Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sinis Soal Penguatan Kebangsaan

5 Juli 2022   00:02 Diperbarui: 5 Juli 2022   00:32 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar lima tahun lalu ada sebuah gerakan yang menggelorakan Pancasila dengan menyuarakan kalimat khas yang kurang lebih berbunyi: Nama saya X, saya Indonesia, saya Pancasila. Tidak kurang seorang Presiden Republik Indonesia juga mengucapkan hal serupa dengan berujar " Saya Jokowi, saya Indonesia, saya Pancasila"

Dalam rekaman klip singkat di media sosial Instagram Presiden mengatakan lebih lanjut " Pancasila itu jiwa dan raga kita. Ada di aliran darah dan detak jantung kita, perekat keutuhan bangsa dan negara," kata Presiden Joko Widodo dengan menggunakan tagar #Saya Pancasila. Tagar yang membawa roh penguatan kebangsan itu dipakai puluhan ribu kali.

Klip itu bisa kita dengarkan berulang kali sampai sekarang. Tak hanya Presiden RI, hal yang sama juga dilakukan oleh para menterei dan beberapa tokoh nasional. Artis juga dilibatkan.

Beberapa kalangan menyebut bahwa gerakan itu sangat penting karena seperti mengingatkan kita tentang Indonesia dan keberadaan kita di negara ini sekaligus gerakan ini dianggap untuk melawan arus perlawanan yang semakin nyata

Apa arus perlawanan itu?

Seorang ilmuwan nasional bernama Syamsuddin Haris mengatakan bahwa pada saat ini (mengarah pada decade ini) ada kelompok-kelompok radikal yang ingin membatalkan apa yang sudah disepakati oleh pendiri bangsa. Kesepakatan itu mewakili nyaris semua kalangan dan golongan di Nusantara.

Menurutnya Pancasila sebagai filosofi bangsa yang sudah disepakati bersama itu memang terancam sebagai ideologi bangsa. Ancaman ini sangat serius.  " Gerakan #Saya Pancasila perlu terus dilakukan dalam jangka pendek. Jika tidak, kelompok-kelompok yang menamakan diri Bela Agama atau Bela Islam akan menganggap Pancasila itu tidak penting dan mungkin digantikan oleh yang lain", katanya.

Dan benar saja, meski gerakan itu sudah dikaji dan didukung dengan baik oleh masyarakat, ada saja yang bersikap sinis soal ini. Di media sosial banyak yang menyatakan bahwa sebaiknya Indonesia menerapkan Pancasila menggunaka system islam agar nilai-nilai Pancasila dapat terwujud dengan baik dan benar. Bahkan beberapa pemilik akun menyatakan : "Pancasila. Ketuhanan yang maha esa. Artinya esa apa? Satu. Kalau Tuhan nya lebih dari satu Pancasila bukan?

Upaya untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi transnasional yang kini memang sudah masuk sejak satu decade lalu itu memang jangan dianggap remeh. Coba tengok bagaimana dunia Pendidikan kita dimana para mentor (guru) secara tak dinyata sudah terpikat dengan ideologi ini alih alih adalah perintah agama dan itu dianggap benar. Karenanya upaya untuk melawan ideologi ini memang adalah upaya untuk meningkatkan kewaspadaan.  

Jangan sinis untuk setiap upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk penguatan kebangsaan. Sangat sedikit bangsa yang bertahan dengan system kekhilafahan bahkan upaya ISIS untuk mewujudkan itu juga gagal total. Pancasila adalah yang terbaik bagi bangsa kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun