Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hargai Ideologi dan Maju Bersama

1 Oktober 2020   05:12 Diperbarui: 1 Oktober 2020   05:20 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang, beberapa orang membandingkan Indonesia dengan Malaysia, atau dengan Singapura. Entah karena prestasi ekonominya, atau budayanya.

Malaysia memang seiris dengan kita terutama karena bahasa Melayu yang kita pakai. Melayu memang bukan suku mayoritas atau bahasa mayoritas. Namun bahasa melayu tidak punya tingkatan terapan, sejajara dan tidak membedakan kelas, sehingga bisa nyaman dipakai oleh banyak kalangan. Ini berbeda dengan Jawa atau Bali atau beberapa bahasa daerah yang punya tingkatan dalam tujuan pemakaiannya.

Malaysia punya beragam etnis selain Melayu yaitu India, Dayak (di beberapa negara bagian yang terletak di Kalimantan), Arab dan China. Meskipun begitu suku bangsa di Malaysia tidak seberagam Indonesia. Wilayah Malaysia juga relative lebih kecil dibanding Indonesia.

Sedangkan Sigapura adalah negara terkecil di kawasan Asia Tenggara tapi punya tingkat pendapatan tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi dari Malaysia dan Indonesia.  Singapura hnya punya penduduk sekitar tiga juta saja. Malaysia punya mayoritas budaya yaitu China, selain juga ada India, Arab dan Melayu.

Melihat tiga negara ini sebagai contoh, kemudian pertanyaan yang timbul adalah : Pengelolaan negara Singapura yang punya penduduk sedikit, wilayah kecil dan mayoritas budayanya tunggal, lebih mudah sehingga bisa dengan cepat makmur ? Sedangkan Indonesia yang ratusan kali lipat beragam, juga soal jumlah penduduk yang membeludak, lebih susah diatur sehingga juga susah makmur ?

Disinilah sebenarnya letak 'nilai' Indonesia itu. Malah mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohammad pernah berujar bahwa ; tidak gampang mengelola negara majemuk seperti Indonesia. Karena selain wilayah yang terpisah-pisah, budayanya juga bermacam-macam. Ada sekitar 250 budaya (etnis) yang terdapat di Indonesia dengan bahasa lokal yang berbeda-beda juga. Kemajemukan sebuah negara harus berhadapan dengan nilai-nilai (adat ) yang tentu juga banyak. Di negara manapun, nilai yang bergabung sambung-menyambung di dalam satu budaya, akan menjadi ideologi.

Dari sisi inilah Pancasila ditemukan oleh bapak bangsa kita dan kemudian menjadi ideologi bangsa yang menjaga kita dari berbagai macam ancaman. Bahkan dua dekade ini kita diperhadapkan dengan ideologi transnasional yang terus menerus mengacaukan pemahaman generasi muda.

Mengingat ini semua, sudah selayaknyalah kita menghargai dan menjaga agar bangsa dan negara ini tetap tegak berdiri dengan dasar Pancasila, sesuai dengan cita-cita dan consensus bersama saat merdeka. Dengan begitu kita akan ringan untuk maju bersama ****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun