Pernah membayangkan gak, jika guru dari anak kita mengajarkan hal-hal yang tidak seharusnya diajarkan untuk mereka ? Mereka mengajarkan itu bukan karena kurikulum memungkinkan itu, tapi karena kecenderungan sekolah atau guru secara pribadi.
Semisal pendidikan sex sebelum waktunya. Atau ajaran kekerasan (radikal) Â dalam beberapa bentuk ? Banyak dari mereka mengajarkan hal yang seharusnya tak mereka ajarkan bagi murid. Dua kemungkinan ini banyak terjadi di banyak sekolah atau banyak guru di dunia. Di Timur Tengah, di Asia, Eropa, Australia dan lain-lain, termasuk Indonesia.
Selain pada pendidikan, ajaran-ajaran menyimpang atau tidak seharusnya juga banyak dilakukan oleh penceramah agama di banyak negara. Mereka mengajarkan hal-hal menyimpang dari ajaran agama itu sendiri. Atau bisa juga tidak sesuai dengan komitmen bersama antara negara dan agama yang ada di negara itu. Ini bisa dilakukan oleh penceramah agama di masjid, di gereja dan beberapa tempat ibadah lain.
Untuk agama Islam, ada beberapa negara yang menerapkan regulasi ketat bagi penceramah. Artinya mereka punya standar tertentu agar penceramah itu bisa mentransfer ilmu agama kepada umat dengan koridor-koridor yang sudah disepakati antara agama dan negara.Â
Atau bisa juga negara tersebut sudah menetapkan standar-standar tertentu sehingga pohak penyelenggara agama menyesuaikan dengan itu. Hal ini dimaksud agar keduanya tidak bertentangan atau saling menegasikan, sehingga penyelenggaraan negara bisa lancar dan baik karena pihak agama membantu.
Negara-negara yang menerapkan standar tertentu adalah Mesir, Tunisia, Aljazair, dan Arab Saudi. Seorang dai di Arab Saudi harus punya sertifikat jika hendak berceramah. Begitu juga Mesir dan negara-negara yang disebutkan di atas yang kebanyakan merupakan negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
Bagaimana dengan Indonesia ?
Di Indonesia sendiri diharapkan agar standarisasi itu segera diberlakukan. Banyak Dai dan mubaligh sebaiknya bersertifikat sehingga bisa memberikan ceramah agama dengan baik. Hal ini penting untuk menjaga marwah Islam itu sendiri yang merupakan agama Rahmatan lil Amalin; yaitu agama yang mewujudkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Menjaga agar Islam yang sebenarnya adalah agama yang damai dan indah.
Begitu juga para dai dan mubaligh harus mencerminkan rahmatan lil alamin; dai yang penuh damai, rahmat dan indah. Dengan begitu baik umat muslim maupun non muslim dapat melihat keislaman dengan benar.