Mohon tunggu...
Riska Y. Imilda
Riska Y. Imilda Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

IG: riskayi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bayangkan Rasakan Lalu, Menulislah dengan Bahagia

12 Mei 2018   22:33 Diperbarui: 12 Mei 2018   22:46 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bayangkan dan Rasakan. Seperti kenal dengan kata-kata itu, benar sekali kata tersebut adalah judul lagu. Tapi, aku gak akan bahas tentang lirik-lirik sedih Maudy Ayunda itu. Coba, Bayangkan saat hati dan pikiran kamu ingin menulis. Tapi, coba Rasakan jari-jari kamu tidak setuju, seakan-akan tak bergerak. Bingung, tersentak dan akhirnya kamu tertidur. Tutup laptop, sandarkan bantal dan menyingkirkan buku bacaan.

Rasanya ingin mengutuk diri sendiri, dasar tak berguna! Tetapi tidak jadi dan langsung tersadar. Hey kamu bisanya mengeluh dan merendahkan diri, coba deh lakukan yang kamu suka dan jangan dipaksa. Rileks dan berdamai pada hati, kata mereka yang sudah bahagia. Bahagia itu yah diciptakan oleh diri mu sendiri. Aku gak bisa buat kamu bahagia, tapi kamu bisa bahagia sama aku (Makin gak nyambung, sorryJ)

As we know, bahagia itu tidak bisa dijelaskan. Bagaimanapun kamu mengungkapkan kata-kata puitis dan romantis sekalipun, tidak ada artinya kalau diri sendiri tak merasakannya. Bahagia itu diciptakan oleh hati yang terdalam dan dirasakan, bukan dibayangin. Bahagia ialah kata sifat, kamu tahu sifat? Sifat itu tak berwujud tetapi dapat kita rasakan. Maka dari itu, bahagia tak selalu karena materi dan sesuatu yang nyata didepan mata.

Salah satu contohnya, saat aku menulis ini. Aku bahagia, bisa mewujudkan pemikiran aku tanpa harus dikekang dengan deadlina  ataupun patokan tema. Setelah berbulan-bulan yang lalu otakku dipaksakan untuk menulis tulisan yang terkadang aku tak paham. 'Aku ini menulis apa?'. Tidak mengerti dengan isinya tapi tulisan itu menghasilkan. Apakah aku menyesal? Tidak sama sekali! Tentu, aku bersyukur dapat berpenghasilan. Aku bisa mengabulkan segala sesuatu yang kuinginkan.

Tetapi, kembali lagi apakah dengan itu berkembangkah otakku, pemikiran, dan bentuk tulisanku? Tidak Kawan!Perasaan tersebut selalu terbesit di benakku. Kamu tahu, aku tidak bisa menulis dengan bahasa yang baik lagi bahkan aku merasa kosakataku sempit. Buku-buku yang aku beli, sulit sekali aku tuntaskan. Tugas kuliahku? Baik-baik saja tapi tanpa perkembangan.

Aku tidak lagi menjadikan buku sebagai referensi yang paling akurat. Aku merasa 'mesin pencarian' itu segalanya dan itu mengubah semua pola pikrku. Aku berpikir lagi untuk sekian kalinya, menulis dengan mengejar target supaya mendapatkan pundi-pundi uang itu Tak Selama Menyenangkan.

Percayalah, kita memang bahagia bisa mendapatkan hasil dari jerih payah sendiri. Terlebih lagi, memang hasil yang cukup menjanjikan dengan tawaran-tawaran tertentu. Tetapi, aku sarankan dengan berdasarkan pengalamanku. Jangan terlalu terlena dalam tema yang telah ditentukan tersebut. Cobalah untuk menenangkan diri dalam bacaan dan tulisan yang kamu suka. Pastikan kamu bahagia dan lepas penat, ketika usai menulis tulisan tersebut..

Mulailah menulis dengan hal-hal yang memang kamu sukai dan paham. Hindari untuk melihat dan meniru bahkan memaksakan ingin tulisan seperti dia-kamu-mereka. Kita memiliki pemikiran serta opini sendiri, tentu saja akan berbeda memandang sesuatu dalam sudut pandang kita. Coba untuk mem- Publish tulisan yang telah dtulis,  cara inilah yang akan membuat kita dapat memperbaiki kesalahan penulisan. Tetapi yang terpenting, Menulis itu harus mengalir dan kamu bahagia bisa menuangkannya Remember it!

"There is something delicious about writing the first words of a story. You never quite know where they'll take you." Beatrix Potter

Seperti kata Beatrix, kita tidak akan tahu bahwa kata-kata itu akan memba kita kemana. Maka dari itu mulailah menulis dari hati yang bahagia dan tanpa dipaksakan. Jika harus, mari kita berdamai dengan hal itu.

Catatan penting: Terimakasih Kompasiana! Atas kehadiranmu, aku bisa menjadi penulis sesuai dengan apa yang aku inginkan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun