Mohon tunggu...
Riska Yunita
Riska Yunita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Be your own kind of beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Meneruskan Mimpi atau Menghadapi Realita Masa Kini?

6 Juli 2019   09:06 Diperbarui: 6 Juli 2019   09:22 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : rimbysuccess.wordpress.com

Dibesarkan oleh seorang Ibu yang berstatus ibu rumah tangga membawa saya pada satu mimpi. Mimpi yang kelak ingin saya wujudkan ketika waktunya sudah tiba nanti. 

Menjadi seorang ibu rumah tangga. 

Iya. Itu mimpi saya.

Mengapa ibu rumah tangga? 

Karena melalui tangan seorang ibu rumah tangga saya bisa berdiri di posisi saya saat ini.

Sejak menikah, Ibu memang sudah memutuskan untuk tidak bekerja. Ayah yang bertanggung jawab penuh perihal kebutuhan finansial keluarga. Ketika akhirnya saya hadir, di sana lah peran ibu benar-benar terasa. Ibu mengerahkan seluruh waktu dan tenaga untuk membesarkan saya.

Ketika semakin dewasa, saya banyak menyadari bagaimana peran ibu sangat berpengaruh dalam setiap detik di hidup saya. Ibu selalu hadir di segala momen dalam kehidupan saya. Ibu yang mengerahkan seluruh waktunya di rumah membuat kehadirannya selalu terasa. Mungkin terdengar wajar ketika seorang Ibu yang memang tidak bekerja mampu untuk selalu hadir dan menemani anaknya. 

Namun tidak semudah itu. Bukan hanya soal waktu. Tapi bagaimana seorang Ibu menjadi sosok yang mampu membangun karakter dan kehidupan dari seorang anaknya kelak.

Ibu tidak memikirkan statusnya sebagai ibu rumah tangga hanya sebagai kewajiban seorang istri maupun seorang ibu. Ia berpikir jauh panjang diluar itu. Dan saya mengagumi cara pandangnya itu. 

Kita mulai saja dari apa yang seorang Ibu harus berikan ketika waktu tumbuh kembang anaknya. Asupan yang terbaik, pola didik yang benar, lingkungan yang membawa pengaruh positif. Mereka harus berpikir keras untuk mampu melakukan yang terbaik untuk anaknya. Saya ingat bagaimana Ibu selalu aktif mendampingi saya melewati waktu proses belajar sejak awal mengenal huruf dan angka. Bagaimana ia memiliki antusias untuk menjadi sosok yang mampu saya andalkan ketika saya tak tahu jawaban atas satu pertanyaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun