Mohon tunggu...
Risa Ananda pratiwi
Risa Ananda pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis and blog pribadi

Time is precious, waste it wisely.✨ Waktu adalah segalanya di masa ide kreatif mu muncul di benahmu⌚🧠

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelang Tak Bertuan Part 2

18 Oktober 2021   13:26 Diperbarui: 18 Oktober 2021   13:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ucapan nenek itu terasa menjanggal di hati seorang gadis, mengapa nenek itu hanya mengucap. "Hanya dirinya dan diriku yang tahu..


Hingga suatu ketika gelang itu hanya di letakkan di sebuah toko nya sendiri. Gadis itu melirik betapa menariknya manik-manik yang terangkai di sebuah lingkaran dengan ukuran yang kecil seakan ukuran tangan anak bayi.


Gadis itu bergegas menemui anak kecil yang pernah ia temui di taman, kemarin. Dua jam berlalu anak kecil itu belum datang juga. Daun-daun mulai berguguran dari pohon yang tertiup angin yang kencang.


Hari menjelang sore, gadis ini merasa bosan dan hampir ingin meninggalkan tempat itu..
Saat ia berdiri dari tempat duduk dan berbalik arah menghadap ke belakang persis ketika anak kecil kemarin datang Memarahinya. Dan itu terjadi kembali kepada nya.


"Hai, kakak!! Seneng banget ada di taman ini..."
"Akhirnya kamu datang. "
"Ada apa. "
"Aku ingin berbicara kepada mu. "
"Tentang apa. "
"Nenek yang ada di toko kemarin, itu kok menyinggung tentang gelang ke kamu dan aku. "
"Ouh, itu. Nenek itu sebenarnya sangat kesepian kak, di tinggal dengan keluarga nya dan cucu tercinta..
"Kok bisa. Apa Salah nenek itu? Kasihan sekali, seharusnya nenek itu di asuh dengan keluarga nya. Jangan di biarkan sendirian, karena sudah tua harus didampingi."
"Yaa, gitu. Kakak mau kesana lagi tidak bertemu dengan nenek itu?. "
"Emm, boleh. Kamu temanin aku lagi ya. '
" Ya elah. Kak, aku capek abis kerja di halte. Eh malah kakak nambah beban aku. Ekhemm, ongkos nya donk. "
"Minta bantuan aja, harus ada ongkir gitu, Oke oke segini cukup."
"Hah, 5000 emang aku anak bocah. "
"Emang kenapa kurang dek. "
"Aku ini anak jalanan yang mencari nafkah. Berilah aku uang lebihan untuk kebutuhan diriku dan adikku. "
"Ouh, begitu, yaa. Ku pikir kamu itu anak yang seperti biasanya. "
"Enggak kak,.. "

Sekian lama mereka menceritakan kisah nyata sang anak jalanan itu. Hingga mega merah muncul di langit berwarna jingga,
"Sudah magrib kak, yukk shalat berjamaah di masjid. Setelah dari situ akan ku antar kakak ke tempat nenek itu. "
"Oke yukk. "


Perjalanan kami berlanjut ke masjid yang tidak jauh dari taman bunga yang indah. Ketika masuk masjid, gadis itu melihat ke atas langit-langit dengan wajah kagum pada bagian tempat mimbar saat muadzin mengumandangkan adzan. Ciri khas dari masjid tersebut terlihat jelas pada ornamen yang berbentuk kaligrafi, hingga mereka setelah selesai sholat di masjid, kemudian anak tersebut menyinggung gadis itu... 

"Kak, yuk kita ke toko punya nenek itu? "
"Oke, tunjukkan jalan nya lagi yaa dek. "
Mereka meniti jalan berdua sampai ke sebuah toko tua yang jarang sekali pembeli datang dan  disitu sudah ada seorang nenek tua yang duduk di kursi goyang sambil menjahit kaos kaki rajut buatan dirinya.


Dengan sopan dan santun gadis itu menyapa nenek tersebut..
"Assalamu'alaikum, nek.. "
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Siapa itu? " Nenek tua tersebut hanya membalas yang menimbulkan pertanyaan.
"Ini saya nek, yang kemarin mengunjungi nenek. "
"Oh masih kamu.. Ada apa kamu kesini, aku tidak mau kedatangan orang yang membuatku sakit hati lagi. "
"Tenang nek, aku tidak akan menyakiti nenek."
"Lantas, kenapa kalian datang kesini.. Pergi!!!. "
"Kak, mendingan kita pergi yuukk, aku takut. "
"Nek, disini kami akan membantu nenek mencari Keluarga nenek.. "
"Gelang ini sudah menemani saya.. Gelang ini adalah kenangan dari anak saya. Jadi saya tidak perlu bertemu mereka, mereka sudah membuatku sakit hati. "

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun