Mohon tunggu...
Risa Anggraeni
Risa Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Financial

Terseret Dampak Pandemi, Pedagang Keliling Lauk Asakan Alami Kerugian hingga Merangkap Menjadi Penjual Pakaian

20 April 2021   19:59 Diperbarui: 22 April 2021   12:23 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceu Alit saat melakukan kegiatan berjualan makanan, Senin (12/04/2021)

BANDUNG, KOMPASIANA.COM  - Omset pedagang keliling lauk asakan, Euis Komala (60) atau akrab dengan panggilan Ceu Alit warga Kota Bandung,  menurun drastis selama pandemi Corona (Covid-19). Demi bertahan hidup selama pandemi, pedagang keliling yang menjajakan dagangannya ke setiap rumah tersebut putar roda ekonomi hingga menjual pakaian setiap hari minggu untuk menambah penghasilan.

 Ceu Alit telah melakukan usahanya sebagai pedagang keliling ini selama 20 tahun. Beliau menjual berbagai macam olahan lauk pauk bungkusan siap saji seperti tumis kangkung, oseng paru, pindang, dll. Beliau mengungkapkan baru kali ini mengalami kerugian dan penurunan omset yang drastis semenjak adanya pandemi Corona (Covid-19).

"Setelah ada corona sih pendapatan saya jadi menurun drastis. Biasanya dulu sebelum ada corona, pendapatan saya bisa mencapai Rp.600.000/hari. Tapi setelah ada corona paling besar dapat Rp.200.000/hari, bahkan pernah waktu itu saya hanya mendapat Rp.70.000/hari. Itupun belum bersihnya dan banyak masakan yang tidak laku jadi basi." Kata Ceu Alit saat diwawancara Senin (12/04/2021) Pagi.

Merasa pendapatannya kurang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi selama pandemi ini, beliau akhirnya merangkap dagangannya dengan menjual berbagai jenis pakaian setiap hari minggu dengan berkeliling ke rumah tetangga dan ke komplek-komplek. Kegiatan menjual pakaian ini mulai dilakukan semenjak adanya pandemi Corona (Covid-19) sebagai ladang penghasilan tambahan.

"Ya lumayan lah pendapatan dari jual pakaian ini karena saya tidak pakai modal, jadi yang masuk ke kantong sudah bersih. Saya mengambil barang dari teman saya yang jualan dipasar, terus saya jual keliling. Tapi kalau jual pakaian ini hanya setiap hari minggu saja, kan kalau hari-hari biasa saya jual makanan bungkus." Jelasnya.

Ceu Alit saat melakukan kegiatan menjual pakaian, Minggu (11/04/2021)
Ceu Alit saat melakukan kegiatan menjual pakaian, Minggu (11/04/2021)

Beliau mengaku sebagai pedagang keliling mengalami kesulitan dalam menjual dagangannya. Terlebih saat awal berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Setelah ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada saat itu, beliau tidak bisa menjual dagangannya ke dalam komplek karena dijaga ketat oleh satpam dan tidak bisa masuk sembarang orang.

Beliau juga mengaku sempat cemas jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan dalam jangka waktu panjang, karena pasalnya berdagang keliling ini sudah menjadi mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. 

"Saya setiap hari jualan dari pagi sampai jam 12 siang. Kelilingnya tidak jauh hanya di sekitaran Lio dan ke komplek-komplek. Tapi semenjak ada corona ini, jualan ke komplek juga agak susah karena dijaga ketat oleh satpam apalagi pas masih PSBB tidak bisa masuk sembarangan. Tapi alhamdulillah sekarang sudah bisa lagi masuk ke komplek-komplek asal mengikuti protokol kesehatan." Katanya.    

Namun meskipun demikian, kali ini hasil dari berjualan keliling ke komplek-komplek tidak malah meningkat. Beliau mengatakan bahwa sekarang dagangannya kurang diminati karena orang-orang komplek lebih khawatir tertular virus Covid-19, sehingga tidak membeli makanan sembarangan dan memilih untuk masak sendiri di rumah. Kekhawatiran itulah yang membuat beliau kehilangan pelanggan hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun