Kepeduliaan serta pemberdayaan terhadap kaum dhuafa merupakan salah satu ajaran pokok Muhammadiyah berdasarkan teologi Surah Al-Maun yang diserap oleh KH. Ahmad Dahlan. Berikut terjemahan surah Al Maun:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?/Maka itulah orang yang menghardik anak yatim/dan tidak mendorong memberi makan orang miskin/Maka celakalah orang yang salat/(yaitu)orang-orang yang lalai terhadap salatnya/yang berbuat ri’ya/dan enggan (memberikan) bantuan.”
Melalui surah ini KH. Ahmad Dahlan tidak hanya menyuruh untuk menghafalkan tetapi juga mengamalkannya dengan memberikan bantuan kepada fakir miskin dan memberikan makan dan minum serta disediakan tempat tidur yang layak.
Ini juga merupakan visi dari pergerakan amal Muhammadiyah untuk bersama-sama saling membantu dalam mengatasi permasalahan sosial melalui bantuan-bantuan sosial yang disalurkan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan.
Mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan melakukan dakwah lapangan untuk mengamalkan ajaran KH. Ahmad Dahlan. Para mahasiswa dibimbing oleh salah satu dosen pengampu mata kuliah Kemuhammadiyahan yaitu Bapak Abdul Halim Sani, S.Sos., M.Kesos untuk dapat melaksanakan kegiatan pemberdayaan. Dalam kondisi pandemic yang menyebabkan semakin sulitnya ekonomi membangkitkan semangat para mahasiswa untuk turun ke lapangan membantu kaum dhuafa yang membutuhkan.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu kelompok mahasiswa yang terdiri dari Priyatin, Riska Dwi, dan Salsabila Ayudina.
Kelompok mahasiswa ini membantu Ibu Sulis seroang pemulung yang bertempat tinggal di Tambun Selatan, Bekasi. Ibu Sulis tinggal bersama suaminya yang juga merupakan pemulung dan kedua anaknya yang masih bersekolah. Anak pertama Ibu Sulis duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan anak keduanya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penghasilannya hanya bekisar 20-30 ribu perhari. Ibu Sulis mengaku dengan penghasilannya terkadang tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Sebenernya ya engga cukup tapi ya gimana di cukup-cukupin aja sih buat kebutuhan sehari-hari”, ungkap Ibu Sulis.
Namun, saat kondisi covid Ibu Sulis mengaku sering diusir ketika mengambil sampah di perumahan sehingga berdampak kepada penghasilannya yang semakin berkurang. Pencairan dana bantuan dilakukan secara online melalui media sosial dan kepada rekan dan saudara yang terdekat.
Bantuan yang kelompok mahasiswa ini berikan adalah berupa bahan sembako dan bahan untuk berjualan gorengan yang nantinya dapat memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga Ibu Sulis agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.