Mohon tunggu...
Riska Nurafifah
Riska Nurafifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa pendidikan kimia yang tertarik dalam bidang pendidikan dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Tematik UPI 2022: AKUSTIK Penghilang Plastik

16 Agustus 2022   14:58 Diperbarui: 16 Agustus 2022   15:03 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah sampah merupakan persoalan klasik yang dihadapi masyarakat. Karena hampir setiap aktivitas kehidupan kita sehari-hari hampir selalu menghasilkan sampah. Mulai dari bungkus belanjaan, sisa makanan hingga barang-barang yang sudah tidak kita gunakan. 

Produksi sampah setiap rumah tangga ini selalu menjadi masalah sosial di masyarakat. Karena, Pertama, jumlahnya terus bertambah seiring bertambahnya manusia. Kedua, lahan yang tersedia untuk menampung timbunan sampah makin terbatas lantaran tingginya kebutuhan tanah untuk hunian. Dan ketiga, upaya untuk mengurangi volume sampah dengan mengolah atau mendaur ulang menjadi barang yang bermanfaat membutuhkan investasi yang tidak sedikit. 

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut : 

  • 37,3% berasal dari aktivitas rumah tangga. 
  • 16,4% berasal dari pasar tradisional. 
  • 15,9% sampah berasal dari kawasan. 
  • 14,6% sampah berasal dari sumber lainnya. 
  • 7,29% sampah yang berasal dari perniagaan. 
  • 5,25% sampah dari fasilitas publik. 
  • 3,26% sampah berasal dari perkantoran. 

Berdasarkan jenisnya: 

  • 39,8% sampah yang dihasilkan masyarakat berupa sisa makanan. 
  • 17% sampah plastik. 
  • 14,01% sampah berupa kayu atau ranting. 
  • 12,02% sampah berupa kertas atau karton. 
  • 6,94% sampah berupa jenis lainnya. 
  • 3,34% sampah berjenis logam. 
  • 2,69% sampah berjenis kain. 
  • 2,29% sampah yang berupa kaca dan 
  • 1,91%. karet atau kulit. 

55,87% sampah berhasil dikelola sepanjang tahun lalu. 44,13% sampah masih tersisa karena belum dikelola. 

Meskipun berdasarkan data KLHK jenis sampah plastik hanya berada di urutan kedua di bawah sampah sisa makanan, namun karena sampah plastik tidak bisa terurai sebagaimana sampah makanan yang mudah diolah menjadi pupuk organik, jenis sampah ini perlu mendapat perhatian ekstra.

Berdasarkan fenomena diatas, untuk mengurangi sampah plastik KKN Tematik UPI Kelompok 21 membuat program AKUSTIK (Ayo Kurangi Plastik). Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dengan beralih dari kantong kresek ke tas belanja. Program dilaksankan di lingkungan sekitar RW 07 Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Warga diberikan tas belanja dengan syarat menukarkan ekobrick yang akan dijadikan tong sampah. 

Ecobrick adalah botol plastik yang dikemas dengan plastik bekas hingga kepadatan tertentu. Mereka berfungsi sebagai blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick dapat digunakan untuk memproduksi berbagai barang, termasuk furnitur, dinding taman, dan struktur lainnya.  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun