Ternyata mencari pekerjaan di Korea selatan nggak semudah di Drama Korea Lohh!
Hak Asasi Manusia adalah hak untuk setiap orang atau setiap manusia untuk berpendapat, hak yang didapatkan seseorang sejak lahir. Hak asasi manusia tidak dapat diambil atau diserahkan kepada orang lain karena hak yang dimiliki setiap manusia di seluruh dunia, tanpa memandang suku, bangsa, ras, agama, dan status sosial.
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang terkenal dengan tingkat operasi plastik yang cukup tinggi. Selama sepuluh tahun terakhir, Korea Selatan telah menduduki peringkat sebagai salah satu negara teratas untuk wisata bedah plastik di Asia.
Korea Selatan memiliki tingkat operasi plastik per kapita tertinggi, menurut sebuah makalah tahun lalu di jurnal medis Aesthetic Plastic Surgery. Sebelum Covid-19 melanda, Korea Selatan menarik ribuan turis operasi plastik setiap tahunnya. Namun, melansir The Washington Post, Korea Selatan bukanlah negara dengan jumlah praktisi operasi plastik terbanyak di dunia. Negara ini menempati posisi kelima, dengan lebih dari 2.500 dokter spesialis operasi plastik pada tahun 2019, menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery.
Dikabarkan bahwa di Korea selatan cukup sulit untuk mencari pekerjaan jika tidak good looking atau perparas cantik dan tampan, oleh karena itu banyak diantaranya warga di korsel itu melakukan operasi plastik agar mudah mendapatkan pekerjaan. Tak heran jika penampilan yang ‘sempurna’ paling utama dan paling segala-galanya di Korea karena akan menentukan kesuksesan dalam kehidupan mereka. Jadi kalau ada warga negaranya yang tidak memenuhi standar kecantikan pasti akan dibully dan mendapatkan diskriminasi.
Korea Selatan merupakan Negara pekerja, hanya sekitar 9% penduduk korea selatan yang berumur di bawah 29 Tahun yang menjadi pengangguran (data 2015). Tak heran jika orang-orang Korea Selatan sangat kompetitif dalam bekerja karena bekerja merupakan hal wajib baik wanita sekalipun. Perusahaan pun dengan mudah mendapat pelamar yang berkompeten sehingga standar fisik kemudian menjadi penilaian utama bagi perusahaan. Diskriminasi, bisa dibilang seperti itu.
Dengan artian seseorang yang tidak Goodlooking akan sangat sulit walaupun hanya sekedar mendapat panggilan interview. Maka jalan pintas biasanya di ambil, apalagi kalau bukan operasi plastik. Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Korea baru-baru ini juga mempelajari 3.500 pelamar kerja dan menemukan bahwa rata-rata dari mereka mendapat setidaknya empat pertanyaan "diskriminatif", termasuk pertanyaan tentang usia, penampilan, gender, wilayah kelahiran, status perkimpoian, agama, catatan layanan militer dan kehamilan.
Di Korea untuk melakukan operasi plastik tersebut sudah ditawarkan sejak mereka masih remaja, baik hanya operasi hidung, dagu atau yang lainnya. Masyarakat Korea cenderung memiliki standar kecantikan yang cukup tinggi dan sangat spesifik, bahkan sampai ke bentuk tubuh ataupun bentuk wajah.
Berikut standar kecantikan di Korea:
• Kulit: harus putih dan halus seperti porselen, juga harus lembab dan terlihat bersinar.
• Wajah: bentuk rahang harus V-line (segi tiga), tulang hidung harus cukup tinggi tapi cuping harus lancip enggak boleh besar.
Mata harus bundar dan punya dua kelopak mata, alis lurus dan kening yang agak menonjol.
• Tubuh: berbentuk S-line (punya lekuk), kurus dan pinggang kecil tapi bokong dan payudara harus berisi (tapi enggak boleh terlalu besar) lalu kaki harus langsing dan panjang.
Dari hal diatas berlaku untuk laki-laki atau perempuan harus good looking jika ingin mendapatkan pekerjaan dan kesuksesan dalam hidup. Ada pernyataan dari orang Korea yang sudah pindah ke Indonesia yaitu Lee Jeong Hoon, ia memberikan pernyataannya Terkait Cara Dapat Pekerjaan di Korea Selatan, dilansir dari akun Instagram @insta_nyinyir pada Rabu (2/2/2022), Lee menyebut bahwa menghadiahkan operasi plastik adalah hal yang lazim di sana.
