Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Percuma Berilmu jika Menghargai Sesama Saja Tak Mampu

9 November 2019   13:07 Diperbarui: 9 November 2019   22:29 2921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: brainly.co.id

Bahkan seorang pemudi pernah merasa trauma karena dicecar di depan umum saat sedang kesulitan dalam melakukan transaksinya. Logikanya, kita tak akan melakukan kesalahan atau tidak akan bertanya ketika kita sudah mengerti dan tahu tata caranya. 

Saya pernah bertemu seseorang  yang ketika ingin memasuki area ATM, ia melepaskan alas kakinya di depan pintu kaca yang menutupi area ATM. Kalian tahu apa alasannya mengapa dia melakukan itu?

Karena beliau tidak tahu. Karena melihat tempat dengan tegel putih dan pintu kaca membuatnya berpikir kalau tempat itu harus bersih sehingga ia melepaskan alas kakinya yang ia rassa kotor.

Namum mirisnya ada orang lain yang saat itu juga melihatnya justru merasa hal tersebut sangat lucu. Mereka hanya diam dengan ekspresi menahan tawa.

Kisah lainnya adalah ketika seseorang sedang memberi arahan dan orang tersebut melakukan kesalahan. Kebanyakan yang terjadi kita akan menertawakan atau bahkan menjadikannya gunjingan dengan keryawan lain.

Namun ketahuilah bahwa bicara di depan orang banyak bukanlah hal yang sederhana. Kita tidak tahu pergejolakan yang mereka rasakan hingga berani bicara di depan. Sekalipun orang itu sudah profesional, mereka juga tidak luput dari kesalahan bukan? 

Berprofesi sebagai orang yang memberikan pelayanan membuat saya melihat banyak kejadian yang demikian saat bekerja. Masih sangat jelas diingatan saya beberapa ekspresi yang membuat saya berpikir dua kali saat ingin berkata atau bertindak akan sesuatu. Ekspresi ragu seseorang saat ingin bertanya, ekspresi ketika mereka merasa gugup saat melakukan kesalahan atau ekspresi ketika mereka malu ketika dipandang aneh oleh sekitar.

Berpikirlah lebih terbuka karena apa yang kita katakan dan lakukan bisa saja mempengaruhi perasaan atau hidup seseorang. Memarahi orang dengan kata kasar atau mempermalukan orang di depan umum misalnya. Melakukan hal demikian tak akan membuat kita dilihat sebagai orang yang lebih tinggi, justru sikap yang demikian membuat kepandaianmu terlihat berkurang. Buat apa berilmu jika menghargai sesamamu saja kamu tidak mampu.

Rasa malu dan rasa direndahkan menjadikan mereka yang tidak tahu semakin jauh terpuruk dalam ketidaktahuannya. Karena mereka takut. Mereka takut untuk bertanya saat mereka ingin tahu. Mereka takut menghadapi perlakuan yang sama ketika berhadapan dengan mereka yang lebih berilmu.

Pada dasarnya ketika kita merasa lebih tahu akan sesuatu, berbagilah. Beri tahu apa yang kita tahu kepada mereka yang ingin tahu dan butuh tahu.

Manusia tak bisa hidup sendiri. Oleh karena itu kita perlu bisa saling menghargai. Saat ada yang tak kamu sukai, tak usah dikomentari. Saat ada yang salah, cobalah membatu membenahi. Saat ada yang bertanya, cobalah memberi solusi.

Lakukan seperti bagaimana kamu ingin diperlukan. Begitulah seharusnya manusia hidup dengan saling menghargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun