirnya menjadi motivasi hingga aku menjadi lebih berani. Karena semua yang kudapati dan miliki saat ini adalah hasil dari pikiran baik yang selalu kau ajarkan padaku dikala kita sedang berusaha merancamg berbagai mimpi di kala itu."

"Selamat hari kasih sayang, pangeran-ku yang sudah diatas awan. Di sini hujan. Bahagialah di sana. Aku baik- baik saja. Tidak kebasahan. Tidak kedinginan," ucapku perlahan sembari melihat awan yang gelap dan masih setia membawa hujan hingga senja ke petang.

Bali, 14 Februari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun