Mohon tunggu...
risda yani
risda yani Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa di Universitas Halu Oleo Kendari jurusan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Disetiap Moment Selalu Ada Hikmah Terselip

4 November 2014   12:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu seperti biasa aku pulang dari kampus dengan berjalan kaki. Perjalanan pulang dari kampus yang tanpa disadari dari alunan langkah - langkahku terbesit dalam pikiran bahwa beberapa menit yang lalu aku menyaksikan suata moment yang menyadarkan diri ini. “Yang kamu alami tadi sebenarnya kesalahanmu sendiri, maka dari itu jangan tergesa-gesa dalam bertindak agar kamu tidak salah jalan” pikirku dalam hati setelah mengingat kejadian yang menimpaku di kampus tadi. Ah, aku sangat malu jika mengingat kejadian itu. Ingin rasanya kubuat jalan baru, agar tidak lagi berpapasan dengan si Dia. Tapi, itukan satu-satunya jalan yang bisa dilewati. Ya sudahlah, lupakan, jangan biarkan dirimu kacau hanya karena hal seperti itu. Jadikan itu sebagai pelajaran buatmu, agar lebih hati-hati dalam berjalan. Untung tadi ga ada shootingan lambat, terus muncul love-love, kemudian tumbuh deh virus-virus merah jambu.. (hehe.. adegan sinetron kali yee) ^_^..

Setelah aku memikir kebelakang lagi ada hal yang menginspirasi diri ini, bukan cuma menginsipirasi tapi lebih tepatnya menyindir. Lantunan Qalamullah yang di lantunkan oleh seorang pemuda yang ada di mushollah tadi seakan membentak diriku. Betapa tidak akhir-akhir ini aku jarang membuka alqur’anku, akibat terlalu memikirkan urusan dunia yang sebenarnya itu sia-sia. Muncul tekad dalam hati untuk lebih sering dan sering lagi membaca dan berusaha untuk menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat suci al-Quran.

Langkah-langkahku semakin ku nikmati, aku sengaja lewat di jalan yang tidak biasanya dilewati setiap harinya aku dan teman-temanku ke kampus ataupun pulang dari kampus. Aku suka melewatinya karena ketika sore hari jalan itu sangat teduh. Aku menyusuri lorong-lorong kecil itu. Disamping kiri dan kanan di penuhi dengan rumah-rumah megah dikelilingi pagar yang kuat dan cukup tinggi. Namun menurutku itu seakan rumah kosong tak berpenghuni, pintu tertutup rapat, hanya mobil pribadi yang menjadi penghias halaman selain bunga-bunga indah yang mengelilinginya. Dalam hati berkata “ngapain sih bangun rumah segede ini, mending di infakkan saja sebagian uangnya,” tetapi begitulah pendapat dan keinginan orang memang berbeda-beda. Terlihat pohon -pohon hijau menaungi halaman-halaman rumah megah itu, aku cuma tergiur dengan buah dari pohon-pohon hijau itu, yah salah satunya buah mangga. Maha suci Allah yang telah menciptakan buah-buahan ini.

Langkah ini terus melajutinggal satu kali belokan lagi aku akan sampai di tempatku berteduh. Terlihat dari di kejauhan sana dua orang gadis yang sepertinya aku mengenal mereka, dan mereka pun sempat menoleh kebelakang, seakan memberi isyarat bahwa mereka juga seakan mengenalku. Namun langkah mereka tetap melaju aku pun juga begitu. Ketika mereka belok di sebuah lorong dan aku juga beranjak untuk melewati lorong itu, mereka menghentikan langkah, dan berhenti sejenak, terlihat senyum manis mereka, lalu mendekatiku dan langsung memanggilku dengan sebutan “kakak” dari salah seorang di antara mereka, menyapaku seraya menyodorkan tangan mereka kepadaku untuk bersalaman. Aku sempat bingung siapa mereka. Melihatku seperti itu, mereka memperkenalkan diri bahwa mereka adalah yang pernah ikut mentoring d musholah. Ternyata mereka adik-adik yang pernah berbincang-bincang denganku dimushollah. Aku tersenyum dan merasa tidak enak kepada mereka. Astghfirullah aku ini pelupa sekali. Sayapun mengira mereka anak dari Fakultas Teknik padahal dari Fakultas MIPA. Fakultasnya saja aku sampai lupa. Obrolan kecilpun tak terelakkan, namun karena hari sudah semakin sore dan mereka pun terlihat sangat kelelahansetelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari kampus, mereka pun pamit, subhannallah pertemuan yang lagi-lagi membuatku terhentak. Ukhuwah yang terjalin karena Allah dalam naungan kasih sayang-Nya, insyaallah akan tetap terjaga. Walaupun kadang perpisahan yang membuat kita sempat lupa dengan mereka, tetapi hati ini insya allah tidak akan lupa dengan momen-moment itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan akupun begitu,, namun satu hal yang kusesali, kenapa aku tidak menanyakan nama mereka, aku berdoa semoga bisa berjumpa dengan mereka di lain kesempatan sehingga bisa menanyakan nama mereka.

Kakiku terus melangkah hingga tanpa kusadari, aku sudah berhadapan dengan pintu gerbang diasramaku. Ahamdulillah akhirnya sampai juga. Entah sudah berapa kejadian yang saya pikirkan sepanjang perjalanan pulang sore ini, yang pasti semua kejadian yang saya alami hari ini selalu ada hikmah yang terselip.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun