Mohon tunggu...
Risda Putri Indriani
Risda Putri Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai! Panggil saya Risda !
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biologi - Pendidikan - Islam Mahasiswa Pendidikan Biologi-UNJ

Selanjutnya

Tutup

Film

Review: Sebelum Pagi Terulang Kembali

22 November 2021   06:11 Diperbarui: 22 November 2021   06:11 2616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Corruption/Blue Diamond

Sebelum Pagi Terulang Kembali merupakan film yang disutradarai oleh Lasja Fauzia Susatyo tahun 2014. Pemeran dari film ini yaitu Alex Komang, Teuku Rifnu Wikana, Adinia Wirasti, dll. Film ini sudah menerima penghargaan seperti piala citra untuk pengarah sinematografi terbaik dan piala maya untuk desain poster terpilih. Film ini mengandung cerita yang penuh makna mengenai peristiwa terjadinya korupsi, sehingga layak untuk diulas. Seorang pejabat pemerintah (Yan) merupakan seseorang yang jujur dan lurus. Namun, rintangan yang dihadapi Yan adalah anaknya sendiri yang meminta "jatah" proyek pembangunan sehingga menyebabkan jatuhnya reputasi Yan.

Secara tersirat, film ini mengungkapkan beberapa alasan seseorang melakukan tindakan korupsi. Pertama, adanya kebutuhan. Satria, sang tokoh utama merasa iri dengan kakaknya yang dianggap sebagai anak emas. Untuk itu, Satria ingin membuktikan kemampuannya dibidang kontruksi ke orang tuanya. Kedua, adanya niat. Satria mengetahui ada peluang tender pembangunan empat pelabuhan di kantor ayahnya. Ketiga, adanya kesempatan. Satria membujuk ayahnya untuk meloloskan tender itu untuk diberikan kepadanya, namun ayahnya menolak. Walaupun begitu, ada temannya yang membantu Satria untuk mendapatkan tender itu dengan cara yang licik, dengan cara menyogok seseorang agar tendernya bisa diberikan ke Satria.

Selain itu, dibeberkan pula modus sesorang ketika melakukan korupsi yang ditandai dengan : (1) Satria menginginkan tender pembangunan, dan mencoba membujuk ayahnya. Tetapi karena ayahnya menolak, akhirnya Satria memilih jalan lain. (2) Satria dibukakan peluang untuk memenangkan tender dengan cara yang tidak baik dari temannya. (3) Satria yang sudah dibukakan peluang, mencoba membuka peluang lainnya dengan cara yang tidak baik seperti memberi uang kepada orang dalam perusahaan. (4) Satria tidak melakukan hal itu sendirian, tetapi bersama Firman (kakaknya Satria). Firman dijadikan alat untuk menyalurkan uang kepada orang yang mau membuka jalan bagi Satria.

Walaupun begitu, ayah dan ibu Satria adalah pejabat yang jujur dan lurus. Mereka tidak mau disogok ataupun melakukan korupsi. Alasannya karena mereka menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kebenaram, Yan adalah orang yang anti suap, walaupun yang dihadapinya adalah anaknya sendiri. Mereka mempunyai rasa malu dan enggan untuk melakukan korupsi. Setelah mengetahui Satria memenangkan tender, dan merasa curiga akan hal itu, Yan merasa malu dan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Yan dan Ratna mempunyai rasa kesederhanaan. Kesederhanaan dapat dilihat dari tokoh Ratna yang merasa tidak perlu dibelikan mobil baru, karena merasa mobil lamanya masih bagus. Terakhir, mereka tidak menyalahgunakan kekuasaan. Ratna enggan memakai supir suaminya karena supir suaminya merupakan supir kantor.

Film ini menjadi rekomendasi untuk ditonton karena mengandung nilai-nilai anti korupsi. Film ini menceritakan bagaimana awal kisah seseorang menjadi koruptor, bagaimana korupsi bisa terjadi, bagaimana cara mentransfer uang kepada sesama koruptor, menceritakan siapa saja yang akan terkena dampak dari perbuatan tersebut, mengajarkan untuk selalu membela kebenaran dan kejujuran, mengajarkan tentang anti suap dan anti korupsi dan mengajarkan tentang kesederhanaan, rasa malu dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.

Namun film ini juga mempunyai beberapa kekurangan, seperti tidak adanya institusi pemberantasan korupsi lain seperti polri, hakim dan kejaksaan. tidak menjelaskan bagaimana dengan koruptor yang kabur ke luar negeri karena ketahuan korupsi, tidak menjelaskan bagaimana cara untuk menyadarkan koruptor yang sudah terlibat korupsi, dan tidak adanya contoh hukuman yang benar-benar pantas untuk koruptor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun