Mohon tunggu...
putrisalsa
putrisalsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

In peace we believe, in chaos we live.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keamanan Lingkungan

28 Oktober 2021   22:01 Diperbarui: 28 Oktober 2021   22:07 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan Global Menjadi Ancaman Keamanan yang Perlu Mendapat Penanganan Serius dan Konsisten dari Seluruh Dunia

Perspektif pluralisme dan konstruksivisme melihat isu-isu keamanan secara lebih luas, mendalam, dan bervariasi dibandingkan fokus realisme yang menekankan ancaman keamanan hanya pada aspek milter dan fokus interaksi hanya antar aktor negara-negara.. Perspektif juga melihat tampilnya aktor-aktor non-negara (non-state actors) yang jamak dalam hubungan internasional seperti MNCs (Multinational corporations), IGOs (integovernmental Organizations seperti UE, ASEAN, PBB), kelompok-kelompok penekan (pressure groups), kelompok teroris, hingga perseorangan atau individu. 

Isu-isu ancaman keamanan mulai merambah pada apek non-militer dan konsep keamanan ini dikenal sebagai non-traditional security (NTS) atau keamanan non-tradisional. Ancaman keamanan lingkungan hidup (environmental security) menjadi salah satu isu yang dikaji dalam keamanan non-tradisional.

Penulis menemukan berbagai ancaman keamanan terhadap lingkungan hidup baik dari dunia maya maupun yang terjadi di lingkungan sekitar. Ancaman terhadap lingkungan alam dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok golongan individu baik berupa kerusakan yang disengaja maupun yang tidak sengaja (secara tidak sadar melakukan kesalahan dan mengakibatkan kerusakan pada lingkungan alam).

Ancaman terhadap keamanan lingkungan hidup memiliki dampak serius karena dapat mengancam semua individu dari berbagai level konsep keamanan seperti keamanan bagi manusia (human security), keamanan nasional (national security), keamanan regional (regional security), hingga keamanan internasional atau global (international security). Salah satu ancaman keamanan lingkungan hidup yang perlu mendapat perhatian besar yaitu pemanasan global atau Global Warming.

Sejak akhir abad ke-19, rata-rata suhu permukaan bumi meningkat sekitar 1,62 derajat Farenheit atau sekitar 0,9 derajat Celcius. Meningkatnya suhu bumi mengikutsertakan berbagai bencana alam seperti perubahan iklim, kebakaran hutan, gunung es mencair, permukaan air laut yang meningkat, dan permasalahan lingkungan lainnya. Isu lingkungan hidup mulai mendapat perhatian serius dari berbagai negara dikarenakan beberapa masalah lingkungan hidup bukan hanya persoalan bagi satu negara, tetapi juga dapat menjadi masalah global. Meskipun masalahnya berada di tingkat lokal, dampak yang ditimbulkan dapat dialami lintas negara dan menimbulkan ancaman keamanan yang serius bagi manusia.

Faktor utama penyebab pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Elemen gas yang merusak lapisan ozon diantaranya seperti karbon monoksida, karbon dioksida, freon, nitrogen dioksida, dan methana. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia seperti penggunaan karbon monoksida dalam bahan bakar transportasi serta penggunaan freon pada AC dan produksi listrik lainnya.

Berdasarkan protokol Kyoto, jenis gas rumah kaca yang terdapat di atmosfer antara lain karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrat oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorocarbons (PFCs), dan sulfur heksafluorida (SF6). Dari jenis gas-gas tersebut, yang paling banyak kandungannya di atmosfer ialah CO2. Sementara faktor terbesar dalam peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh kegiatan industri yang semakin masif terutama pasca revolusi industri. Modernisasi dan industrialisasi memicu eksploitasi sumber daya alam secara masif.

Sumber daya alam menjadi hak bagi manusia yang berusaha memperolehnya. Akan tetapi, ketika pelaku eksploitasi sumber daya alam tidak bertanggung jawab terhadap perbuatannya maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku merusak lingkungan alam. Sementara kerusakan pada lingkungan baik dalam skala kecil maupun besar dapat memiliki dampak yang besar bagi kehidupan manusia dan dapat menyebar dengan cepat.

Contoh perilaku tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan yaitu tidak melakukan penghijauan kembali atau reboisasi. Padahal, hutan merupakan komponen penting dalam menyumbang sebagian besar oksigen atau udara yang bersih. Selain itu, terdapat para oknum yang hanya mengambil keuntungan pribadi tanpa mempedulikan konsekuensi besar kedepannya. Mereka adalah pihak-pihak yang mengambil alih fungsionalisasi wilayah hutan menjadi lahan industri atau infrastruktur lainnya.

Menurut catatan National Oceanic and Athmospheric Administration (NOAA),  bulan Juli tahun 2021 merupakan bulan dengan suhu terpanas bumi sepanjang sejarah. Gabungan suhu daratan dan permukaan laut pada Juli 2021 lebih tinggi 0,93 derajat Celcius ketimbang rata-rata abad ke-20. Catatan ini menjadikan Juli 2021 sebagai bulan terpanas di Bumi sejak pencatatan suhu global dimulai 142 tahun lalu. Rekor ini merupakan bukti bahwa krisis iklim yang terjadi saat ini semakin memburuk dan perlu menjadi perhatian lebih serius lagi bagi seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun